Surabaya (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan visitasi (kunjungan) kelayakan pembukaan Fakultas Kedokteran di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Mulyanto Nugroho di Surabaya, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), penyediaan sarana prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya untuk memenuhi syarat dari Kemenkes RI.

"Empat tahun sudah penantian kami dalam mendirikan Fakultas Kedokteran, bisa dikatakan kami ini sudah terlanjur siap. Mudah-mudahan seluruh fasilitas yang disediakan sudah memenuhi syarat," ujar Prof. Nugroho, sapaannya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Untag Surabaya, dr. Poerwadi mengatakan pihaknya akan menyusun kurikulum pendidikan untuk menyiapkan calon dokter profesional yang mengatasi berbagai persoalan kesehatan, seperti infeksi, kebencanaan, dan kegawatdaruratan.

Baca juga: Untag Surabaya kukuhkan Slamet Suhartono jadi Guru Besar Ilmu Hukum

Baca juga: Untag Surabaya jalin kerja sama dengan RSUD Jombang


"Ini berkesinambungan dengan profil lulusan yang mereka akan diajarkan untuk menguasai pengetahuan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia tahun 2019, dan dilandasi oleh wawasan kebangsaan dan patriotisme," kata Poerwadi.

"Selain itu mereka harus mampu melakukan penelitian dan kewirausahaan di bidang kesehatan, sehingga bisa menjadi abdi masyarakat yang baik," ujarnya.

Sedangkan Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, drg Arianti Anaya mengungkapkan tiga isu besar di Indonesia yang harus diselesaikan. Antara lain, terbatasnya tenaga kesehatan, distribusi yang belum merata hingga kualitas yang belum standar nasional.

"Dilansir dari data dari WHO, perbandingan rasio dokter dengan jumlah penduduk di Indonesia 1 banding 1.000. Artinya, satu dokter melayani 1.000 penduduk. Artinya, Indonesia ini masih kurang sekali tenaga kesehatannya," ungkap Ari.

Ari menilai, optimisme Untag Surabaya sendiri membuahkan hasil yang baik. Sebab, Kemenkes RI percaya jika Kampus Patriot tersebut mampu mengisi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya di Indonesia Timur dan Tengah.

"Di Indonesia ini masih ada Puskesmas tanpa dokter. Karena Untag Surabaya ciri khasnya adalah patriotisme, kami berharap mahasiswa kedokteran lulusan Untag Surabaya nanti bisa menjadi dokter patriot yang mengisi kekosongan di Indonesia bagian Timur dan Tengah," ujarnya.

Ditambahkan Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan, Dra Oos Fatimah Rosyati, dirinya juga mendukung berdirinya Fakultas Kedokteran dan telah melakukan asesmen dokumen yang di submit Untag Surabaya.

"Untuk akreditasi dan pengampu sudah terpenuhi, hanya saja kurikulum perlu disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semesternya (RPS). Sehingga, ketika ada visitasi lagi semuanya sudah siap dan matang," katanya.*

Baca juga: Untag Surabaya raih Anugerah Instansi Inspiratif Cerdas Berkarakter

Baca juga: TGB Zainul Majdi minta mahasiswa Untag Surabaya jaga toleransi