Tokyo (ANTARA News) - Tim putri China memenangi Piala Uber untuk kelima kalinya secara beruntun setelah tanpa banyak kesulitan mengalahkan tim yang baru pertama kali maju ke final, Belanda, 3-0, pada final yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Sabtu siang waktu setempat. Di hadapan sekitar 2.500 penonton, tiga pemain tunggal China berhasil meraih kemenangan sekaligus memastikan tim China kembali memenangi Piala Uber untuk kelimakalinya secara beruntun sejak 1998 saat digelar di Hongkong. Ini bukan pertama kali bagi tim raksasa China menang lima kali berturut-turut, karena sebelumnya tim asal Negeri Tirai Bambu itu juga pernah memenangi trofi lima kali secara beruntun pada periode 1984-1992 sebelum tim Indonesia merebutnya pada 1994 di Jakarta. Sementara bagi Belanda, ini merupakan final pertama yang mereka capai setelah empat tahun lalu berhasil maju ke empat besar untuk pertamakalinya. Meski untuk pertamakalinya membela Belanda di final, pertandingan kedua pemain itu merupakan yang keduakalinya di final Piala Uber. Sebelumnya, saat masih membela Merah Putih pada final 1994, Mia Audina berhasil mengalahkan Zhang Ning dan membantu tim Indonesia memenangi Piala Uber Tanah Air. Pada final kali ini, peringkat satu dunia Zhang Ning menyumbang angka kemenangan pertama bagi Cina meski harus berjuang keras untuk mengalahkan rival kuatnya Mia Audina yang berhasil memaksanya bermain rubber-set. Mia yang sudah tertinggal pada set pertama 18-21, berusaha bangkit pada set kedua dan berhasil mengungguli lawannya pada awal set kedua, namun akhirnya terkejar oleh juara Olimpiade itu pada kedudukan 7-7 sebelum kedudukan berimbang hingga poin 19-19. Pemain asal Indonesia yang sekarang mengusung bendera Belanda itu akhirnya merebut dua angka terakhir untuk menang 21-19 dan memaksakan digelarnya set ketiga. Pada set ketiga, Zhang Ning unggul jauh 8-1 dapat dikejar pada kedudukan 13-13, 15-15, dan 16-16, tetapi setelah itu Mia yang saat ini menduduki peringkat lima dunia hanya mampu menambah dua angka sebelum akhirnya Zhang Ning menutup pertandingan dengan kemenangan 21-18, 19-21, 21-18. Kemenangan Zhang Ning tersebut memperbaiki rekor pertemuan dengan Mia menjadi imbang 5-5 dalam 10 pertemuan sejak 1997 setelah sebelumnya Zhang menang di Swiss Terbuka 2003, Kejuaraan Dunia 2003, Hong Kong Terbuka 2003 dan final Olimpiade 2004. Sedang Mia meraih kemenangan dalam pertemuan di Jepang Terbuka, Konica Cup, Thailand Terbuka 1997, serta Jepang Terbuka 2000 dan Swiss Terbuka2004. Poin kedua Cina diraih setelah peringkat dua dunia Xie Xinfang berhasil menjinakkan perlawanan tunggal kedua Belanda Judith Meulendijks 21-17, 21-8. Meski sempat melakukan perlawanan dan bahkan memimpin pada awal set pertama maupun kedua, peringkat 39 dunia, Judith, akhirnya menyerah pada juara dunia 2005 tersebut. Pemain yang baru pertamakali memperkuat tim Uber Cina, Jiang Yanjiao tidak membutuhkan waktu lama untuk menundukkan Rachel Van Cutsen sekaligus memastikan kemenangan tim Cina untuk kesepuluhkalinya dalam turnamen beregu putri dunia tersebut. Jiang Yanjiao hanya membutuhkan waktu 26 menit untuk menang 21-9,21-7 atas Rachel. Mengomentari kemenangan tersebut, manajer tim Cina, Li Yingbo mengaku bangga dengan timnya dan berharap setelah kemenangan kelima secara beruntun ini mereka mampu meraih kemenangan berikutnya.(*)