Banda Aceh, (ANTARA News) - Lokasi wisata alam, Air Terjun Lhoong, Aceh Besar, terlihat mulai hidup kembali, setelah hampir 30 tahun ditinggalkan pengunjung karena alasan keamanan akibat konflik bersenjata mendera Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Salah seorang warga Desa Lhoong, Basyari (42), kepada ANTARA di Banda Aceh, Sabtu (6/5), menyebutkan obyek wisata alam air terjun itu akhir-akhir ini terlihat setiap hari libur dipadati pengunjung, baik masyarakat lokal maupun warga asing. Warga negara asing (WNA), baik laki-laki mapun perempuan yang sedang melakukan misi kemanusiaan di Aceh, setiap hari libur menikmati keindahan wisata alam itu bersama teman-temannya dengan didampingi pemandu warga lokal. "Saya lihat, setiap hari libur, obyek wisata Air Terjun Lhoong itu tidak pernah sepi pengunjung," katanya. Menurut Basyari, ramainya kembali obyek wisata Air Terjung Lhoong mulai dirasakan setelah beberapa bulan ditandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) damai antara Pemerintah RI dan pimpinan GAM di Helsinki, 15 Agustus 2005. Sebelum lahirnya, MoU Helsinki, obyek wisata Air Terjun Lhoong yang dipagari pepohonan kayu besar dan berhutan itu tidak pernah lagi dikunjungi masyarakat, terutama karena khawatir keselamatannya . Dikatakannya, akhir-akhir ini, arus kunjungan masyarakat ke obyek wisata alam itu pada setiap hari libur selalu ramai, termasuk wisata keluarga dan anak-anak sekolah yang menjadikan kawasan itu sebagai tempat perpisahan. "Belum lama ini, perpisahan anak kelas III siswa Teuku Nyak Arief diadakan di lokasi wisata Air terjun Lhong," katanya. Sebelumnya, Pejabat Bupati Aceh Besar, H. A. Madjid AR, membenarkan arus kunjungan masyarakat ke mlokasi wisata di daerahnya semakin rami, bukan hanya wisata alam Air terjun, tetapi wisata bahari juga menjadi pilihan masyarakat. Wisata bahari di Aceh Besar yang sudah hidup kembali meliputi lokasi Lhoknga, Ujung Batee dan Lampuuk, namun pembenahannya belum dilakukan karena keterbatasan anggaran, sehingga alamnya terlihat belum ditata rapi setelah diterjang tsunami. "Untuk sementara ini, pemerintah daerah baru pada tahap penghijauan, sedangkan penataan prasarana dan sarana pendukung wisata bahari dan alam itu belum dilakukan," demikian Bupati Aceh Besar, H. A. Madjid AR. (*)