Seni mural berkonsep "Sentuhan Manusia" hadir di Terowongan Kendal
20 Desember 2022 14:44 WIB
Salah satu seni mural hasil kolaborasi antara inDrive dan Gardu House di Terowongan Kendal, Jakarta, Selasa (20/12/2022). ANTARA/Rizka Khaerunnisa.
Jakarta (ANTARA) - Penyedia transportasi daring inDrive berkolaborasi bersama Gardu House menghadirkan seni mural di Jalan Kendal, Jakarta Pusat, atau lebih dikenal dengan Terowongan Kendal dengan mengusung konsep #SentuhanManusia yang memiliki pesan ajakan untuk bebas dalam memilih dan memanusiakan teknologi.
Tema tersebut merupakan bagian dari inisiasi atau kampanye #SentuhanManusia yang dilakukan oleh inDrive. Melalui inisiasi ini, inDrive mengajak dan mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa mereka dapat terbebas dari belenggu algoritma untuk membuat keputusan sendiri.
“Dengan inisiatif #SentuhanManusia, kami ingin menggarisbawahi hilangnya elemen manusiawi saat berinteraksi dengan aplikasi di setiap hari kehidupan kita,” kata Creative Team Lead APAC inDrive Adrian Ho saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.
“Ketika kita menggunakannya, aplikasi (beserta algoritma di dalamnya) tidak begitu peduli tentang emosi kita, tidak ada empati. Tapi dengan teknologi kami, kami menyediakan kembali keleluasaan interaksi manusia, dan itulah yang dimaksud dengan #SentuhanManusia,” imbuh Adrian.
Baca juga: Underpass Cikokol Tangerang bakal berhias seni mural
Baca juga: "Street art" bisa jadi medium pesan efektif dalam gerakan sosial
Menurut dia, medium mural menjadi salah satu cara terbaik yang dapat mendorong masyarakat berinteraksi di ruang publik di tengah-tengah kesibukan dan keseharian mereka. Adrian mengatakan pada dasarnya misi inDrive adalah menyediakan kebebasan bagi pengguna untuk memilih layanan sesuai yang diinginkan.
Dalam kolaborasi ini, terdapat enam seniman lokal yang mengekspresikan gagasan mereka mengenai #SentuhanManusia menjadi suatu karya yang memenuhi dinding Terowongan Kendal. Keenam seniman yaitu Koma, Ezhafad, Yessiow, Cord5, Wacky, dan Ochigvra.
Art Director Gardu House Bima Chris menjelaskan bahwa enam mural yang masing-masing dibuat oleh masing-masing seniman menunjukkan gaya atau style yang beragam dan berbeda-beda, ada yang bergaya stensil, realis, hingga pop.
“Masing-masing artist diberi kebebasan sama inDrive untuk mengekspresikan karyanya dan style-nya dengan satu tematik yaitu #SentuhanManusia,” kata Bima.
Dia menambahkan durasi pembuatan seni mural tersebut memakan waktu sekitar satu minggu khusus untuk menggodok ide ditambah tiga hari untuk eksekusi karya. Menurut Bima, padatnya aktivitas oleh banyak orang di Terowongan Kendal menjadi tantangan tersendiri untuk menyelesaikan karya sehingga para seniman baru mengerjakan mural hanya pada saat jam-jam sepi.
“Di Terowongan Kendal secara jam kerja sangat tinggi traffic-nya. Jadi kami baru bisa mengerjakan itu di jam 11 malam sampai 5 pagi di tiga hari itu (tiga hari untuk eksekusi),” ujar Bima.
Kenly atau akrab disapa dengan nama Koma berharap masyarakat yang melewati Terowongan Kendal dapat melakukan interaksi, baik interaksi dengan sesama manusia maupun interaksi terhadap mural yang dibuat oleh keenam seniman termasuk dirinya.
“Ini kan daerah yang benar-benar sibuk banget, perpindahan tempatnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Lewat mural atau grafiti ini diharapkan kayak bisa berhenti sejenak buat sekadar ngobrol sama orang, ‘Eh tolong fotoin gue dong di depan karya ini’. Jadi ada interaksi antar-manusia,” kata Kenly.
Baca juga: Badan Pangan Nasional dan DKJ hadirkan "Live Project Seni Mural"
Baca juga: Stereoflow gagas ragam mural di Taman Menteng
Baca juga: Mural "Thor" berteknologi AR hadir di terowongan Kendal, Jakarta
Tema tersebut merupakan bagian dari inisiasi atau kampanye #SentuhanManusia yang dilakukan oleh inDrive. Melalui inisiasi ini, inDrive mengajak dan mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa mereka dapat terbebas dari belenggu algoritma untuk membuat keputusan sendiri.
“Dengan inisiatif #SentuhanManusia, kami ingin menggarisbawahi hilangnya elemen manusiawi saat berinteraksi dengan aplikasi di setiap hari kehidupan kita,” kata Creative Team Lead APAC inDrive Adrian Ho saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.
“Ketika kita menggunakannya, aplikasi (beserta algoritma di dalamnya) tidak begitu peduli tentang emosi kita, tidak ada empati. Tapi dengan teknologi kami, kami menyediakan kembali keleluasaan interaksi manusia, dan itulah yang dimaksud dengan #SentuhanManusia,” imbuh Adrian.
Baca juga: Underpass Cikokol Tangerang bakal berhias seni mural
Baca juga: "Street art" bisa jadi medium pesan efektif dalam gerakan sosial
Menurut dia, medium mural menjadi salah satu cara terbaik yang dapat mendorong masyarakat berinteraksi di ruang publik di tengah-tengah kesibukan dan keseharian mereka. Adrian mengatakan pada dasarnya misi inDrive adalah menyediakan kebebasan bagi pengguna untuk memilih layanan sesuai yang diinginkan.
Dalam kolaborasi ini, terdapat enam seniman lokal yang mengekspresikan gagasan mereka mengenai #SentuhanManusia menjadi suatu karya yang memenuhi dinding Terowongan Kendal. Keenam seniman yaitu Koma, Ezhafad, Yessiow, Cord5, Wacky, dan Ochigvra.
Art Director Gardu House Bima Chris menjelaskan bahwa enam mural yang masing-masing dibuat oleh masing-masing seniman menunjukkan gaya atau style yang beragam dan berbeda-beda, ada yang bergaya stensil, realis, hingga pop.
“Masing-masing artist diberi kebebasan sama inDrive untuk mengekspresikan karyanya dan style-nya dengan satu tematik yaitu #SentuhanManusia,” kata Bima.
Dia menambahkan durasi pembuatan seni mural tersebut memakan waktu sekitar satu minggu khusus untuk menggodok ide ditambah tiga hari untuk eksekusi karya. Menurut Bima, padatnya aktivitas oleh banyak orang di Terowongan Kendal menjadi tantangan tersendiri untuk menyelesaikan karya sehingga para seniman baru mengerjakan mural hanya pada saat jam-jam sepi.
“Di Terowongan Kendal secara jam kerja sangat tinggi traffic-nya. Jadi kami baru bisa mengerjakan itu di jam 11 malam sampai 5 pagi di tiga hari itu (tiga hari untuk eksekusi),” ujar Bima.
Kenly atau akrab disapa dengan nama Koma berharap masyarakat yang melewati Terowongan Kendal dapat melakukan interaksi, baik interaksi dengan sesama manusia maupun interaksi terhadap mural yang dibuat oleh keenam seniman termasuk dirinya.
“Ini kan daerah yang benar-benar sibuk banget, perpindahan tempatnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Lewat mural atau grafiti ini diharapkan kayak bisa berhenti sejenak buat sekadar ngobrol sama orang, ‘Eh tolong fotoin gue dong di depan karya ini’. Jadi ada interaksi antar-manusia,” kata Kenly.
Baca juga: Badan Pangan Nasional dan DKJ hadirkan "Live Project Seni Mural"
Baca juga: Stereoflow gagas ragam mural di Taman Menteng
Baca juga: Mural "Thor" berteknologi AR hadir di terowongan Kendal, Jakarta
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: