Ledakan Astanaanyar
Anggota DPR minta publik dukung penegak hukum kasus bom Astanaanyar
8 Desember 2022 13:57 WIB
Kapolri Jenderal Listiyo Sigit Prabowo (kanan), Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (dua kanan), Ketua Umum Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen (dua kiri) dan Ketua PBNU KH Umar Syah (kiri) saat pembukaan Kongres ke-4 Pagar Nusa di TMII, Jakarta, Senin (5-12-2022). (ANTARA/Fauzi Lamboka)
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) meminta publik mendukung para penegak hukum menyelesaikan kasus bom bunuh diri di Markas Polisi Sektor Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12) pukul 08.20 WIB.
"Tindakan terorisme seperti halnya rumput yang bisa tumbuh di tanah mana saja. Dia akan tetap tumbuh jika akarnya tidak dicabut. Maka, amat sangat penting dukungan kita kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas hal ini hingga akarnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, sebagai masyarakat bangsa yang dibesarkan oleh keberagaman, wajib hukumnya mendukung penuh penegak hukum untuk mengusut tuntas pelaku, motif, dan jaringan pengeboman hingga ke akar-akarnya.
Gus Nabil juga menyesalkan dan mengutuk keras pelaku bom bunuh diri, siapapun ia dan dari mana asalnya. Tindakan bom bunuh diri adalah tindakan pengecut yang mencederai nilai-nilai dan norma-norma dalam berbangsa dan beragama.
"Saya menyampaikan duka mendalam kepada korban. Semoga korban selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya.
Gus Nabil berharap seluruh elemen masyarakat apapun pangkat dan posisinya, untuk turut serta membuat pondasi pendidikan yang moderat sesuai doktrin agama dan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi penerus. Dengan begitu, semoga generasi ke depan memiliki akar kuat untuk mengamalkan nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara.
Ketua Umum Pagar Nusa itu menegaskan pentingnya dilakukan evaluasi program deradikalisasi terhadap para narapidana terorisme.
"Evaluasi bukan untuk mencari siapa yang salah, siapa yang benar dalam konteks kebijakan deradikalisasi," katanya.
Dia menegaskan Pagar Nusa dan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) ingin membantu pemerintah, mengajak kolaborasi BNPT, TNI-Polri, Badan Intelijen Negara, Densus 88 dan lembaga terkait untuk penanganan strategis atas radikalisme dan kekerasan.
"Bom bunuh diri menjadi peringatan tentang bahaya kelompok radikal. Program deradikalisasi pemerintah sudah berlangsung lama, tapi belum cukup efektif untuk mitigasi. Maka, harus ada strategi baru," katanya menegaskan.
Dia pun mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk kembali merekatkan Kebhinekaan, memperkuat ukhuwwah basyariyyah dan ukhuwah wathaniyyah, agar dapat menjalani kehidupan degan penuh keharmonisan.
"Tindakan terorisme seperti halnya rumput yang bisa tumbuh di tanah mana saja. Dia akan tetap tumbuh jika akarnya tidak dicabut. Maka, amat sangat penting dukungan kita kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas hal ini hingga akarnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, sebagai masyarakat bangsa yang dibesarkan oleh keberagaman, wajib hukumnya mendukung penuh penegak hukum untuk mengusut tuntas pelaku, motif, dan jaringan pengeboman hingga ke akar-akarnya.
Gus Nabil juga menyesalkan dan mengutuk keras pelaku bom bunuh diri, siapapun ia dan dari mana asalnya. Tindakan bom bunuh diri adalah tindakan pengecut yang mencederai nilai-nilai dan norma-norma dalam berbangsa dan beragama.
"Saya menyampaikan duka mendalam kepada korban. Semoga korban selalu mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya.
Gus Nabil berharap seluruh elemen masyarakat apapun pangkat dan posisinya, untuk turut serta membuat pondasi pendidikan yang moderat sesuai doktrin agama dan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi penerus. Dengan begitu, semoga generasi ke depan memiliki akar kuat untuk mengamalkan nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara.
Ketua Umum Pagar Nusa itu menegaskan pentingnya dilakukan evaluasi program deradikalisasi terhadap para narapidana terorisme.
"Evaluasi bukan untuk mencari siapa yang salah, siapa yang benar dalam konteks kebijakan deradikalisasi," katanya.
Dia menegaskan Pagar Nusa dan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) ingin membantu pemerintah, mengajak kolaborasi BNPT, TNI-Polri, Badan Intelijen Negara, Densus 88 dan lembaga terkait untuk penanganan strategis atas radikalisme dan kekerasan.
"Bom bunuh diri menjadi peringatan tentang bahaya kelompok radikal. Program deradikalisasi pemerintah sudah berlangsung lama, tapi belum cukup efektif untuk mitigasi. Maka, harus ada strategi baru," katanya menegaskan.
Dia pun mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk kembali merekatkan Kebhinekaan, memperkuat ukhuwwah basyariyyah dan ukhuwah wathaniyyah, agar dapat menjalani kehidupan degan penuh keharmonisan.
Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022
Tags: