Jakarta (ANTARA) - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan stok beras medium di DKI Jakarta tercukupi menjelang akhir tahun dan menyambut Tahun Baru 2023 karena ada mobilisasi sekitar 29.845 ton beras ke Ibu Kota.

"Kami tahu di sini semuanya tersedia beras medium untuk Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH)," kata Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin.

Untuk memastikan ketersediaan stok beras di Jakarta, Heru meninjau Pasar Induk Beras di Cipinang, Jakarta Timur yang menjadi salah satu pusat kebutuhan pokok di Ibu Kota.

Ia meninjau stok beras bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi dan instansi terkait lainnya.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menjelaskan mobilisasi beras sekitar 29.845 ton itu berasal dari Makassar yang sekitar 6.000 ton, dari Nusa Tenggara Barat (NTB) sekitar 9.845 ton, dan dari Bulog sekitar 14.000 ton.

Baca juga: Badan Pangan Nasional pastikan stok beras medium di DKI aman

Dengan guyuran beras itu, ia memastikan Jakarta akan mendapatkan pasokan pangan yang berlimpah dan dipastikan harganya stabil dan terjangkau.

"Hari ini kami bangun harga Rp8.900 di tingkat Pasar Induk Cipinang, dan Rp 9.300 di pasar-pasar turunan. Di Jakarta ini ada sekitar 153 pasar itu juga akan kami guyur Untuk pangan lain, harga bawang, telor, cabe itu semua terkendali," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta yang diakses Senin ini, harga beras medium di Jakarta Senin (7/11) dibandingkan pada Minggu (6/11) mengalami kenaikan mencapai Rp2.753 per kilogram.

Harga beras medium IR64 mencapai Rp12.630 per kilogram.

Sedangkan berdasarkan data pada laman Foodstation Tjipinang Jaya, stok beras di pasar induk itu per Minggu (6/11) mencapai 38.278 ton.

Baca juga: Untuk pasokan beras Jakarta, Food Station gandeng petani Karawang

Adapun sumber beras tersebut berasal dari Jawa Barat yakni sekitar 35 persen dari Karawang, kemudian Cirebon 22 persen dan Jawa Tengah 14 persen.