Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia naik tipis dan imbal hasil obligasi menguat pada awal perdagangan Selasa, meskipun terjadi kerugian ringan di Wall Street semalam karena investor mengalihkan fokus mereka ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini untuk petunjuk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bank sentral pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (2/11/2022), tetapi investor akan mencari sinyal apa pun yang mungkin mempertimbangkan The Fed untuk memperlambat kenaikan suku bunga di waktu mendatang.

Terlepas dari keputusan suku bunga Fed, pasar juga akan fokus pada data pekerjaan AS pada Jumat (4/11/2022), data aktivitas ekonomi China minggu ini dan pertemuan bank sentral Australia (RBA) pada Selasa.

"Itu adalah awal yang beragam untuk aset-aset berisiko karena minggu besar dengan keputusan bank-bank sentral sedang berlangsung," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Di awal hari perdagangan Asia, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,7 persen. Saham berjangka AS naik 0,2 persen.

Saham Australia meningkat 0,65 persen dengan indeks pertambangan memimpin kenaikan, sementara indeks saham Nikkei Jepang terangkat 0,95 persen.

Indeks saham unggulan China CSI 300 naik 0,51 persen di awal perdagangan. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melonjak 1,52 persen.

Pada Senin (31/10/2022), saham AS melemah dengan indeks utama menutup bulan kenaikan yang kuat dengan langkah yang lebih lemah. Dow Jones Industrial Average turun 0,39 persen, S&P 500 kehilangan 0,75 persen dan Komposit Nasdaq jatuh 1,03 persen.

Harapan The Fed dapat mundur kembali dari kebijakan kenaikan suku bunga agresif telah mengangkat ekuitas AS bulan lalu dengan Dow melonjak 13,95 persen, S&P naik 7,99 persen dan Nasdaq naik 3,9 persen.

Imbal hasil dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang terhadap suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 4,4803 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,501 persen pada Senin (31/10/2022). Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun berada di 4,0478 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,077 persen.

Di pasar uang, dolar menguat terhadap yen Jepang yang sedang kesulitan menjadi 148,69 yen dan naik menjadi 0,98905 dolar per euro di awal sesi Asia.

Pada Senin (31/10/2022), kementerian keuangan Jepang mengatakan menghabiskan rekor 42,8 miliar dolar AS untuk intervensi mata uang bulan lalu guna menopang yen.

Di pasar energi, harga minyak turun karena investor memperkirakan produksi AS dapat meningkat. Minyak mentah AS turun 0,59 persen menjadi 86,02 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent turun menjadi 92,41 dolar AS per barel.

Emas sedikit lebih tinggi, dengan harga emas spot diperdagangkan pada 1.633,35 dolar AS per ounce.


Baca juga: Reli saham Asia goyah karena kenaikan suku bunga Fed semakin dekat
Baca juga: Saham Asia akhir pekan ditutup merosot, pasar fokus pertemuan The Fed
Baca juga: Saham Asia merayap naik, didukung harapan Fed kurangi kenaikan bunga