Mentan siap kawal distribusi pupuk bersubsidi
25 Oktober 2022 04:25 WIB
Menteri Pertanian H Syahrul Yasin Limpo (tengah) disela Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Senin (24/10/2022). Antara / Suriani Mappong
Makassar (ANTARA) - Menteri Pertanian, H Syahrul Yasin Limpo mengatakan, siap mengawal distribusi pupuk bersubsidi untuk mendorong ketahanan pangan.
"Hal ini mengingat pupuk itu tidak langka, tetapi kurang dari jumlah yang dibutuhkan petani untuk sektor pertanian," kata Syahrul disela Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Senin.
Mencermati fenomena itu, ia mengatakan, maka perlu dikawal ketat sehingga peruntukannya tepat sasaran.
Keterbatasan pasokan pupuk bersubsidi itu, karena dari 67 jenis pupuk hanya 9 jenis pupuk bersubsidi dan dari jumlah tersebut yang diintervensi hanya untuk pupuk urea dan NPK.
"Pupuk urea untuk penyuburan dan NPK untuk pembuahan, tidak pakai yang lain. Kalau yang lain pakai Kredit usaha Rakyatr (KUR) BI," katanya.
Baca juga: Mentan ajak semua bersinergi jaga ketahanan pangan
Lebih jauh dijelaskan, pentingnya juga memahami jika KUR sebagai pinjaman modal petani turut disubsidi, karena bunganya 11 hingga 12 persen diambil, namun dibayarkan oleh Bank Indonesia, sehingga bunga kreditnya tinggal 6 hingga 3 persen.
Dia mengatakan, pupuk itu dibutuhkan, karena jika menggunakan pupuk maka produksi akan naik.
"Kalau satu hingga dua ton pupuk itu hanya diberikan pada ikan," ujarnya.
Adapun tujuh program strategis dalam pengendalian inflasi pangan yang dilakukan Bank Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan para mitra adalah pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga serta menjaga daya beli masyarakat.
Kedua, perluasan kerja sama antardaerah. Ketiga, optimalisasi produksi pangan strategis melalui subsidi akut. Keempat, memperkuat komoditas hortikultura melalui dua program utama yakni gerakan tanam cabai di pekarangan dan implementasi best pactise dan pengembangan klaster kelas pangan secara end-to-end.
Baca juga: Mentan klaim stok beras nasional aman
Kelima, peningkatan kemanfaatan alsintan dan saprotan dalam rangka mendukung klaster pangan secara end-to-end. Keenam, penguatan infrastruktur digitalisasi data dan juga informasi pangan.
Ketujuh, pemanfaatan, koordinasi dan senantiasa menjaga inflasi dalam bentuk pertemuan high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
"Hal ini mengingat pupuk itu tidak langka, tetapi kurang dari jumlah yang dibutuhkan petani untuk sektor pertanian," kata Syahrul disela Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Senin.
Mencermati fenomena itu, ia mengatakan, maka perlu dikawal ketat sehingga peruntukannya tepat sasaran.
Keterbatasan pasokan pupuk bersubsidi itu, karena dari 67 jenis pupuk hanya 9 jenis pupuk bersubsidi dan dari jumlah tersebut yang diintervensi hanya untuk pupuk urea dan NPK.
"Pupuk urea untuk penyuburan dan NPK untuk pembuahan, tidak pakai yang lain. Kalau yang lain pakai Kredit usaha Rakyatr (KUR) BI," katanya.
Baca juga: Mentan ajak semua bersinergi jaga ketahanan pangan
Lebih jauh dijelaskan, pentingnya juga memahami jika KUR sebagai pinjaman modal petani turut disubsidi, karena bunganya 11 hingga 12 persen diambil, namun dibayarkan oleh Bank Indonesia, sehingga bunga kreditnya tinggal 6 hingga 3 persen.
Dia mengatakan, pupuk itu dibutuhkan, karena jika menggunakan pupuk maka produksi akan naik.
"Kalau satu hingga dua ton pupuk itu hanya diberikan pada ikan," ujarnya.
Adapun tujuh program strategis dalam pengendalian inflasi pangan yang dilakukan Bank Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan para mitra adalah pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga serta menjaga daya beli masyarakat.
Kedua, perluasan kerja sama antardaerah. Ketiga, optimalisasi produksi pangan strategis melalui subsidi akut. Keempat, memperkuat komoditas hortikultura melalui dua program utama yakni gerakan tanam cabai di pekarangan dan implementasi best pactise dan pengembangan klaster kelas pangan secara end-to-end.
Baca juga: Mentan klaim stok beras nasional aman
Kelima, peningkatan kemanfaatan alsintan dan saprotan dalam rangka mendukung klaster pangan secara end-to-end. Keenam, penguatan infrastruktur digitalisasi data dan juga informasi pangan.
Ketujuh, pemanfaatan, koordinasi dan senantiasa menjaga inflasi dalam bentuk pertemuan high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: