Bicara di PBB, Kaesang bagi pengalaman bisnisnya hadapi pandemi
[ki-ka] Ye Gang (Co Founder & COO Sea), Maria Francesca Spatolisano (Act. Secretary General's Tech Envoy and Assistant Secretary General, UN Department of Economic and Social Affairs), María del Carmen Squeff (Ambassador / Permanent Representative of Argentina to the United Nations in New York), Arrmanatha Nasir (Duta Besar & Wakil Tetap RI untuk PBB), Kehkashan Basu (Founder-President, Green Hope Foundation), Raymond Landveld (Economic Affairs Officer UNCTAD New York), Marisa Henderson (Creative Economy Programme Chief, UNCTAD), Kaesang Pangarep (Pendiri GK Hebat). (ANTARA/HO)
Acara yang mengusung tema “Promoting Partnership and Digitalization in the Creative Economy: From Survival to Thriving in the Post-Pandemic Recovery” ini menghadirkan panelis ahli dari berbagai negara, juga perwakilan perusahaan teknologi seperti Sea ltd.
Dalam kesempatan tersebut, Kaesang menceritakan kisahnya sebagai pelaku usaha kecil dan menengah yang ikut merasakan dampak dari pandemi COVID-19.
“Dari 100 outlet yang ada, kami harus menutup 40 outlet dan fokus pada outlet yang tersisa. Bahkan kami terpaksa memilih antara menyelamatkan Ternakopi atau fokus pada SangPisang. Dan kami memilih menutup Ternakopi dan fokus pada SangPisang,” katanya.
Baca juga: Festival UMKM Shopee promosikan 300 produk lokal khas Betawi
Putera bungsu Presiden Joko Widodo ini juga mengatakan dirinya harus mulai membangun strategi baru untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Salah satunya dengan memanfaatkan platform digital.
“Dulu 90% penjualan dilakukan secara offline dan 10% online. Sekarang kita sudah mengandalkan penjualan online melalui platform seperti Shopee,” ujarnya.
Selain itu, Kaesang juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan yang positif di antara pelaku UMKM dan juga korporasi.
Co-Founder and Chief Operating Officer Sea Ye Gang mengatakan perusahaannya melalui Shopee merasakan bagaimana pertumbuhan UMKM yang memanfaatkan teknologi untuk dapat bertahan selama pandemi.
“Tidak hanya bertahan, kini mereka juga memanfaatkan platform ini untuk memperluas bisnis dan pasar mereka. Dan ini berdampak cukup besar bagi perekonomian secara umum,” katanya.
Duta Besar dan Wakil Tetap RI untuk PBB Arrmanatha Nasir mengatakan di Indonesia, ekonomi kreatif dan UMKM memiliki kontribusi hingga 70% terhadap GDP Indonesia.
“Potensi besar ekonomi kreatif dan UMKM perlu didorong oleh semangat kemitraan dan kolaborasi, khususnya antara perusahaan digital dan para pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya.
HLPF ECOSOC 2022 merupakan forum utama untuk menilai kemajuan Agenda 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), berlangsung pada 5 hingga 15 Juli 2022.
Di bawah naungan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN ECOSOC), Forum ini memberikan kesempatan kepada pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan mitra lainnya untuk berbagi pengalaman SDG mereka, termasuk praktik terbaik, pembelajaran, tantangan, serta keberhasilan.
Tema tahun ini “Membangun kembali dengan lebih baik dari penyakit coronavirus (COVID-19) dengan memajukan implementasi penuh Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”, memungkinkan peserta untuk menilai dampak pandemi COVID-19 di semua tujuan SDG dan memeriksa bagaimana komunitas internasional dapat secara efektif pulih dari pandemi dan merespons pandemi di masa depan.
Selama rangkaian HLPF ECOSOC 2022 di PBB, Kaesang juga sempat bertemu dengan Presiden ECOSOC Collen Vixen.
Dalam pertemuan tersebut Kaesang yang dampingi Dubes dan Wakil Tetap RI di PBB Arrmanatha Nasir membahas adaptasi bisnis UMKM untuk bisa bertahan di masa pandemi, salah satunya melalui digitalisasi.
Baca juga: Shopee buka lima pusat distribusi di Brazil
Baca juga: Shopee hadirkan program layanan berkurban secara daring
Baca juga: Pengamat: Penjualan lintas negara di e-dagang asing harus diatur
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022