Bus generasi mendatang butuh fitur baru
8 Juni 2022 18:18 WIB
Petugas berjalan di antara bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga bus listrik Transjakarta merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon untuk diujicobakan di jalur nonBus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) melalui Tebet yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya Setyaka Dillon mengatakan bus generasi mendatang pascapandemi perlu menyediakan fitur baru agar penumpang merasa nyaman dan aman.
"Desain bus generasi berikutnya adalah pandemic proofing biar penumpang lebih nyaman dan yakin atas keamanannya," kata Harya dalam webinar, Rabu.
Baca juga: Bus listrik bantu perbaiki kualitas udara
Fitur-fitur yang membuat penumpang angkutan umum menjadi lebih nyaman setelah pandemi diantaranya adalah keberadaan penyaring udara, disinfektan ultraviolet hingga ionizer.
Kendaraan berbasis listrik diyakini menjadi bagian dari masa depan transportasi umum, oleh karena itu bus generasi baru harus punya desain baru yang lebih ringan karena bobot baterai berat.
"Tantangan ke depan mencari sasis dan bodi yang lebih enteng," katanya.
Jalan menuju elektrifikasi kian terbuka lebar. Keraguan yang sempat muncul soal kendaraan listrik sudah terkikis. Salah satu contohnya adalah uji coba tiga bus listrik yang dilakukan PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) pada rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F) untuk mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.
Baca juga: TransJakarta uji coba bus listrik rute Kampung Melayu - Tanah Abang
"Bahkan bukan soal kapan mulai elektrifikasi, karena itu sudah terjawab," katanya.
Agar kendaraan berbasis listrik kian berkembang, teknologi baterai menjadi kunci penting. Bila teknologi baterai sudah kian mutakhir, penggunaan bus listrik bisa diterapkan tak hanya di dalam kota, tapi untuk angkutan antar kota dan provinsi. Hingga saat ini, teknologi baterai pada kendaraan masih terbatas. Kendaraan listrik dengan sekali pengisian daya bisa mencapai jarak 300 kilometer dengan kecepatan 70 km/jam.
Direktur PT Tentrem Sejahtera, Yohan Wahyudi, mengatakan pihaknya siap untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi karbon emisi.
"Kami berminat dan siap untuk membuat bodi bus listrik. Teknologi pengolahan raw material kita sudah mumpuni, dan kita juga telah memiliki desain yang memang bisa lebih ringan dan kuat," ujar dia.
Sebelumnya, perusahaan karoseri asal Malang, Jawa Timur ini sudah membuat bodi bus dari material aluminium yang lebih ringan hingga 500 kilogram, membuat bahan bakar solar lebih efisien serta lebih hemat dalam penggunaan ban.
Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DI Yogyakarta, V. Hantoro, menambahkan di tengah perkembangan teknologi bus yang cepat, operator harus tetap memperhatikan armada dan awak angkutan serta menata kendaraan agar tidak terjadi kecelakaan.
Baca juga: Bus listrik buatan INKA dipamerkan di kawasan wisata Candi Borobudur
Baca juga: Luhut batasi pengunjung Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari
Baca juga: Anies ajak sejumlah dubes bersepeda
"Desain bus generasi berikutnya adalah pandemic proofing biar penumpang lebih nyaman dan yakin atas keamanannya," kata Harya dalam webinar, Rabu.
Baca juga: Bus listrik bantu perbaiki kualitas udara
Fitur-fitur yang membuat penumpang angkutan umum menjadi lebih nyaman setelah pandemi diantaranya adalah keberadaan penyaring udara, disinfektan ultraviolet hingga ionizer.
Kendaraan berbasis listrik diyakini menjadi bagian dari masa depan transportasi umum, oleh karena itu bus generasi baru harus punya desain baru yang lebih ringan karena bobot baterai berat.
"Tantangan ke depan mencari sasis dan bodi yang lebih enteng," katanya.
Jalan menuju elektrifikasi kian terbuka lebar. Keraguan yang sempat muncul soal kendaraan listrik sudah terkikis. Salah satu contohnya adalah uji coba tiga bus listrik yang dilakukan PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) pada rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F) untuk mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.
Baca juga: TransJakarta uji coba bus listrik rute Kampung Melayu - Tanah Abang
"Bahkan bukan soal kapan mulai elektrifikasi, karena itu sudah terjawab," katanya.
Agar kendaraan berbasis listrik kian berkembang, teknologi baterai menjadi kunci penting. Bila teknologi baterai sudah kian mutakhir, penggunaan bus listrik bisa diterapkan tak hanya di dalam kota, tapi untuk angkutan antar kota dan provinsi. Hingga saat ini, teknologi baterai pada kendaraan masih terbatas. Kendaraan listrik dengan sekali pengisian daya bisa mencapai jarak 300 kilometer dengan kecepatan 70 km/jam.
Direktur PT Tentrem Sejahtera, Yohan Wahyudi, mengatakan pihaknya siap untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi karbon emisi.
"Kami berminat dan siap untuk membuat bodi bus listrik. Teknologi pengolahan raw material kita sudah mumpuni, dan kita juga telah memiliki desain yang memang bisa lebih ringan dan kuat," ujar dia.
Sebelumnya, perusahaan karoseri asal Malang, Jawa Timur ini sudah membuat bodi bus dari material aluminium yang lebih ringan hingga 500 kilogram, membuat bahan bakar solar lebih efisien serta lebih hemat dalam penggunaan ban.
Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DI Yogyakarta, V. Hantoro, menambahkan di tengah perkembangan teknologi bus yang cepat, operator harus tetap memperhatikan armada dan awak angkutan serta menata kendaraan agar tidak terjadi kecelakaan.
Baca juga: Bus listrik buatan INKA dipamerkan di kawasan wisata Candi Borobudur
Baca juga: Luhut batasi pengunjung Borobudur sebanyak 1.200 orang per hari
Baca juga: Anies ajak sejumlah dubes bersepeda
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: