Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pengembangan kendaraan Euro 4 sebagai langkah konkret dalam menghadapi isu lingkungan dan perubahan iklim.

Pada 2030 penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) ditargetkan sebesar 29 persen secara mandiri atau 41 persen jika mendapat dorongan internasional.

“Penerapan ini dilakukan pemerintah sebagai bentuk kesiapan industri otomotif untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kontribusi pada pengurangan emisi serta lebih ramah lingkungan,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Taufik menyampaikan hal itu saat mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peluncuran Mecedez-Benz Axor Euro 4 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan, kata dia, semakin kecil batas kandungan gas karbondioksida, nitrogen oksida, karbonmonoksida, volatil hidrokarbon, dan partikel lain yang dapat berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.

“Guna mendukung tujuan tersebut, misalnya dari sisi penyediaan bahan bakar, pemerintah telah mengimplementasikan standar dan mutu (spesifikasi) BBM jenis solar 51 dengan kandungan sulfur 50 ppm (setara Euro 4) dengan nama dagang Pertamina Dex,” paparnya.

Baca juga: Dirjen: Kendaraan bermotor harus didorong berstandar emisi Euro 6

Kemenperin optimistis peralihan Euro 2 menjadi Euro 4 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta memberikan berbagai keuntungan, diantaranya dapat menurunkan beban emisi dan polusi udara, meningkatkan performa kendaraan menjadi lebih baik dengan meningkatnya kualitas mesin dan bahan bakar, serta meningkatkan peluang ekspor bagi industri otomotif nasional.

Industri otomotif merupakan kontributor utama terhadap PDB industri alat angkutan. Pada triwulan I tahun 2022, kinerja industri alat angkutan mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu 14,2 persen secara year on year (y-on-y).

Saat ini potensi industri otomotif Indonesia didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun dan berkontribusi terhadap devisa, antara lain melalui investasi yang mencapai Rp71,35 triliun.

“Selain itu dampak berantai dari aktivitas industri otomotif telah menyerap tenaga kerja langsung 38 ribu orang serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut," Taufiek.

Baca juga: Industri otomotif Indonesia siap produksi kendaraan beremisi Euro 4

Kemenperin mengapresiasi PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia yang meluncurkan Mercedes-Benz Axor Euro 4 dan menjadi produk pertama dari merek Eropa yang mengenalkan truk dengan standar Euro 4.

“Kami berharap PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia tetap menjadi pelopor dalam pengembangan kendaraan dengan standar yang lebih tinggi sesuai dengan spek global. Ini akan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan nilai tambah di dalam negeri, serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Taufiek.

GM Daimler Commercial Vehicles Indonesia Naeem Hassim mengungkapkan peluncuran Mercedes-Benz Axor Euro 4 merupakan bentuk dukungan perusahaan untuk pemerintah Indonesia.

Mercedes-Benz Axor Euro 4 dirancang dengan mesin OM 906 LA yang dilengkapi teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) dan ZPD Pump yang akan memberikan waktu operasi yang tinggi dengan interval perawatan yang lebih panjang hingga 50 ribu km dan efisiensi BBM.

Baca juga: Mercedes-Benz akan tarik hampir 1 juta model lama secara global