Jakarta (ANTARA News) - Pasar mobil diproyeksi masih mengalami pertumbuhan tahun depan, meskipun dampak krisis Eropa mengancam penurunan kegiatan ekonomi di Indonesia.

"Minimum pasar atau penjualan mobil tahun depan sama, bahkan bisa di atas tahun ini," kata salah satu Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan di Jakarta, Sabtu.

Ia memperkirakan penjualan mobil sampai akhir tahun ini bakal menembus angka sekitar 880 ribu unit. Sampai November penjualan mobil di Indonesia secara wholesales telah mencapai 813.856 unit, dengan penjualan November sebesar 67.656 unit.

"Saya memperkirakan minimum penjualan mobil tahun depan mencapai 880 ribu dan bisa naik mencapai 950 ribu unit," ujar Johnny optimistis.

Bahkan ia yakin kalaupun terjadi gangguan pasar akibat kenaikan harga atau pembatasan BBM bersubsidi, pasar mobil di Indonesia masih bisa tumbuh mencapai 925 ribu unit pada 2012.

Optimisme Johnny pada pertumbuhan pasar mobil di Indonesia juga terkait keyakinannya bahwa dampak krisis Eropa tidak banyak mengganggu kegiatan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Pasar dan permintaan mobil di Indonesia masih bagus tahun depan dampak krisis Eropa juga diperkirakan tidak terlalu membahayakan ekonomi kita," katanya.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah dan Bank Indonesia masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada di atas enam persen tahun 2012.

Selain itu, diakui Johnny, pemberian predikat "investment grade" (layak investasi) oleh lembaga rating dunia Fitch kepada Indonesia, membuatnya optimis akan banyak modal jangka panjang dari luar negeri masuk ke Indonesia.

"Bahkan Toyota Motor Corp (TMC) sudah masuk lebih dulu dengan menambah investasi sebesar Rp2,9 triliun untuk perluasan pabrik," kata Johnny yang juga Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) dan Wapresdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.

Hal senada dikemukan Direktur Pemasaran TAM Joko Trisanyoto. Menurut dia, pasar mobil Indonesia masih sangat kuat tahun depan, bahkan pada triwulan I 2012 penjualan akan naik seiring pulihnya pasokan mobil dari Thailand pasca-banjir di negara itu.

Ia bahkan optimistis kendati ada kebijakan pembatasan atau kenaikan harga BBM bersubsidi pun permintaan mobil secara keseluruhan pada 2012 masih tumbuh.

"Pasar pasti terpengaruh bila ada kebijakan pembatasan atau kenaikan BBM bersubsidi, namun paling terkejut antara 3-4 bulan, tapi tertutup oleh permintaan sepanjang tahun yang masih tinggi," katanya.

TAM sebagai pemimpin pasar mobil di Indonesia, ditegasnya, sangat optimistis terhadap pasar mobil di Indonesia, karena tetap ada pertumbuhan ekonomi di tengah dampak bayang-bayang krisis di Eropa.

"Kami memproyeksikan penjualan Toyota pada triwulan pertama 2012, rata-rata mencapai sekitar 28 ribu unit per bulan," ujarnya.
(R016)