Jakarta (ANTARA) - Kota Chongqing, salah satu dari empat kota khusus di bawah bimbingan langsung pemerintah pusat China dan juga merupakan kota "bintang" dalam sudut pandang warga China, semakin terkenal dengan hotpotyang lezat, pemandangan kota pegunungan yang indah dan gadis yang cantik.

Sebenarnya, Chongqing juga adalah kota basis industri penting di China barat daya dengan sejumlah perusahaan otomotif dan sepeda motor berlokasi di kota tersebut. Beberapa tahun belakangan ini, nilai output industri otomotif Chongqing bertambah dengan stabil dan daya saing produknya di luar negeri terus meningkat.

Kini, dengan berlakunya perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), terdapat peluang baru bagi perusahaan mobil dan motor Chongqing untuk lebih memasuki pasar negara-negara Asia-Pasifik, dan terutama lebih lanjut mengembangkan bisnis dan menawarkan produk dan layanan berkualitas tinggi bagi pelanggan di Tanah Air.

Dalam pabrik pengecatan mobil milik PT Chongqing Sokon Industrial Group yang berlokasi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, lebih dari 10 robot sedang bekerja dengan sangat efisien dan otomatis dalam mengecat mobil-mobil. Selain itu, proses stamping, pengelasan, perakitan umum dan sebagainya dapat dikerjakan di pabrik ini.

Pabrik modern ini mulai dibangun pada 2014 dengan investasi senilai 150 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.546) oleh PT Sokon dan rampung pada 2018. Setelah mulai beroperasi, output tahunan pabrik ini melebihi 50 ribu unit kendaraan DFSK.

Menurut Wakil Kepala Departemen Pengurusan Pasar di bawah PT Impor-ekspor Sokon Chongqing, Zhang Song, perusahaannya mulai mengekspor mobil jadi pada 2004 dan sejak saat itu, mereka sudah melirik pasar Asia Tenggara. Sebagai pasar paling menonjol di kawasan tersebut, Indonesia tentunya menjadi sorotan.

Guna menyesuaikan diri dengan pasar Indonesia, Sokon melakukan penelitian dan pengembangan berdasarkan tren pasar dan kebiasaan pengemudi Indonesia dan mendesain tiga jenis produk, termasuk truk berukuran kecil yang bisa ditumpangi tiga orang dan dua jenis SUV untuk perkotaan.

Selain itu, perusahaan tersebut menjalin kerja sama secara luas dengan diler lokal. Sejauh ini, jaringan diler untuk merek DFSK sudah mencakup 98 persen dari seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, produk energi baru yang diproduksi Sokon pun mendapat perhatian di Asia Tenggara. Produsen itu berencana mempromosikan beberapa jenis mobil energi baru, termasuk seri mobil van listrik GELORA ke pasar Indonesia pada tahun ini.

"Sekarang penjualannya (di Indonesia) sekitar 10 ribu unit per tahun, meski jumlahnya masih sedikit, produk itu justru menjadi produk 'perintis' bagi pasar lokal dan penuh dengan inovasi," ujar Sun Song.

Selain merek sedan, produsen truk Hongyan asal Chongqing juga aktif menawarkan produk yang berkualitas tinggi bagi para pelanggan Indonesia.

PT SAIC Hongyan, yang berbasis di Chongqing dan memiliki sejarah lebih dari 50 tahun dalam memproduksi truk berat, adalah anak usaha dari SAIC MOTOR,produsen otomotif terbesar di China.

Menurut Xiong Zhu, Direktur Departemen Bisnis Internasional PT SAIC Hongyan, selain melakukan penjualan di Tanah Air, perusahaannya saat ini juga mendirikan layanan purnajual yang bertugas memberi layanan pascapembelian di Jakarta dan jaringan diler di Kalimantan serta Sulawesi.

"Truk berat Hongyan yang diekspor ke Indonesia sebagian besar digunakan untuk mengangkut peti kemas di pelabuhan-pelabuhan, logistik antarkota, pengangkutan di pertambangan serta penyewaan," ujar Xiong Zhu, seraya menambahkan bahwa permintaan pasar Indonesia untuk truk berat signifikan, ekspornya ke Indonesia diperkirakan bertambah terus dari tahun ke tahun.

Pada 1 Januari tahun ini, RCEP resmi mulai berlaku dan mendatangkan pengurangan dan pembebasan tarif serta proses perizinan bea cukai yang lebih sederhana.

Hal tersebut membuat Sokon dan Hongyan serta perusahaan-perusahaan lain dari Chongqing melihat prospek yang lebih cemerlang di Indonesia.

"Berlakunya RCEP akan mempercepat peredaran suku cadang di kawasan terkait dan meningkatkan efisiensi pemasokan suku cadang dan juga menaikkan tingkat lokalisasi perusahaan," kata Sun.

Menurutnya, ketika tingkat lokalisasi perusahaannya mencapai 40 persen, C/O atau Surat Keterangan Asal dapat diperoleh dan ini akan sangat membantu perusahaan bekerja sama dengan usaha-usaha di hulu-hilir rantai industri lokal dan mewujudkan usaha yang saling menguntungkan.

Sokon berencana meningkatkan nilai perdagangan di negara-negara RCEP dari 70 juta dolar AS menjadi 150 juta dolar AS dan menyumbang nilai perdagangan total Sokon dari 20 persen menjadi 30 persen.

Terlepas produsen mobil, merek sepeda motor ikonik di Chongqing Zonsen pun aktif bergabung di pasar Indonesia.

Yu Changjiang, manajer umum untuk operasi luar negeri Zonsen mengatakan bahwa, Indonesia memiliki populasi yang sangat besar dan penjualan sepeda motor per tahun melebihi 6 juta unit, sehingga Indonesia menjadi pasar sepeda motor terbesar di Asia Tenggara dan juga pasar sepeda motor yang sangat penting di seluruh dunia.

Zonsen memiliki kapasitas produksi yang menonjol dengan output tahunan untuk sepeda motor sebanyak 2 juta unit, mesin 4 juta unit dan 5 juta produk aksesori lain.

Dengan pengalaman produksi sepeda motor dan suku cadangnya selama puluhan tahun, Zonsen sudah lama menjadi perusahaan manufaktur yang menonjol di Chongqing.

Menurut Yu, Zonsen mulai merencanakan bisnisnya di Indonesia sejak 6 atau 7 tahun lalu.

Saat ini, Zonsen mempromosikan sepeda motor bensin kinerja tinggi, sepeda motor energi baru kelas atas serta tipe motor roda tiga kinerja biaya tinggi. Produk-produk itu dirancang dan diproduksi khusus untuk Indonesia, mutunya banyak diakui pelanggan di pasar Tanah Air.

"Berlakunya RCEP membuat perusahaan menikmati pengurangan dan pembebasan tarif untuk produk-produk dan mendorong pertukaran perdagangan dengan mitra-mitra terkait di berbagai negara, ini betul-betul menambah kepercayaan kami dalam berinvestasi," ujar Yu.

Kota Chongqing merupakan satu-satunya kota di bawah bimbingan langsung pemerintah pusat China di China tengah dan barat, dan adalah titik keberangkatan penting untuk Kereta Kargo China-Eropa dan Koridor Baru Daratan-Laut China Barat.

Chongqing juga menjadi salah satu dari enam basis industri tradisional China dan dijuluki "kota mobil dan motor".

Menurut sejumlah data, dalam setiap delapan mobil di China, ada satu mobil diproduksi di Chongqing, dan persentase produksi sepeda motor Chongqing di seluruh China melampaui 60 persen.

Menurut Zhang Ping, Sekretaris Jenderal Subasosiasi Suku Cadang dari Asosiasi Industri Mobil dan Motor Chongqing, RCEP tidak diragukan lagi mendatangkan ruang yang luas untuk perkembangan perusahaan mobil dan motor Chongqing, juga menghadirkan tantangan.

Ketika berada di sebuah sistem perdagangan regional, kunci kesuksesan adalah meningkatkan daya saing diri sendiri, mendapat reputasi dengan produk dan layanan yang lebih berkualitas tinggi.

"Dengan fondasi industri yang kokoh dan kondisi industri yang unggul, saya yakin perusahaan Chongqing akan menghasilkan lebih banyak produk dengan mutu baik yang sesuai dengan tren pasar dan akan dengan lebih baik melayani masyarakat Indonesia," kata Zhang.