Jakarta (ANTARA) - Netflix menghadapi gugatan dari para pemegang sahamnya di Pengadilan Amerika Serikat karena dinilai menyesatkan telah menjanjikan pertumbuhan pelanggan namun yang terjadi justru terjadi penurunan pelanggan.

Gugatan yang diajukan di pengadilan federal San Francisco pada Selasa (3/5) itu meminta ganti rugi atas penurunan harga saham Netflix tahun ini setelah perusahaan melewatkan perkiraan pertumbuhan pelanggannya.

Melansir Reuters, Jumat, gugatan diajukan oleh perwalian investasi yang berbasis di Texas dengan menggugat Netflix beserta para eksekutifnya telah gagal menepati pertumbuhan pelanggan dan malah berkinerja melambat di tengah meningkatnya persaingan industri streaming.

Ada pun pihak yang digugat antara lain Co-Chief Executives Netflix Reed Hastings dan Ted Sarandos serta Chief Financial Officer Spencer Neumann.

Baca juga: Netflix genjot produksi anime bareng Studio Colorido Jepang

Para penggugat mencari ganti rugi bagi investor yang memperdagangkan saham Netflix antara 19 Oktober 2021 dan 19 April 2022.

Saham Netflix terpantau turun hingga 20 persen pada Januari setelah mengungkapkan pertumbuhan pelanggan melemah.

Kondisi itu semakin parah, terlihat dari saham Netflix yang jatuh lebih dari 35 persen pada April 2022.

Hal itu terjadi karena Netflix kehilangan 200 ribu pelanggannya di kuartal pertama berbeda dari target yang dijanjikan yaitu pertumbuhan 2,5 juta pelanggan.

Perusahaan mengaitkan penurunan triwulanan itu dengan inflasi, persaingan dari layanan streaming lainnya, dan penangguhan layanannya di Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang harus melepas sebanyak 700.000 pelanggan Netflix.

Juru bicara Netflix pun memilih untuk tidak menanggapi gugatan yang diajukan.

Baca juga: Serial "The Sound of Magic" eksplorasi makna tentang menjadi dewasa

Baca juga: Netflix tak lanjutkan serial animasi Meghan Markle "Pearl"

Baca juga: Jun Jong-seo akan bintangi film "Ballerina" di Netflix