Arus Mudik
Satgas dorong penggunaan masker dengan proteksi tinggi saat mudik
25 April 2022 14:53 WIB
Tangkapan layar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi dalam diskusi virtual FMB9, Jakarta, Senin (25/4/2022) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B. Harmadi mengatakan penggunaan masker dengan proteksi tinggi diperlukan ketika tidak bisa melaksanakan protokol kesehatan menjaga jarak saat mudik Lebaran tahun ini.
Dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 diikuti dari Jakarta, Senin, Sonny mengatakan penggunaan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan masih merupakan langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 ketika mudik.
"Pada saat kita tidak bisa menjaga jarak karena pergerakan orang begitu masif, pastikan kita memakai masker yang proteksinya tinggi," ujar Sonny.
Baca juga: Penerapan prokes untuk mudik sehat 2022
Dia memberi contoh masker dengan proteksi yang tinggi, seperti masker tiga lapis atau menggunakan masker kain dan medis sekaligus untuk meningkatkan perlindungan ketika tidak bisa melakukan jaga jarak.
Masker medis disebutnya memiliki proteksi yang lebih tinggi, karena memiliki filtrasi atau penyaringan yang lebih baik dibandingkan masker kain.
Untuk itu, dia menyarankan masyarakat saat mudik menggunakan masker yang memiliki perlindungan lebih sebagai bentuk pencegahan COVID-19.
Selain itu, langkah mitigasi juga perlu dilakukan dalam bentuk vaksinasi COVID-19 untuk menurunkan risiko, mengingat pandemi masih berlangsung. Dia mengingatkan bahwa pemerintah telah menyediakan vaksin ketiga atau penguat secara gratis dan telah tersedia banyak sentra vaksinasi untuk mendapatkannya.
Baca juga: Menkes: Tetap pakai masker jelang Lebaran meski kasus COVID-19 rendah
Baca juga: Satgas COVID-19 ajak masyarakat tetap disiplin prokes saat Ramadhan
Sementara itu, langkah kesiapsiagaan juga dilakukan dengan peluncuran buku elektronik Mudik Aman dan Sehat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Satgas COVID-19, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, dan lembaga serta instansi lainnya.
Buku itu diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan tradisi mudik yang aman dan sehat dengan meminimalisasi risiko penularan COVID-19.
"Kita berharap masyarakat melaksanakan fungsi pencegahan, melakukan mitigasi dan memanfaatkan buku ini untuk kesiapsiagaan," tutur Sonny.
Dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 diikuti dari Jakarta, Senin, Sonny mengatakan penggunaan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan masih merupakan langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 ketika mudik.
"Pada saat kita tidak bisa menjaga jarak karena pergerakan orang begitu masif, pastikan kita memakai masker yang proteksinya tinggi," ujar Sonny.
Baca juga: Penerapan prokes untuk mudik sehat 2022
Dia memberi contoh masker dengan proteksi yang tinggi, seperti masker tiga lapis atau menggunakan masker kain dan medis sekaligus untuk meningkatkan perlindungan ketika tidak bisa melakukan jaga jarak.
Masker medis disebutnya memiliki proteksi yang lebih tinggi, karena memiliki filtrasi atau penyaringan yang lebih baik dibandingkan masker kain.
Untuk itu, dia menyarankan masyarakat saat mudik menggunakan masker yang memiliki perlindungan lebih sebagai bentuk pencegahan COVID-19.
Selain itu, langkah mitigasi juga perlu dilakukan dalam bentuk vaksinasi COVID-19 untuk menurunkan risiko, mengingat pandemi masih berlangsung. Dia mengingatkan bahwa pemerintah telah menyediakan vaksin ketiga atau penguat secara gratis dan telah tersedia banyak sentra vaksinasi untuk mendapatkannya.
Baca juga: Menkes: Tetap pakai masker jelang Lebaran meski kasus COVID-19 rendah
Baca juga: Satgas COVID-19 ajak masyarakat tetap disiplin prokes saat Ramadhan
Sementara itu, langkah kesiapsiagaan juga dilakukan dengan peluncuran buku elektronik Mudik Aman dan Sehat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Satgas COVID-19, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, dan lembaga serta instansi lainnya.
Buku itu diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan tradisi mudik yang aman dan sehat dengan meminimalisasi risiko penularan COVID-19.
"Kita berharap masyarakat melaksanakan fungsi pencegahan, melakukan mitigasi dan memanfaatkan buku ini untuk kesiapsiagaan," tutur Sonny.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: