Yudhoyono terima lukisan permenungan dirinya
9 September 2011 15:45 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono menerima Kado lukisan di hari ulang tahunnya di Istana Negara Jakarta, Jumat (9/9). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini berulang tahun yang ke-62. (ANTARA/Setpres-Abror/HO)
Jakarta (ANTARA News) - "Semoga Allah meridhoi niat baik bapak. Ke depan saya bisa memimpin
negara lebih baik lagi," kata Presiden Susilo Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Jumat sore. Dia berulang tahun ke-62 hari ini dan ada hadiah cukup istimewa, lukisan potret diri dari seniman, Sonny Sri Wijaya.
Keinginan dan niatan itu jelas hal yang baik dalam posisi purnawirawan jenderal TNI-AD itu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Masih sangat banyak yang perlu dibenahi di Indonesia, mulai dari yang sangat mendasar sampai hal-hal yang rumit.
Yang paling sering disorot adalah pemberantasan korupsi yang tidak jarang melibatkan orang-orang dekat di lingkaran kekuasaan negara.
Saat berucap itu, Yudhoyono didampingi Ibu Negara, Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menpora Andi Mallarangeng dan Juru bicara Kepresidenan Julian A Pasha. Komitmen, adalah hal penting lain lagi demi kepentingan bangsa.
"Saya hanya bekerja dan bekerja dan saya minta doa restunya," kata Yudhoyono sambil menjabat tangan pelukis itu.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Wijaya, Presiden yang mengenakan pakaian dinas harian dan Ibu Ani kemudian berfoto bersama. Pelukis itu datang ke Istana Negara membawa lukisan seukuran 1 kali 1,2 meter bertajuk "The Wiseman" alias "Lelaki Bijaksana".
"Sudah lama saya melukisnya dan memang berniat memberikannya kepada presiden suatu hari nanti," ujar pelukis itu terkait lukisan itu. Lukisan dia menggambarkan Yudhoyono mengenakan setelan jas berwarna biru tua dalam posisi merenung mengatupkan kedua telapak tangannya di bawah dagu.
Sonny mengaku menjiplak pose itu dari foto Presiden yang ditemukannya di sebuah buku. "Momentum foto itu tepat, menggambarkan presiden yang tengah merenung berpikir," katanya. (G003)
Keinginan dan niatan itu jelas hal yang baik dalam posisi purnawirawan jenderal TNI-AD itu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Masih sangat banyak yang perlu dibenahi di Indonesia, mulai dari yang sangat mendasar sampai hal-hal yang rumit.
Yang paling sering disorot adalah pemberantasan korupsi yang tidak jarang melibatkan orang-orang dekat di lingkaran kekuasaan negara.
Saat berucap itu, Yudhoyono didampingi Ibu Negara, Ani Yudhoyono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menpora Andi Mallarangeng dan Juru bicara Kepresidenan Julian A Pasha. Komitmen, adalah hal penting lain lagi demi kepentingan bangsa.
"Saya hanya bekerja dan bekerja dan saya minta doa restunya," kata Yudhoyono sambil menjabat tangan pelukis itu.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Wijaya, Presiden yang mengenakan pakaian dinas harian dan Ibu Ani kemudian berfoto bersama. Pelukis itu datang ke Istana Negara membawa lukisan seukuran 1 kali 1,2 meter bertajuk "The Wiseman" alias "Lelaki Bijaksana".
"Sudah lama saya melukisnya dan memang berniat memberikannya kepada presiden suatu hari nanti," ujar pelukis itu terkait lukisan itu. Lukisan dia menggambarkan Yudhoyono mengenakan setelan jas berwarna biru tua dalam posisi merenung mengatupkan kedua telapak tangannya di bawah dagu.
Sonny mengaku menjiplak pose itu dari foto Presiden yang ditemukannya di sebuah buku. "Momentum foto itu tepat, menggambarkan presiden yang tengah merenung berpikir," katanya. (G003)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: