Jakarta (ANTARA) - Para ofisial Formula 1 memantau perkembangan di Ukraina menyusul invasi dari Rusia pada Kamis namun belum berkomentar apakah Grand Prix Rusia akan berjalan sesuai jadwal pada September.

Rusia telah menggelar Grand Prix sejak 2014, dengan tahun ini dijadwalkan pada 25 September.

"Formula 1 dengan seksama memantau perkembangan yang sangat cepat berubah seperti halnya pihak-pihak lainnya dan saat ini tidak ada komentar terhadap balapan yang dijadwalkan pada September," kata juru bicara F1 seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Norris tercepat pada hari pertama tes pramusim F1 di Barcelona

"Kami akan terus memantau situasi dengan seksama."

Balapan di Rusia tahun ini akan menjadi yang terakhir kali digelar di Sochi Olympic Park, sebelum dialihkan ke trek yang berlokasi di luar St Petersburg pada 2023.

Balapan tersebut selalu dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin, yang juga menyerahkan trofi di podium.

Baca juga: Formula 1 akan wajibkan vaksin COVID-19 untuk musim 2022

Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina lewat darat, udara dan laut pada Kamis dan disebut sebagai serangan terbesar dari satu negara ke negara lainnya di Eropa sejak Perang Dunia II.

Amerika Serikat dan sekutunya juga akan mengumumkan sanksi tegas terhadap Rusia, yang kemungkinan akan menyasar bank-bank Rusia lebih banyak seperti Sberbank SBER.MM dan VTB VTBR.MM.

Grup VTB merupakan sponsor titel Grand Prix Rusia. Formula 1 juga memiliki seorang pebalap Rusia yaitu Nikita Mazepin yang tahun ini membalap untuk musim keduanya di Haas.

Sang pebalap berusia 22 tahun merupakan putra dari bilyuner Rusia Dmitry yang memiliki perusahaan pupuk kimia Uralkali, yang menjadi sponsor titel tim Haas.

Baca juga: Haas pamerkan rupa digital mobil F1 2022
Baca juga: Hamilton inginkan steward Formula 1 yang tidak berbias