Kupang, (ANTARA News)- Menteri Kehutanan, MS Kaban, menegaskan, program Gerakan Nasional (GN) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) harus membawa perubahan nyata berupa pengurangan jumlah lahan kritis di berbagai daerah sampai tahun 2007. "Secara nasional program GN-RHL itu akan terus berlanjut sampai tahun 2007 dengan target keseluruhan sebanyak tiga juta hektar lahan dan hutan kritis terehabilitasi. Karena itu harus ada perubahan pada setiap tahun anggaran," kata Kaban, di Kupang, Senin (2/1). Menhut Kabinet Indonesia Bersatu itu menilai masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) NTT cukup merespons program GN-RHL sehingga pelaksanaan tahap pertama pada tahun anggaran 2004 cukup sukses, tingkat keberhasilan lebih dari 70 persen. Pada umumnya, kata dia, daerah-daerah yang menerima dana GN-RHL mampu mengimplementasikan program tersebut secara baik sehingga tingkat keberhasilan di atas 70 persen. "Kalau tingkat keberhasilan di bawah 55 persen dianggap gagal, ternyata pada umumnya di atas 70 persen. Itu pertanda rakyat Indonesia merespons program rehabilitasi hutan dan lahan yang dicanangkan pemerintah pusat," ujarnya. Khusus di NTT, Menhut menyarankan masyarakat tidak hanya bergantung pada program GN-RHL dalam memelihara hutan dan lahan karena program tersebut hanya salah satu dari sekian cara mengatasi lahan kritis. "Jangan lah terus bergantung pada pemerintah, masyarakat harus aktif dalam memelihara kelestarian hutan dan lahan, karena sumber daya alam itu merupakan modal utama kemakmuran bangsa. Bagaimana mungkin kita akan mencapai kemakmuran jikalau modal kemakmuran kita abaikan," katanya. Dia mengatakan, Departemen Kehutanan melalui Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Hutan, mengalokasikan Rp109 miliar untuk mendukung program GN-RHL di NTT tahun anggaran 2005 yang direalisasikan dalam tahun 2006. Dana ratusan miliar itu untuk merehabilitasi 31.165 hektar hutan dan lahan kritis yang menyebar di 16 kabupaten/kota di NTT. Jumlah dana itu jauh melebihi dukungan dana tahun anggaran 2004 yang direalisasikan dalam tahun 2005 yang hanya sebesar Rp47,7 miliar. Alokasi dana Rp47,7 miliar itu diperuntukkan bagi pengadaan bibit sebanyak 12.892.000 batang pohon untuk 13.700 hektar lahan dan hutan. Program GN-RHL itu merupakan kegiatan ketiga semenjak dicanangkan Presiden Megawati Soekarnoputri, 21 Januari 2003 lalu. Sasaran GN-RHL di tahun 2003, meliputi lahan seluas 300.000 hektar yang berlokasi di 15 provinsi di Indonesia atau 145 kabupaten/kota pada 29 DAS, tidak termasuk NTT. Sementara GN-RHL di tahun 2004 mencakup 500.000 hektar lahan dan hutan yang tersebar di 31 provinsi termasuk Provinsi NTT atau di 372 kabupaten/kota pada 141 DAS. GN-RHL di tahun 2005 merupakan kegiatan lanjutan untuk merehabiitasi lahan kritis lainnya yang belum tersentuh pada tahapan sebelumnya.(*)