Kemenperin harapkan ada 3 juta kendaraan listrik pada 2030
18 November 2021 16:10 WIB
Tangkapan layar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono dalam acara virtual Gojek dan TBS, Kamis, (18/11/2021) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sony Sulaksono mengatakan pemerintah berharap pada tahun 2030 terdapat 3 juta kendaraan listrik agar mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 4,6 juta ton.
"Sesuai dengan roadmap yang sudah dibuat bahwa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, salah satunya roda dua. Ini angka yang cukup lumayan dengan asumsi 3 juta (kendaraan listrik). Kalau bisa lebih ya lebih bagus," kata Sony dalam sebuah acara virtual, Kamis.
Sony melanjutkan, saat ini sudah ada 22 produsen kendaraan bermotor listrik di Indonesia dan diharapkan akan terus berkembang.
"Mudah-mudahan terus berkembang karena kami juga punya roadmap untuk melakukan popularisasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini," ujarnya.
Baca juga: Luhut sebut kendaraan listrik wujud komitmen turunkan emisi
Menurut Sony, pembelian kendaraan listrik oleh kementerian maupun lembaga instansi pemerintah dapat menjadi salah satu upaya mendorong perkembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik.
Melihat harga kendaraan listrik yang lebih tinggi dari kendaraan biasa, Sony mengatakan bahwa masyarakat perlu diedukasi, salah satunya dengan membangun citra positif dengan menampilkan keunggulan-keunggulannya.
"Harus ditanamkan bahwa motor listrik ini berbeda, prestisius, sehingga wajar kalau harganya di atas yang biasa. Kemudian, swap baterai ini juga salah satu cara untuk membuat harga kendaraan listrik ini mendekati harga motor konvensional," tutur dia.
Sony mengatakan, pemanfaatan kendaraan listrik tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai net zero emission atau emisi nol persen pada 2060.
Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan karena seluruh dunia kini tengah mencari jalan keluar atas krisis perubahan iklim dan Indonesia harus turut berkontribusi.
"Terakhir kan pada COP26 di Glasgow, para pemimpin dunia berkumpul mencarikan jalan keluarnya dan tentunya setiap negara berkewajiban untuk memberikan kontribusinya," kata Sony.
"Indonesia, melalui Pak Presiden Jokowi, saat itu mengatakan bahwa kita akan berkomitmen mencoba menurunkan emisi CO2 pada 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen jika dapat bantuan dari luar," pungkasnya.
Baca juga: Gojek dan TBS kolaborasi bangun ekosistem kendaraan listrik roda dua
Baca juga: Penjualan kendaraan listrik Korsel meningkat hampir dua kali lipat
Baca juga: PLN lakukan uji jalan mobil listrik Jakarta-Bandung
"Sesuai dengan roadmap yang sudah dibuat bahwa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, salah satunya roda dua. Ini angka yang cukup lumayan dengan asumsi 3 juta (kendaraan listrik). Kalau bisa lebih ya lebih bagus," kata Sony dalam sebuah acara virtual, Kamis.
Sony melanjutkan, saat ini sudah ada 22 produsen kendaraan bermotor listrik di Indonesia dan diharapkan akan terus berkembang.
"Mudah-mudahan terus berkembang karena kami juga punya roadmap untuk melakukan popularisasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini," ujarnya.
Baca juga: Luhut sebut kendaraan listrik wujud komitmen turunkan emisi
Menurut Sony, pembelian kendaraan listrik oleh kementerian maupun lembaga instansi pemerintah dapat menjadi salah satu upaya mendorong perkembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik.
Melihat harga kendaraan listrik yang lebih tinggi dari kendaraan biasa, Sony mengatakan bahwa masyarakat perlu diedukasi, salah satunya dengan membangun citra positif dengan menampilkan keunggulan-keunggulannya.
"Harus ditanamkan bahwa motor listrik ini berbeda, prestisius, sehingga wajar kalau harganya di atas yang biasa. Kemudian, swap baterai ini juga salah satu cara untuk membuat harga kendaraan listrik ini mendekati harga motor konvensional," tutur dia.
Sony mengatakan, pemanfaatan kendaraan listrik tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai net zero emission atau emisi nol persen pada 2060.
Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan karena seluruh dunia kini tengah mencari jalan keluar atas krisis perubahan iklim dan Indonesia harus turut berkontribusi.
"Terakhir kan pada COP26 di Glasgow, para pemimpin dunia berkumpul mencarikan jalan keluarnya dan tentunya setiap negara berkewajiban untuk memberikan kontribusinya," kata Sony.
"Indonesia, melalui Pak Presiden Jokowi, saat itu mengatakan bahwa kita akan berkomitmen mencoba menurunkan emisi CO2 pada 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen jika dapat bantuan dari luar," pungkasnya.
Baca juga: Gojek dan TBS kolaborasi bangun ekosistem kendaraan listrik roda dua
Baca juga: Penjualan kendaraan listrik Korsel meningkat hampir dua kali lipat
Baca juga: PLN lakukan uji jalan mobil listrik Jakarta-Bandung
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: