Geng Haiti minta tebusan Rp 240 miliar untuk bebaskan misionaris
19 Oktober 2021 20:20 WIB
Pintu masuk ke kompleks Christian Aid Ministries terlihat di Titanyen di pinggiran Port-au-Prince, setelah penculikan sekelompok misionaris memicu kekhawatiran internasional atas kekerasan geng, Haiti, 18 Oktober 2021. (ANTARA/Reuters/as)
Jakarta (ANTARA) - Sebuah geng Haiti yang menculik sekelompok misionaris Amerika dan Kanada meminta 17 juta dolar (sekitar Rp240 miliar) untuk membebaskan mereka, Wall Street Journal melaporkan pada Selasa, mengutip seorang pejabat Haiti.
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.
Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal.
Kelompok 16 orang Amerika dan 1 Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.
Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.
Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli.
Sumber: Reuters
Baca juga: Misionaris AS diculik di Haiti saat geng kian nekat
Baca juga: 17 misionaris AS beserta keluarganya diculik di Haiti
Menteri Kehakiman Liszt Simply mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti sedang menghubungi para penculik dan mengupayakan pembebasan para misionaris yang diculik akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince oleh geng bernama 400 Mawozo, Journal melaporkan.
Negosiasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, kata Simply kepada Journal.
Kelompok 16 orang Amerika dan 1 Kanada itu di antaranya termasuk enam wanita dan lima anak-anak.
Penculikan di Haiti menjadi semakin nekat dan lazim di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkembang. Setidaknya ada 628 insiden dalam sembilan bulan pertama 2021 saja, menurut sebuah laporan oleh Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti, atau CARDH.
Masyarakat Haiti pada Senin melakukan mogok nasional untuk memprotes kejahatan geng dan penculikan, yang telah meningkat selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli.
Sumber: Reuters
Baca juga: Misionaris AS diculik di Haiti saat geng kian nekat
Baca juga: 17 misionaris AS beserta keluarganya diculik di Haiti
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: