Riset: Ekosistem digital tingkatkan inklusi keuangan
5 Oktober 2021 15:55 WIB
Para narasumber dalam jumpa virtual pemaparan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) bertajuk "Peran GoTo Financial terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021" pada Selasa (5/10/2021). (ANTARA/TL/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Riset oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) bertajuk "Peran GoTo Financial terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021" menunjukkan bahwa ekosistem teknologi digital terutama dalam layanan keuangan digital mampu meningkatkan inklusi keuangan masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Saat pandemi, pemanfaatan platform digital meningkat dengan pesat, termasuk layanan keuangan digital. Metode pembayaran elektronik bahkan menggantikan cash sebagai metode pembayaran utama," kata Kepala LD FEB UI Turro Wongkaren dalam jumpa virtual pada Selasa.
Turro menambahkan, inklusi keuangan juga dapat memperluas akses masyarakat ke lembaga keuangan formal untuk berbagai kebutuhan seperti menabung, mendapatkan asuransi, kemudahan transaksi digital, hingga kredit untuk usaha maupun kebutuhan sehari-hari.
"Ini semua memperluas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan formal. Sehingga, bukan hanya satu atau dua aspek saja yang dilihat, namun juga dari sisi masyarakat dan pengusaha yang terlibat melalui satu ekosistem (digital)," kata dia.
Lebih lanjut, Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw mengatakan kini masyarakat utamanya pelaku UMKM cenderung lebih percaya dengan penggunaan produk digital dan ekosistem keuangan digital dalam menjalankan usahanya secara beriringan.
"Optimisme adalah sesuatu yang selalu kita cari. Hal ini yang membuat UMKM dan konsumen bertahan dalam menghadapi tantangan di masa pandemi. Benar bahwa di samping dampak ekonomi, kemudahan dan dampak ini membuka akses terhadap layanan keuangan formal yang dulu masih kurang," kata Paksi.
"Mayoritas pelaku UMKM kini lebih percaya dan optimis pada penggunaan layanan digital. Potensi usaha digital selalu didorong dan membuat mereka optimis pada potensi usaha online," ujarnya menambahkan.
Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan, digitalisasi berperan sebagai katalis peningkatan inklusi keuangan di berbagai lapisan masyarakat.
"Adopsi digital mendorong pemanfaatan produk keuangan yang sebelumnya belum dimanfaatkan masyarakat. Mulai dari layanan perencanaan melalui GoPaylater, misalnya. Lalu, investasi juga semakin terbuka untuk masyarakat," papar Aldindra.
"Sehingga, kini (inklusi keuangan digital) bukan hanya untuk kebutuhan konsumtif dan sehari-hari saja, namun juga masa depan finansial dari penggunanya," ujarnya melanjutkan.
Sementara itu, responden riset ini adalah konsumen dan pelaku usaha yang sudah menggunakan layanan dan produk GoTo Financial sejak sebelum masa pandemi (sebelum Maret 2020). Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 7.355 orang, terdiri dari 5.639 konsumen dan 1.716 merchant UMKM GoTo Financial.
Mayoritas responden (95 persen) tersebar di 21 kota, yaitu Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan secara daring di minggu kedua bulan Agustus 2021, dengan pendekatan simple random sampling (M.o.E 2 persen, C.I. 95 persen).
Baca juga: Gojek kucurkan bantuan untuk mitra driver hingga Rp260 miliar
Baca juga: GoTo siap dorong pemulihan ekonomi melalui digitalisasi
Baca juga: Gojek bentuk tim khusus untuk lindungi data pribadi konsumen
"Saat pandemi, pemanfaatan platform digital meningkat dengan pesat, termasuk layanan keuangan digital. Metode pembayaran elektronik bahkan menggantikan cash sebagai metode pembayaran utama," kata Kepala LD FEB UI Turro Wongkaren dalam jumpa virtual pada Selasa.
Turro menambahkan, inklusi keuangan juga dapat memperluas akses masyarakat ke lembaga keuangan formal untuk berbagai kebutuhan seperti menabung, mendapatkan asuransi, kemudahan transaksi digital, hingga kredit untuk usaha maupun kebutuhan sehari-hari.
"Ini semua memperluas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan formal. Sehingga, bukan hanya satu atau dua aspek saja yang dilihat, namun juga dari sisi masyarakat dan pengusaha yang terlibat melalui satu ekosistem (digital)," kata dia.
Lebih lanjut, Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw mengatakan kini masyarakat utamanya pelaku UMKM cenderung lebih percaya dengan penggunaan produk digital dan ekosistem keuangan digital dalam menjalankan usahanya secara beriringan.
"Optimisme adalah sesuatu yang selalu kita cari. Hal ini yang membuat UMKM dan konsumen bertahan dalam menghadapi tantangan di masa pandemi. Benar bahwa di samping dampak ekonomi, kemudahan dan dampak ini membuka akses terhadap layanan keuangan formal yang dulu masih kurang," kata Paksi.
"Mayoritas pelaku UMKM kini lebih percaya dan optimis pada penggunaan layanan digital. Potensi usaha digital selalu didorong dan membuat mereka optimis pada potensi usaha online," ujarnya menambahkan.
Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan, digitalisasi berperan sebagai katalis peningkatan inklusi keuangan di berbagai lapisan masyarakat.
"Adopsi digital mendorong pemanfaatan produk keuangan yang sebelumnya belum dimanfaatkan masyarakat. Mulai dari layanan perencanaan melalui GoPaylater, misalnya. Lalu, investasi juga semakin terbuka untuk masyarakat," papar Aldindra.
"Sehingga, kini (inklusi keuangan digital) bukan hanya untuk kebutuhan konsumtif dan sehari-hari saja, namun juga masa depan finansial dari penggunanya," ujarnya melanjutkan.
Sementara itu, responden riset ini adalah konsumen dan pelaku usaha yang sudah menggunakan layanan dan produk GoTo Financial sejak sebelum masa pandemi (sebelum Maret 2020). Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 7.355 orang, terdiri dari 5.639 konsumen dan 1.716 merchant UMKM GoTo Financial.
Mayoritas responden (95 persen) tersebar di 21 kota, yaitu Manado, Samarinda, Balikpapan, Pekanbaru, Makassar, Palembang, Lampung, Medan, Denpasar, Solo, Tangerang Selatan, Depok, Semarang, Malang, Bogor, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan secara daring di minggu kedua bulan Agustus 2021, dengan pendekatan simple random sampling (M.o.E 2 persen, C.I. 95 persen).
Baca juga: Gojek kucurkan bantuan untuk mitra driver hingga Rp260 miliar
Baca juga: GoTo siap dorong pemulihan ekonomi melalui digitalisasi
Baca juga: Gojek bentuk tim khusus untuk lindungi data pribadi konsumen
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: