Jakarta (ANTARA) - Eko Roni Saputra saat ini tercatat sebagai salah satu petarung seni bela diri campuran (MMA) kebanggaan Indonesia yang berkiprah di pentas internasional.

Pria asal Samarinda, Kalimantan Timur itu berada dalam naungan sasana terbesar di Singapura yakni Evolve MMA dan menjalani karier profesional dalam ajang tarung bebas terbesar se-Asia, ONE Championship.

Dia mendapat tawaran untuk bergabung bersama Evolve MMA tidak lama setelah tampil mewakili Merah Putih pada cabang olahraga gulat Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Selepas bertarung sebagai profesional dalam ajang internasional, Eko Roni mendapatkan banyak hal baru. Tidak terkecuali aspek finansial, karena berkiprah di Negeri Singa membawa kehidupannya lebih baik dari sebelumnya.

Baru-baru ini, petarung berusia 30 tahun itu mencatatkan hal mengejutkan sekaligus membanggakan. Dia menumbangkan Liu Peng Shuai asal China dengan durasi 10 detik pada pertarungan kelas terbang ONE Championship, 13 Agustus 2021.

Kemenangan tersebut sekaligus meneruskan tren positif Eko Roni menghempaskan lawan pada ronde pertama dalam lima pertarungan secara beruntun.

Eko adalah satu di antara atlet-atlet Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia dalam pentas global. Pencapaian itu membuktikan atlet Indonesia bisa bersaing dan bahkan menjadi yang terbaik di tingkat dunia.

Baca juga: Eko Roni akan buktikan jika tidak hanya jago gulat di ONE Championship


Berawal dari PON
Jauh sebelum menjadi petarung profesional, perjalanan Eko Roni Saputra dimulai dari dari olahraga gulat. Semasa masih aktif, dia tercatat sebagai pegulat terbaik Indonesia dengan rekor 116-10-0.

Perjuangan Eko pun tidak mudah. Kehidupannya ketika itu dalam keterbatasan. Tapi, dia tak pernah menyerah dan terus disiplin dalam berlatih.

Sebelum berkiprah di level nasional, Eko Roni mampu berbicara banyak di tingkat daerah dengan menjuarai berbagai ajang. Kemudian, dia menjadi wakil Kalimantan Timur di setiap kejuaraan nasional, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON).

Debutnya terjadi saat Kalimantan Timur menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar di Indonesia pada 2008. Kala itu, Eko Roni yang masih berusia 17 tahun membuat kejutan dengan meraih medali emas.

Kemudian, Eko membuktikan emas yang diraih pada penampilan pertamanya di PON bukan semata karena status tuan rumah.

Ya, pada PON dua edisi berikutnya masing-masing di Riau pada 2012 dan Jawa Barat pada 2016, dia kembali meraih kesuksesan dengan membawa pulang medali emas.
Petarung ONE Championship Indonesia, Eko Roni Saputra. ANTARA/HO/ONE Championship


Eko Roni kepada ANTARA, Minggu, mengungkapkan perjalanan untuk mencapai prestasi dengan tiga gelar emas beruntun selama PON tidak mudah.

Kecewa dan putus asa sempat dia rasakan. Hanya saja, itu tidak membuatnya menyerah. Eko Roni tetap berusaha keras untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpinya.

Dengan hasil emas tiga kali PON, Eko Roni menjadi andalan Indonesia dalam berbagai kejuaraan internasional.

Dia sukses menyumbang perunggu pada nomor gaya bebas -50kg putra gelaran SEA Games 2009 di Vientiane, Laos.

Setelah itu, prestasinya meningkat dengan menyumbang perak di kelas 55kg gaya bebas putra SEA Games 2013 di Naypyidaw, Myanmar.

Kemudian saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Eko Roni pun kembali turun di nomor gaya bebas 57kg putra.

Sayang langkahnya terhenti pada perempat final usai kalah dari wakil China Liu Minghu dengan skor 5-10.

Baca juga: Tiga bersaudara jadi tumpuan gulat kaltim raih emas PON

"Ketika saya menjadi juara di PON pertama, saya tak langsung masuk pelatnas (pemusatan latihan nasional). Keluar masuk pelatnas juga saya rasakan. Kecewa pernah, tapi saya berusaha fokus untuk membuktikan diri," ujar Eko Roni.

Hingga akhirnya, kesempatan berkiprah di level yang lebih tinggi pun datang. Peluang itu datang setelah Asian Games 2018. Dia mendapat tawaran dan akhirnya beralih profesi menjadi petarung MMA dengan bergabung bersama Evolve.

Eko Roni mengatakan salah satu kesuksesan yang diraihnya hingga kini tak lepas dari perjuangan keras, disiplin, dan selalu berusaha menampilkan yang terbaik, termasuk ketika tampil di PON.

Menurutnya, PON adalah ajang terbesar di Indonesia yang bisa menjadi jalan menuju jenjang berikutnya yaitu level internasional.

"Tentunya dengan persaingan ketat juga. Saya juga rindu ingin bersaing di gulat. Tapi, sekarang saya sudah di profesional dan fokus di sini (MMA)," kata Eko Roni.

Pesan Eko Roni
Ayah satu anak itu pun berpesan kepada atlet-atlet Indonesia untuk terus optimistis dalam melakukan segala hal.

"Kita harus berprestasi di PON. Kita harus menunjukkan yang terbaik di Indonesia sehingga bisa menjadi wakil Merah Putih pada ajang lebih besar seperti SEA Games dan Asian Games," katanya.

Dengan tampil dalam multievent tingkat internasional, lanjut Eko Roni, dunia akan melihat atlet Indonesia mampu berkiprah dan bersaing dengan atlet dari negara lain.

"Seperti saya, ibarat kata 1.000 banding satu. Itu adalah rezeki buat saya. Dunia melihat dan melirik saya. Bagi saya, kesempatan itu terbuka lebar. Tentunya dengan kerja keras, fokus, berbuat yang terbaik. Jangan lupa berdoa juga," ujarnya.

Eko juga berpesan agar atlet-atlet Indonesia harus menguatkan aspek mental.

Berdasarkan pengalaman yang dia rasakan, Eko menyebut mayoritas atlet Indonesia seringkali merasa minder saat berhadapan dengan atlet luar negeri.

"Pastinya, saya juga sempat merasakan minder dan menganggap atlet luar itu lebih kuat. Mental sudah kalah sebelum bertanding. Tetapi setelah saya rutin berlatih dengan mereka, saya bisa beradaptasi dan bisa bersaing dengan mereka," katanya.

Kunci kesuksesan, menurut Eko Roni, adalah mereka yang memiliki mental kuat alias juara. Bagaimana pun kondisi yang dihadapi,, semua tergantung pada mental diri dari sang atlet.

"Kita sendiri yang tahu, di mana titik terendah kita. Tetapi selama kita punya kemauan dan tekad yang kuat, pasti bisa meraih impian," kata Eko.

Dia pun berharap semakin banyak atlet potensial, khususnya dari cabang gulat yang juga bisa berkiprah dan mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang internasional.

Semoga jejak Eko Roni pun diikuti atlet-atlet yang turut berlaga dalam PON Papua. Terima kasih Eko Roni telah menunjukkan jalan dari PON menuju kompetisi tingkat dunia.

Baca juga: Tim gulat DKI Jakarta targetkan satu emas pada PON Papua