Tugas emosional untuk mengisahkan tentang 9/11 kepada siswa
4 September 2021 21:44 WIB
FOTO ARSIP: Pesawat United Airlines penerbangan 175 yang dibajak terbang ke arah Menara Kembar WTC sisi selatan setelah sisi Utara terbakar, menyusul aksi serangan terorisme di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/9/2001). ANTARA FOTO/REUTERS/Sean Adair/Foto Arsip/wsj.
New York (ANTARA) - Saat Amerika Serikat mengakhiri "perang panjang" di Afghanistan, sebuah museum di New York mengajari para siswa tentang peristiwa yang memicu pendirian museum itu.
Peristiwa itu terjadi saat para siswa itu belum lahir: 9/11.
Museum Penghormatan 9/11 di Lower Manhattan memanfaatkan pengalaman pribadi dan sejumlah akun--dari orang- orang yang langsung mengalami hari ketika American Airlines dengan Penerbangan 11 dan United Airlines dengan Penerbangan 175 menabrak World Trade Center--untuk mendidik generasi baru.
"Kami tidak memiliki banyak artefak," kata Joan Mastropaolo, salah satu dari sekitar seribu sukarelawan yang menawarkan tugas memandu di museum.
"Tujuan kami di sini adalah untuk berbagi sejarah melalui kisah orang-orang yang ada di sini pada 9/11 ... Saya selalu ingin mengatakan bahwa artefak kami benar-benar jantung dan jiwa rakyat kami dan kisah mereka."
Beberapa minggu sebelum peringatan 20 tahun serangan 11 September, Mastropaolo menyambut sekelompok mahasiswa dari Salem, Oregon, seraya bercerita tentang lingkungan hidup yang mengelilingi World Trade Center, tempat dia dan suaminya tinggal.
Para siswa mendengarkan dengan seksama, seperti yang digambarkan Mastropaolo sebagai saksi sejarah.
"Dengan mataku sendiri," dia memulai. "Saya tidak pernah mengalihkan pandangan dari pesawat itu. Saya menyaksikan American Airlines Penerbangan 11 mendekati Menara Utara. Tidak ada upaya untuk berputar-putar dan pesawat itu tertelan ke dalam menara."
Ian Crites, 15, tampak tercekam oleh penjelasan tersebut.
"Saya telah melihat videonya dari sekolah ... Tapi melihatnya dan berada di sini secara langsung, melihat foto orang-orang yang kehilangan nyawa adalah hal yang sangat berbeda. Dan itu sangat sulit untuk dilihat," katanya.
"Sangat penting bahwa kami meneruskan sejarah ini ke generasi berikutnya," kata Mastropaolo. "Kami tidak bisa membiarkan ini pergi, dilupakan. Jadi bagi kami, ada semangat yang kuat untuk memastikan bahwa generasi muda mengambil pengetahuan ini dan membawanya ke depan seiring bertambahnya usia."
Sumber: Reuters
Baca juga: Menonton "The Walk", mengenang WTC New York
Baca juga: Museum 9/11 akan dibuka di New York pada 21 Mei
Baca juga: Pencakar langit baru menjulang di kawasan WTC New York
Peristiwa itu terjadi saat para siswa itu belum lahir: 9/11.
Museum Penghormatan 9/11 di Lower Manhattan memanfaatkan pengalaman pribadi dan sejumlah akun--dari orang- orang yang langsung mengalami hari ketika American Airlines dengan Penerbangan 11 dan United Airlines dengan Penerbangan 175 menabrak World Trade Center--untuk mendidik generasi baru.
"Kami tidak memiliki banyak artefak," kata Joan Mastropaolo, salah satu dari sekitar seribu sukarelawan yang menawarkan tugas memandu di museum.
"Tujuan kami di sini adalah untuk berbagi sejarah melalui kisah orang-orang yang ada di sini pada 9/11 ... Saya selalu ingin mengatakan bahwa artefak kami benar-benar jantung dan jiwa rakyat kami dan kisah mereka."
Beberapa minggu sebelum peringatan 20 tahun serangan 11 September, Mastropaolo menyambut sekelompok mahasiswa dari Salem, Oregon, seraya bercerita tentang lingkungan hidup yang mengelilingi World Trade Center, tempat dia dan suaminya tinggal.
Para siswa mendengarkan dengan seksama, seperti yang digambarkan Mastropaolo sebagai saksi sejarah.
"Dengan mataku sendiri," dia memulai. "Saya tidak pernah mengalihkan pandangan dari pesawat itu. Saya menyaksikan American Airlines Penerbangan 11 mendekati Menara Utara. Tidak ada upaya untuk berputar-putar dan pesawat itu tertelan ke dalam menara."
Ian Crites, 15, tampak tercekam oleh penjelasan tersebut.
"Saya telah melihat videonya dari sekolah ... Tapi melihatnya dan berada di sini secara langsung, melihat foto orang-orang yang kehilangan nyawa adalah hal yang sangat berbeda. Dan itu sangat sulit untuk dilihat," katanya.
"Sangat penting bahwa kami meneruskan sejarah ini ke generasi berikutnya," kata Mastropaolo. "Kami tidak bisa membiarkan ini pergi, dilupakan. Jadi bagi kami, ada semangat yang kuat untuk memastikan bahwa generasi muda mengambil pengetahuan ini dan membawanya ke depan seiring bertambahnya usia."
Sumber: Reuters
Baca juga: Menonton "The Walk", mengenang WTC New York
Baca juga: Museum 9/11 akan dibuka di New York pada 21 Mei
Baca juga: Pencakar langit baru menjulang di kawasan WTC New York
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: