Beijing (ANTARA) - China mendorong Hong Kong segera bergabung dengan Kemitraan Ekononi Komperehensif Regional (RCEP).

Kementerian akan mendukung Hong Kong dalam melaksanakan negosiasi kesepakatan perdagangan bebas dengan beberapa negara lain, berperan dalam kerja sama ekonomi Asia-Pasifik, dan meningkatkan posisinya sebagai pusat finansial, perdagangan, dan pelabuhan internasional, demikian Menteri Perdagangan China Wang Wentao dikutip media setempat, Jumat.

Menurut dia, dukungan keterlibatan Hong Kong dalam kerangka Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) sangat penting bagi China yang sedang berupaya membuka pasarnya lebar-lebar.

Ini juga penting bagi China dan Hong Kong untuk saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai pertumbuhan ekonomi bersama.

Baca juga: Menlu China sebut RCEP cerminkan komitmen keterbukaan kala pandemi

Kementerian Perdagangan China akan terus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan sektor perdagangan untuk mendukung pertumbuhan kawasan Guangdong-Hong Kong-Makau, meningkatkan partisipasi perusahaan Hong Kong dalam pameran-pameran besar di China daratan, dan meningkatkan konvergensi di kawasan penting ekonomi, seperti di Shenzhen dan Hainan, demikian Wang.

RCEP merupakan kesepakatan dagang terbesar di dunia yang beranggotakan negara-negara ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selanda Baru. Kesepakatan itu berlaku efektif mulai tahun depan.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menekankan pentingnya multilateralisme agar terus berlanjut di seluruh dunia.

BRI dan perjanjian perdagangan bebas RCEP akan meningkatkan manfaat multilateralisme, demikian Lam.

Nilai perdagangan antara Hong Kong dan 15 negara anggota RCEP mencapai 770 miliar dolar AS (Rp 10,9 triliun) pada 2020 atau sekitar 73 persen dari total volume ekspor dan impor Hong Kong.

Baca juga: China dukung peran media dan akademisi terkait kebijakan RCEP
Baca juga: Marty: RCEP inisiatif ASEAN, meski terkesan didominasi China