Jakarta (ANTARA News) - Pabrikan otomotif asal Jepang, Subaru, sedang melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan mereka di China tentang rencana joint venture untuk membangun pabrik mobil di negara itu akhir tahun 2010.

Ikuo Mori, Presiden Fuji Heavy Industries Ltd., induk usaha Subaru, kepada harian bisnis Jepang Nikkei seperti yang dikutip Autonews.com, mengatakan bahwa mobil yang diproduksi secara lokal memiliki keuntungan yang lebih tipis dibandingkan dengan yang diimpor dari Jepang.

Tetapi, pembangunan pabrik di China sangat penting untuk pertumbuhan masa depan Subaru di pasar otomotif terbesar di dunia itu.

"Kami sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa produsen lokal yang menjadi calon rekan untuk 'joint venture'," kata Mori.

"Kami akan memutuskan pengembangan di sana pada akhir tahun ini," sambung Mori. Meski demikian, Mori belum mengharapkan kerjasama di China itu akan profitable dalam dua tahun pertama.

Subaru akan menjadi pendatang baru di China sedangkan produsen mobil Jepang lainnya telah bertahun-tahun mempunyai pabrik di China .

Subaru mulai menjual kendaraan-kendaraan full size di China sejak 2004. Sebanyak 35.000 unit mobil berhasil dijual di China tahun lalu dan tahun ini Subaru berencana menjual 50.000 unit di China.

Menurut Mori target jangka panjang Subaru mencapai 100.000 unit pertahun, meski ia belum memberikan kerangka waktu yang jelas.

Sementara itu juru bicara Subaru, Masashi Uemura masih menolak mengungkapkan nama perusahaan yang sedang melakukan pembicaraan dengan Fuji Heavy Industries.

Akan tetapi, sebuah situs web bisnis China pada bulan lalu melaporkan bahwa salah satu perusahaan yang diajak berbicara oleh pabrikan otomotif Jepang itu adalah Shanghai Automotive Industry Corp.
(Ber/A038/BRT)