Ambon (ANTARA News) - Kegiatan Sail Banda, pada Juli hingga Agustus 2010 di Provinsi Maluku menjadi salah satu pembuktian dari Pemerintah Indonesia terhadap dunia internasional akan prospek dan potensi sumber daya alam istimewa yang dimiliki wilayah tersebut.

Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, mengatakan bahwa kegiatan bahari bertaraf internasional dengan menjadikan Banda sebagai ikon dari kegiatan bertema "Small Island for Our Future" itu cukup strategis untuk mempromosikan potensi sumber daya alam.

Sekaligus meyakinkan dunia internasional bahwa daerah ini telah benar-benar aman.

"Maluku dengan 1,4 juta jiwa penduduk tersebar di 1.340 buah Pulau memiliki potensi sumber daya perikanan dan kelautan, migas, tambang, pariwisata dan perkebunan yang menjanjikan bagi investor, baik nasional maupun internasional untuk mengelolanya," katanya.

Keseriusan pemerintah ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menerbitkan SK No.35 tertanggal 14 Desember 2009 tentang panitia nasional Sail Banda 2010.

Rencana penyelenggaraan Sail Banda pun semakin bergaung setelah diluncurkan oleh Menko Kesra Agung Laksono di Jakarta pada 3 Januari 2010.

Menteri Perikanan dan Kelautan, Fadel Muhammad selaku Ketua Panitia Nasional selanjutnya memotivasi masyarakat Maluku untuk memberikan dukungan penuh, saat acara peluncuran di Ambon pada 16 April 2010.

Gayung pun bersambut. Rencana kegiatan bahari tersebut mendapat tanggapan positif warga Maluku di Belanda yang dengan antusias menyatakan akan "pulang kampung" untuk menyaksikannya.

Dalam acara bursa pariwisata "Vakantiebeurs" di Utrecht, 12-17 Januari 2010, sedikitnya 350 warga Maluku di Belanda menyatakan kesediaan mempromosikan Sail Banda di negeri kincir angin maupun negara tetangga lainnya di Eropa Barat.

Panitia nasional maupun lokal semakin berbesar hati ketika Bank Mandari mewujudkan dukungannya dengan membuat acara Maluku Investment Day di Jakarta, April lalu.

Acara itu dihadiri tidak kurang dari 150 pengusaha dan bankir rekanan Bank Mandiri, baik dalam maupun luar negeri.

Dukungan penuh juga diberikan Kementerian Luar Negeri yang menggelar "Updates From the Region" (UFTR) bertema "Maluku Open to the World" di Jakarta, 12 Mei lalu, yang bertujuan memperkenalkan potensi yang sumber daya alam Maluku kepada para duta besar negara sahabat dan mitra asing.

Ralahalu tidak mau "berpangku tangan" menerima tangggung jawab pemerintah sebagai penyelengara "Sail Banda 2010".

Pemerintah provinsi (Pemprov) Hainan di RRC pun digandeng untuk menjalin kerja sama investasi di 10 bidang yang penandatangan perjanjiannya dilakukan di di Ambon pada 7 Juli 2010.

Gubernur Ralahalu dan Wagub Assagaff juga melirik Provinsi Northern Teritorry di Benua Australia untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan.

Wagub didampingi Ketua DPRD Maluku, Fatani Sohilauw saat berkunjung ke Provinsi Northern Teritorry pada 8-10 Juni 2010 mendapat respons positif dari pemprov setempat.

Gubernur Northern Teritorry, Tom Pauling malah menawarkan Pemprov Maluku menggelar "Ambon Night" guna mempromosikan potensi pariwisata daerah ini di Darwin pada Oktober 2010.

Gubernur Tom Pauling juga menawarkan tim sepak bola Maluku berusia di bawah 18 tahun untuk melakukan pertandingan persahabatan di Darwin bersama kesebelasan dari Timor Leste dijadwalkan pada Mei 2010.

Bahkan, Gubernur Northern Teritorry menyanggupi akan mengirimkan pesawat untuk mengangkut 25 pemain, termasuk manager dan ofisial Maluku ke Darwin bila pertandingan tersebut diselenggarakan nanti.

Transpotrasi dan akomodasi selama di Darwin ditanggung pemerintah Northern Teritorry, Sedangkan makanan disiapkan Konsul RI di Darwin.

Gubernur Ralahu semakin yakin dengan kehadiran jaringan hotel internasional Swiss Bel Ambon yang diresmikan operasionalnya pada 14 Juni 2010.

Bahkan, Senior Wakil Presiden Operasi dan Pengembangan Swiss Bel Hotel Internasional, Emmanuel Guillard menegaskan, pihaknya berkeinginan membangun resort lain di Maluku, khususnya di kawasan pesisir pantai.

"Kami memiliki keinginan besar untuk mengembangkan bisnis hotel dan resort di Maluku, terutama di pesisir pantai karena pemandangan alamnya luar biasa," katanya.

Akomodasi yang tersedia, menurut Gubernur, ditunjang dengan pengoperasian pesawat Garuda ke bandara internasional Pattimura Ambon pada 3 Juni 2010.

Kehadiran Maskapai penerbangan dengan pesawat Boeing 737 seri 400 yang transit di Makassar, Sulsel itu, menawarkan 14 kelas bisnis dan 120 kelas ekonomi.

Garuda menjadwalkan penerbangan dari Ambon dan tiba di Jakarta menjelang keberangkatan pesawat Garuda ke Belanda karena mempertimbangkan mayoritas turis asing berkunjung ke Maluku adalah dari Eropa Barat.

Lumbung ikan

Gubernur Ralahalu merasa tertantang dengan puncak Sail Banda yang dijadwalkan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Ambon pada 3 Agustus 2010, diagendakan mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional.

Pertimbangannya laut Maluku memiliki potensi ikan pelagis dan demersal yang sangat tinggi. Dimana sumber daya ikannya memiliki 1.640.160 ton per tahun, yang terdiri atas ikan pelagis (261.490 ton), pelagis kecil (980.100 ton), demersal (295.500 torr), ikan karang (47.700 ton), udang (44.000 ton), lobster (800 ton), dan cumi-cumi (10.570 ton).

Selain itu, prospek rumput laut yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan Maluku bersama enam provinsi kepulauan lainnya yakni Maluku Utara, Sulawesi Utara, NTT, NTB, Bangka Belintung dan Kepulauan Riau.

"Komoditas rumput laut berdasarkan penelitian tim investor dari Hainan ternyata memiliki kualitas terbaik sehingga berapa pun produksinya siap ditampung dan dipasarkan di pangsa pasar China," ujar Gubernur.

Selain itu, investor dari Hainan juga memprogramkan pemberian ratusan unit kapal bertonage 200-300 Gross Ton (GT) untuk nelayan di Maluku.

"Kapal-kapal ini sangat strategis mengingat daya operasinya hingga ke wilayah ZEE, sehingga peluang hasil penangkapan lebih besar dan dampaknya akhirnya mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan di Maluku," katanya.

Investor dari Hainan juga tertarik dengan potensi pertambangan dan mineral Maluku yang prospeknya sangat menjanjikan.

Gubernur bangga karena Kepala Negara juga dijadwalkan melepas replika kapal Majapahit yang diberi nama "The Spirit of Majapahit". Kegiatan ini untuk mengenang kejayaan armada laut Majapahit untuk pelayaran keliling dunia selama 20 bulan dengan menyinggahi 33 negara.

Kegiatan terakhir Sail Banda adalah melaksanakan upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65 dijadwalkan di Pulau Kisar yang secara geografis berdekatan dengan Timor Leste dengan menancapkan bendera Merah Putih di bawah laut.

Gubernur Ralahalu menilai berbagai kegiatan untuk menyukseskan Sail Banda akan mendorong program pemprov setempat merealisasi daerah berkembang cepat pada 2013 nanti.

Berbagai sarana maupun prasarana diarahkan kementerian teknis ke Maluku sehingga kendala yang dihadapi semakin teratasi dan memberikan harapan bagi kemajuan daerah ini.

Kendala tersebut antara lain pasar internal yang relatif kecil karena jumlah penduduk tidak sebanding daya beli, skala ekonomi tidak mencukupi karena kondisi geografis kepulauan dan ekonomi biaya tinggi akibat keterbatasan infrastruktur maupun permasalahan kelembagaan.

Selain itu, berbagai kendala dalam perdagangan internasional yang masih harus diatasi serta keterbatasan kemampuan keuangan daerah.

Gubernur juga menilai Sail Banda mendorong visi dan misi pembangunan Maluku 2008-2013 yang telah disampaikannya di DPR-RI di Jakarta pada 2008.

Pembangunan pada 2008-2013 didasari oleh visi "Membangun Maluku yang Sejahtera, Rukun, Religius dan Berkualitas dijiwai Semangat Siwalima Berbasis Kepulauan Secara Berkelanjutan".

Misi yang diemban Pemprov Maluku adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera, rukun, religius dan berkualitas.

Visi dan misi tersebut diprogramkan dalam empat agenda untuk diwujudkan yakni meningkatkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Menciptakan Maluku yang rukun, aman, damai, bersatu dan demokratis. Mewujudkan masyarakat Maluku yang religius dan berbudaya serta memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik.

Indikator realisasi visi dan misi itu diukur dengan keberhasilan pembangunan yang terceminan dari indikator makro pembangunan Maluku berkembang cepat meliputi pertumbuhan ekonomi meningkat dari 4,23 persen pada 2008 menjadi 8,5 persen tahun 2013.

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PRDB) meningkat dari Rp6,30 triliun menjadi Rp11,34 triliun. PDRB perkapita meningkat dari Rp4,42 juta menjadi Rp7,33 juta.

Ratio investasi terhadap PDRB meningkat dari 5,7 pesren menjadi 11 persen. Ekspor meningkat dari 228,7 juta dolar Amerika menjadi 789,7 juta dolar Amerika.

Pendapatan asli daerah (PAD) meningkat dari Rp125 miliar menjadi Rp450 miliar.Tingkat kemiskinan menurun dari 27 persen menjadi 12,5 persen.

Selain itu, tingkat pengangguran menurun dari 11,5 persen menjadi 5,8 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 71,3 tahun menjadi 80 tahun.

"Sail Banda semakin memberikan kepercayaan kepada dunia internasional untuk menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan pemprov, dunia usaha maupun lembaga-lembaga berkompoten di Maluku untuk mempercepat pembangunan di daerah ini agar keluar dari status daerah tertinggal menuju daerah berkembang cepat," ujar Gubernur Ralahalu.
(T.L005/Z003/P003)