Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu mengunjungi Jakarta, Selasa, dan membahas bersama Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi
tentang rencana kunjungan balasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada 2021.

Kunjungan Erdogan yang dijadwalkan berlangsung tahun depan itu merupakan balasan atas lawatan Presiden RI Joko Widodo ke Turki pada 2017, kata Retno saat jumpa pers bersama Menlu Mevlüt di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia hari ini (22/12).

Menurut Retno, kunjungan balasan itu akan jadi momentum untuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan Turki.

Baca juga: Indonesia dorong peningkatan ekspor produk tekstil ke Turki
Baca juga: Ada pandemi, ekspor tekstil Indonesia ke Turki anjlok 49 persen


Dalam kesempatan yang sama, Mevlüt mengatakan dua negara kemungkinan akan membentuk Dewan Strategis Tingkat Tinggi sebagai bentuk konkret peningkatan kerja sama bilateral. Dewan Strategis Tingkat Tinggi itu kemungkinan akan diresmikan saat Erdogan mengunjungi Indonesia, ujar Mevlüt.
​​​​​​​
Sejauh ini, rencana pembentukan dewan strategis itu masih dibicarakan oleh menteri luar negeri dari dua negara.

"Kita tengah menjajaki pembentukan High-Level Strategic Council (Dewan Strategis Tingkat Tinggi) yang akan menjadi forum bagi para pemimpin kedua negara untuk membahas secara regular berbagai isu bilateral, regional, dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama," terang Retno usai menghadiri pertemuan bilateral dengan menteri luar negeri Turki.

Kedatangan Mevlüt merupakan kunjungan pertama yang dilakukan menteri luar negeri Turki secara bilateral dalam 15 tahun terakhir. Kunjungan Mevlüt ke Indonesia juga bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki yang diperingati pada tahun ini, kata menlu RI.

Dalam pertemuan bilateral antarmenteri luar negeri, Mevlüt dan Retno membahas berbagai peluang kerja sama dan isu di tingkat kawasan serta dunia. Beberapa persoalan di kawasan yang dibahas dalam pertemuan itu, di antaranya terkait Palestina dan penguatan kerja sama antara Turki dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Dari pihak Indonesia, Retno kembali menegaskan pentingnya memperkuat multilateralisme demi menanggulangi dampak pandemi COVID-19.

"Penting bagi dua negara untuk terus mendukung vaksin multilateral dan memastikan ketersediaan akses yang adil dan merata bagi semua," ujar Retno.

Sementara itu, Mevlüt menyampaikan Indonesia dan Turki sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim saat ini masih menghadapi tantangan Islamofobia -- kebencian terhadap Islam. Oleh karena itu, Turki dan Indonesia harus bekerja sama menghadapi tantangan tersebut, kata Mevlüt menegaskan.

Terkait itu, Retno mengatakan Indonesia dan Turki akan bersama-sama memperkuat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) demi menyelesaikan berbagai persoalan di dunia Islam dan kesejahteraan umat.

Di sepanjang pertemuan yang diadakan secara langsung di Kementerian Luar Negeri RI, Mevlüt dan Retno terlihat selalu mengenakan masker dan menjaga jarak. Usai menghadiri jumpa pers, Mevlüt juga terlihat memberi cairan sterilisasi tangan ke menlu RI.

Usai menghadiri pertemuan bilateral, Mevlüt dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Jokowi.

Baca juga: Turki jadi pilihan menarik turis Indonesia selama pandemi
Baca juga: UMKM Indonesia gencarkan promosi produk di Turki