Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menyatakan program pendidikan keterampilan hidup yang digagas bersama Unicef sejalan dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia.

"Ini menjadi program yang bagus untuk memajukan pendidikan kita sekaligus sebagai model yang dikembangkan," kata Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Praptono pada diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Orang tua kuasai pendidikan keterampilan hidup, dampingi anak belajar

Apalagi, jika melihat daerah sasaran program pendidikan keterampilan hidup tersebut, yakni Palu, Bone dan Sorong merupakan wilayah yang memang membutuhkan intervensi khusus.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim telah menyampaikan tentang enam karakter profil pelajar pancasila. Pertama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, serta kebhinekaan global.

Berangkat dari tujuan pendidikan nasional serta enam karakter profil pancasila tersebut, Kemendikbud menilai sejalan dengan program yang digagas oleh Unicef, yakni pendidikan keterampilan hidup.

"Ini akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang unggul," kata dia.

Persiapan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tersebut, terutama dalam mengisi era globalisasi dan secara spesifik menghadapi era revolusi industri 4.0.

"Anak-anak Indonesia harus kita persiapkan agar memiliki keterampilan abad ke-21," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud: Orang tua perlu beri keteladanan dalam penggunaan gawai

Baca juga: Kemendikbud susun buku Bahasa Indonesia laras jurnalistik


Praptono menyebutkan 10, 20 tahun ke depan atau bahkan lebih, anak-anak Indonesia akan menghadapi tantangan yang lebih berat. Oleh sebab itu, generasi muda tidak cukup hanya dibekali dengan keterampilan pengetahuan, pemahaman dan implementasi saja, tetapi juga harus dibekali dengan keterampilan sintesa, analisa hingga asesmen.

Dengan demikian, ketika teknologi hadir dalam dunia pekerjaan, anak-anak Indonesia sudah lebih siap karena telah mendapatkan pembekalan di tahap pendidikan sebelumnya.

"Tentunya ini dalam rangka menciptakan individu-individu yang bermanfaat untuk pembangunan bangsa," ujarnya.