Jakarta (ANTARA) - Ferrari kini mendukung regulasi pembekuan pengembangan mesin Formula 1 mulai 2021 yang akan memungkinkan Red Bull menggunakan power unit Honda bahkan setelah pabrikan Jepang itu meninggalkan F1 pada akhir tahun depan.

Honda, yang saat ini menjadi pemasok power unit bagi Red Bull dan tim junior AlphaTauri, telah memutuskan bakal hengkang dari sirkus F1 pada akhir 2021 sehingga menyebabkan kedua tim harus mencari pasokan mesin baru.

Red Bull berencana untuk mengakuisisi properti intelektual dari power unit Honda untuk menggunakannya bagi kedua tim. Namun mereka mengatakan hal itu akan layak secara finansial apabila pengembangan mesin dibekukan.

Baca juga: Red Bull hargai keputusan Honda hengkang dari Formula 1

Ferrari sebelumnya menentang pembekuan mesin itu bahkan ketika Mercedes, yang telah memenangi kejuaraan dunia sejak peraturan mesin baru diberlakukan pada 2014, mendukung hal regulasi tersebut.

Namun, setelah mengadakan beberapa pertemuan dengan pemegang hak komersial F1 dan FIA, kepala tim Ferrari Mattia Binotto mengatakan pabrikan Italia itu telah mengubah pendiriannya setelah sepakat memajukan pengenalan power unit baru dari 2026 ke 2025.

"Di Ferrari kami mengerti situasinya," kata Binotto yang bicara dari Maranello untuk sesi jumpa pers virtual Grand Prix Bahrain seperti dikutip Reuters, Jumat.

Baca juga: Bos Ferrari akui butuh waktu tahunan untuk kembali kuasai F1

"Kami...mendukung upaya mengantisipasi satu musim, satu tahun, pembekuan mesin. Itu akan berarti juga mencoba mengantisipasi regulasi baru 2025 untuk power unit."

Sementara itu Renault telah menyatakan menentang pembekuan mesin tersebut. Sebagai pabrikan yang memasok paling sedikit tim, mereka bisa mendapat kewajiban memasok mesin ke Red Bull dan AlphaTauri.

Pendirian terkini Renault soal pembekuan mesin belum menemui kejelasan.

Baca juga: Renault "rebranding" sebagai tim Alpine F1 di musim 2021

Binotto mengatakan bahwa F1 saat ini membahas upaya menerapkan mekanisme yang akan membantu para pabrikan yang memiliki performa mesin yang kurang untuk mengejar ketertinggalannya sebelum pembekuan mesin diberlakukan.

Seperti Ferrari sendiri yang saat ini memiliki defisit tenaga kuda dibanding rival-rivalnya dan memiliki mesin paling lemah di antara keempat pabrikan.

"Saya rasa detail itu akan menjadi penting," tambah Binotto.

Baca juga: Mercedes waspadai ancaman Red Bull di Grand Prix Bahrain
Baca juga: Albon fokus tiga balapan terakhir untuk buktikan diri ke Red Bull