Lampung gali potensi wisata yang berada di kawasan hutan
5 November 2020 09:20 WIB
Destinasi Wisata air terjun Way Kalam di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, yang konon memilki suasana khas dalam hutan yang menenangkan. Kamis. (5/11/2020). (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung menggali potensi wisata yang berada di kawasan hutan agar dapat dikembangkan serta mampu menarik kunjungan wisatawan, baik lokal maupun internasional.
"Hutan di Lampung ini banyak sekali potensinya, khususnya di Kabupaten Lampung Selatan, tapi selama ini belum cukup digali, maka sekarang sudah waktunya kita mengangkat potensi itu," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah, di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, dengan mengangkat dan mengembangkan potensi kehutanan, selain guna menarik wisatawan, hal tersebut juga untuk membantu kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Ia mengatakan, wisata hutan di Lampung memiliki prospek yang bagus ke depannya sebab ada udara di sekitar yang masih asri dan air pegunungan yang jernih sehingga baik untuk kesehatan atau dalam bahasa lainnya menjadi sarana forest healing.
"Kami akan coba kembangkan wisata hutan di beberapa titik di Lampung Selatan, seperti air terjunnya, pemandian air panas maupun area di sekitar pegunungan yang dapat melihat keindahan pantai dan lainnya," katanya.
Namun, lanjut dia, hal itu tentunya dibutuhkan kerja sama dengan masyarakat sekitar hutan serta pihak terkait agar dapat bersama-sama menjaga hutan tetap lestari.
"Untungnya masyarakat di sekitar hutan di Lampung Selatan sudah menyadari bahwa bila hutan rusak maka potensi wisata, seperti air terjun dan air hangat, juga akan mengalami kerusakan. Sehingga tugas kita bagaimana meningkatkan potensi-potensi yang sudah tersedia ini," kata dia.
Sementara itu, Budayawan Lampung Anshori Djausal mengapresiasi Pemerintah Provinsi Lampung yang memiliki tujuan mengembangkan wana wisata hutan khususnya di Lampung Selatan.
"Hutan di Lampung ini cukup bagus-bagus dan memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan khususnya yang berada di Kalianda," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, masyarakat sudah sadar dengan potensi hutannya sehingga mereka berani memakai Dana Desa ataupun menggandeng bandan usaha milik desa (BUMDES) untuk memperbaiki akses jalan menuju ke lokasi wisata.
"Karena yang terpenting itu kan akses jalan. Kalau potensinya bagus, tapi tidak ada akses menuju ke lokasi wisata, sama saja bohong," kata dia.
Kemudian, kata dia, saat ini dinas kehutanan sudah lebih membuka diri untuk bisa mengeksplorasi wisata yang berada di kawasan hutan, tidak seperti sebelumnya.
"Mungkin dulu dinas kehutanan tertutup dan sulit untuk merambah wisata hutan, tapi sekarang sudah ada rambu-rambu agar mereka dapat memanfaatkan potensi hutan sebagai objek wisata," kata dia.
Tentunya, lanjut Konsultan Wana Wisata tersebut, pemanfaatan hutan itu harus melibatkan masyarakat sekitar yang utama agar ekonomi dan kesejahteraan mereka terbantu.
Dalam rangkaian kegiatan Festival Kehutanan 2020 yang digelar 2-4 November, Dinas Kehutanan Lampung bekerja sama dengan Rumah Kolaborasi (RUKO) yang didukung Rainforest Alliance dan Kingdom of The Netherlands melakukan
Test Tour Wana Wisata sejumlah titik di kawasan hutan yang berada di sekitar wilayah hutan Gunung Rajabasa.
Pertama, wana wisata yang datangi air terjun yang terdapat di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, kemudian ke pemandian air panas Way Belerang dan teropong kota yang terletak di Kecamatan Kalianda.
"Hutan di Lampung ini banyak sekali potensinya, khususnya di Kabupaten Lampung Selatan, tapi selama ini belum cukup digali, maka sekarang sudah waktunya kita mengangkat potensi itu," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah, di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, dengan mengangkat dan mengembangkan potensi kehutanan, selain guna menarik wisatawan, hal tersebut juga untuk membantu kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Ia mengatakan, wisata hutan di Lampung memiliki prospek yang bagus ke depannya sebab ada udara di sekitar yang masih asri dan air pegunungan yang jernih sehingga baik untuk kesehatan atau dalam bahasa lainnya menjadi sarana forest healing.
"Kami akan coba kembangkan wisata hutan di beberapa titik di Lampung Selatan, seperti air terjunnya, pemandian air panas maupun area di sekitar pegunungan yang dapat melihat keindahan pantai dan lainnya," katanya.
Namun, lanjut dia, hal itu tentunya dibutuhkan kerja sama dengan masyarakat sekitar hutan serta pihak terkait agar dapat bersama-sama menjaga hutan tetap lestari.
"Untungnya masyarakat di sekitar hutan di Lampung Selatan sudah menyadari bahwa bila hutan rusak maka potensi wisata, seperti air terjun dan air hangat, juga akan mengalami kerusakan. Sehingga tugas kita bagaimana meningkatkan potensi-potensi yang sudah tersedia ini," kata dia.
Sementara itu, Budayawan Lampung Anshori Djausal mengapresiasi Pemerintah Provinsi Lampung yang memiliki tujuan mengembangkan wana wisata hutan khususnya di Lampung Selatan.
"Hutan di Lampung ini cukup bagus-bagus dan memiliki banyak potensi yang harus dikembangkan khususnya yang berada di Kalianda," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, masyarakat sudah sadar dengan potensi hutannya sehingga mereka berani memakai Dana Desa ataupun menggandeng bandan usaha milik desa (BUMDES) untuk memperbaiki akses jalan menuju ke lokasi wisata.
"Karena yang terpenting itu kan akses jalan. Kalau potensinya bagus, tapi tidak ada akses menuju ke lokasi wisata, sama saja bohong," kata dia.
Kemudian, kata dia, saat ini dinas kehutanan sudah lebih membuka diri untuk bisa mengeksplorasi wisata yang berada di kawasan hutan, tidak seperti sebelumnya.
"Mungkin dulu dinas kehutanan tertutup dan sulit untuk merambah wisata hutan, tapi sekarang sudah ada rambu-rambu agar mereka dapat memanfaatkan potensi hutan sebagai objek wisata," kata dia.
Tentunya, lanjut Konsultan Wana Wisata tersebut, pemanfaatan hutan itu harus melibatkan masyarakat sekitar yang utama agar ekonomi dan kesejahteraan mereka terbantu.
Dalam rangkaian kegiatan Festival Kehutanan 2020 yang digelar 2-4 November, Dinas Kehutanan Lampung bekerja sama dengan Rumah Kolaborasi (RUKO) yang didukung Rainforest Alliance dan Kingdom of The Netherlands melakukan
Test Tour Wana Wisata sejumlah titik di kawasan hutan yang berada di sekitar wilayah hutan Gunung Rajabasa.
Pertama, wana wisata yang datangi air terjun yang terdapat di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, kemudian ke pemandian air panas Way Belerang dan teropong kota yang terletak di Kecamatan Kalianda.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: