Pupuk Indonesia optimalkan digitalisasi agar produktif dan adaptif
31 Oktober 2020 10:44 WIB
Dokumentasi - Pekerja melakukan bongkar muat pupuk Urea bersubsidi untuk didistribusikan ke wilayah Kota, Kabupaten Bogor dan Depok di Gudang Lini 3, PT Pupuk Kujang, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/12/2018). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat digitalisasi dalam menjalankan operasional guna menjaga performa perusahaan tetap produktif dan adaptif.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu menyampaikan digitalisasi terus dioptimalkan guna menjaga performa perusahaan supaya tetap produktif dan adaptif dengan perubahan yang terjadi akibat pandemi.
"Salah satu terobosan yang dioptimalkan yakni aplikasi Digital Fertilizer," paparnya.
Baca juga: Pupuk Indonesia bangun pertanian berkelanjutan lewat Agro Solution
Optimalisasi digital perusahaan itu, sejalan dengan lima prioritas kerja Kementerian BUMN dalam 365 hari di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, antara lain meningkatkan nilai ekonomi dan sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, serta pengembangan talenta.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menambahkan Digital Fertilizer merupakan aplikasi yang dapat memonitor seluruh aspek kinerja pabrik.
Digital Fertilizer dapat menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi bahan baku dan biaya pemeliharaan, meningkatkan reliability serta menurunkan angka shutdown di pabrik.
"Penerapan Digital Fertilizer terdiri atas process monitoring, asset monitoring, reliability & maintenance dan digital asset. Aplikasi ini mampu memberikan informasi secara dini tingkat kesehatan peralatan pabrik sebagai dasar dalam rencana perbaikan yang diperlukan tiap pabrik," ujar Wijaya.
Saat ini terdapat empat pabrik yang telah menjadi pilot plant dalam pengembangan program ini antara lain pabrik Pusri-IIB, Kujang-1B, PKT-5, dan PKG-1B.
"Pabrik ini dipilih karena dari segi teknologi memadai untuk dapat dilakukan digitalisasi dan 3 di antaranya merupakan pabrik baru yang kapasitasnya besar sehingga perlu dijaga keandalannya," ujar Wijaya.
Di samping itu, lanjut dia, dalam menjalankan proses bisnis, Perusahaan juga telah mengimplementasikan Single System Enterprise Resources Planning (ERP) SAP, bertujuan agar proses bisnis lebih terintegrasi antara satu dan lainnya.
Implementasi ERP mencakup proses bisnis produksi, pemeliharaan, pemasaran, pengadaan, akuntansi, keuangan, hingga sumber daya manusia.
"Kami juga telah memaksimalkan penggunaan aplikasi Digital Office, Web Anggaran, E-Proc yang dapat diakses secara online dan paperless sehingga dapat mengurangi biaya," ujarnya.
Pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Grup pun dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan terintegrasi melalui sistem Pupuk Indonesia Risk Management Application (PRISMA).
PRISMA menjadi sarana dalam melakukan proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko (risk control self assessment/RCSA) berbasis teknologi informasi.
PRISMA juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen perusahaan untuk melakukan pemantauan terhadap pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Group serta untuk mendukung pengambilan keputusan.
Interaksi Pupuk Indonesia dengan stakeholder pun telah menggunakan sistem layanan pelanggan terintegrasi dan whistle blowing system. Hasilnya, tersedia sarana komunikasi dan informasi antara Pupuk Indonesia Grup dengan pelanggan, serta calon pelanggan, secara terintegrasi.
Selain itu, juga tersedia publikasi seputar mekanisme dan dugaan pelanggaran yang dilakukan secara transparan yang dapat diakses secara online.
Tak hanya itu, sambung Wijaya, dalam mendukung tugas penyaluran pupuk bersubsidi, perseroan juga telah mengembangkan aplikasi Web Commerce (WCM), Aplikasi Gudang (APG), dan Sistem Informasi Niaga (SIAGA).
SIAGA sendiri merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang menyajikan informasi penebusan dan stok pupuk subsidi yang diakses secara real time dan akurat.
"Aplikasi SIAGA mampu menunjang penerapan aturan e-RDKK sehingga penyaluran dan pengendalian stok pupuk bersubsidi dapat lebih tepat sasaran, valid dan terverifikasi. Sekaligus mencegah terjadinya duplikasi penerima pupuk bersubsidi," kata Wijaya.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga telah mengoptimalkan teknologi digital dalam pengelolaan arsip dan surat menyurat, pelaksanaan rapat virtual, hingga absensi kehadiran melalui aplikasi absensi online berbasis geo-tagging.
Tak ketinggalan, untuk memantau kondisi kesehatan pegawai, perusahaan juga telah memiliki Aplikasi Pantau COVID-19 (PanCO).
Lewat aplikasi itu, perusahaan dapat mengetahui kondisi kesehatan terkini, riwayat pemantauan dan pemeriksaan terhadap karyawan, tenaga alih daya beserta keluarga.
Baca juga: Pupuk Indonesia telah salurkan 6,9 juta ton pupuk bersubsidi
Baca juga: Bagi 2.200 masker, Pupuk Indonesia ingatkan penggunaan masker
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu menyampaikan digitalisasi terus dioptimalkan guna menjaga performa perusahaan supaya tetap produktif dan adaptif dengan perubahan yang terjadi akibat pandemi.
"Salah satu terobosan yang dioptimalkan yakni aplikasi Digital Fertilizer," paparnya.
Baca juga: Pupuk Indonesia bangun pertanian berkelanjutan lewat Agro Solution
Optimalisasi digital perusahaan itu, sejalan dengan lima prioritas kerja Kementerian BUMN dalam 365 hari di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, antara lain meningkatkan nilai ekonomi dan sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, serta pengembangan talenta.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menambahkan Digital Fertilizer merupakan aplikasi yang dapat memonitor seluruh aspek kinerja pabrik.
Digital Fertilizer dapat menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi bahan baku dan biaya pemeliharaan, meningkatkan reliability serta menurunkan angka shutdown di pabrik.
"Penerapan Digital Fertilizer terdiri atas process monitoring, asset monitoring, reliability & maintenance dan digital asset. Aplikasi ini mampu memberikan informasi secara dini tingkat kesehatan peralatan pabrik sebagai dasar dalam rencana perbaikan yang diperlukan tiap pabrik," ujar Wijaya.
Saat ini terdapat empat pabrik yang telah menjadi pilot plant dalam pengembangan program ini antara lain pabrik Pusri-IIB, Kujang-1B, PKT-5, dan PKG-1B.
"Pabrik ini dipilih karena dari segi teknologi memadai untuk dapat dilakukan digitalisasi dan 3 di antaranya merupakan pabrik baru yang kapasitasnya besar sehingga perlu dijaga keandalannya," ujar Wijaya.
Di samping itu, lanjut dia, dalam menjalankan proses bisnis, Perusahaan juga telah mengimplementasikan Single System Enterprise Resources Planning (ERP) SAP, bertujuan agar proses bisnis lebih terintegrasi antara satu dan lainnya.
Implementasi ERP mencakup proses bisnis produksi, pemeliharaan, pemasaran, pengadaan, akuntansi, keuangan, hingga sumber daya manusia.
"Kami juga telah memaksimalkan penggunaan aplikasi Digital Office, Web Anggaran, E-Proc yang dapat diakses secara online dan paperless sehingga dapat mengurangi biaya," ujarnya.
Pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Grup pun dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan terintegrasi melalui sistem Pupuk Indonesia Risk Management Application (PRISMA).
PRISMA menjadi sarana dalam melakukan proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko (risk control self assessment/RCSA) berbasis teknologi informasi.
PRISMA juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen perusahaan untuk melakukan pemantauan terhadap pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Group serta untuk mendukung pengambilan keputusan.
Interaksi Pupuk Indonesia dengan stakeholder pun telah menggunakan sistem layanan pelanggan terintegrasi dan whistle blowing system. Hasilnya, tersedia sarana komunikasi dan informasi antara Pupuk Indonesia Grup dengan pelanggan, serta calon pelanggan, secara terintegrasi.
Selain itu, juga tersedia publikasi seputar mekanisme dan dugaan pelanggaran yang dilakukan secara transparan yang dapat diakses secara online.
Tak hanya itu, sambung Wijaya, dalam mendukung tugas penyaluran pupuk bersubsidi, perseroan juga telah mengembangkan aplikasi Web Commerce (WCM), Aplikasi Gudang (APG), dan Sistem Informasi Niaga (SIAGA).
SIAGA sendiri merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang menyajikan informasi penebusan dan stok pupuk subsidi yang diakses secara real time dan akurat.
"Aplikasi SIAGA mampu menunjang penerapan aturan e-RDKK sehingga penyaluran dan pengendalian stok pupuk bersubsidi dapat lebih tepat sasaran, valid dan terverifikasi. Sekaligus mencegah terjadinya duplikasi penerima pupuk bersubsidi," kata Wijaya.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga telah mengoptimalkan teknologi digital dalam pengelolaan arsip dan surat menyurat, pelaksanaan rapat virtual, hingga absensi kehadiran melalui aplikasi absensi online berbasis geo-tagging.
Tak ketinggalan, untuk memantau kondisi kesehatan pegawai, perusahaan juga telah memiliki Aplikasi Pantau COVID-19 (PanCO).
Lewat aplikasi itu, perusahaan dapat mengetahui kondisi kesehatan terkini, riwayat pemantauan dan pemeriksaan terhadap karyawan, tenaga alih daya beserta keluarga.
Baca juga: Pupuk Indonesia telah salurkan 6,9 juta ton pupuk bersubsidi
Baca juga: Bagi 2.200 masker, Pupuk Indonesia ingatkan penggunaan masker
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: