Jubir: Banyak masyarakat yang belum laksanakan protokol kesehatan
24 Juli 2020 15:51 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam tangkapan layar akun Youtube BNPB Indonesia saat menayangkan acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Jumat (24/7/2020). ANTARA/Dewanto Samodro
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan sebagian masyarakat sudah melaksanakan protokol kesehatan, tetapi masih banyak yang belum melaksanakan itu.
"Kalau sudah banyak yang melaksanakan protokol kesehatan, seharusnya jumlah kasusnya sudah bisa direm. Buktinya kasus masih terus naik," kata Wiku dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 itu mengatakan sudah tidak ada yang baru dari pandemi COVID-19 karena virus yang menulari masih tetap sama, yaitu SARS-CoV2, dengan cara penularan yang masih tetap sama.
Baca juga: Persentase kematian karena positif COVID-19 menurun
Baca juga: Satgas COVID-19: Penyelesaian bencana jangan munculkan bencana lain
Yang membedakan menurut Wiku, adalah sudah ada perubahan perilaku di masyarakat yang sudah mulai menjalankan protokol kesehatan, yaitu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
"Masyarakat sudah mulai paham, tetapi belum semua. Peningkatan kasus membuktikan perubahan perilaku di masyarakat belum maksimal," tuturnya.
Menurut Wiku, ada tahapan bagi seseorang dalam memandang protokol kesehatan yang terus disosialisasikan, yaitu tahu, paham, kemudian melakukan.
"Yang kita perlukan adalah masyarakat yang melakukannya, bukan hanya tahu dan paham. Kalau kita sudah melakukan yang kita tahu dan paham, berikutnya adalah membangun solidaritas dan gotong royong untuk melawan COVID-19," katanya.
Wiku mengatakan untuk melawan COVID-19 tidak cukup hanya sebagian masyarakat saja yang melakukan protokol kesehatan. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus waspada.
"Mungkin karena sudah lama, juga sudah mulai lengah. Virus ini mencari yang lengah, yaitu yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Virus ini pintar dan berbahaya," jelasnya.
Baca juga: Jubir Satgas COVID-19: Kasus di beberapa daerah berhasil ditekan
Baca juga: Pemerintah ingin vaksin COVID-19 aman, tepat dan cepat
"Kalau sudah banyak yang melaksanakan protokol kesehatan, seharusnya jumlah kasusnya sudah bisa direm. Buktinya kasus masih terus naik," kata Wiku dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 itu mengatakan sudah tidak ada yang baru dari pandemi COVID-19 karena virus yang menulari masih tetap sama, yaitu SARS-CoV2, dengan cara penularan yang masih tetap sama.
Baca juga: Persentase kematian karena positif COVID-19 menurun
Baca juga: Satgas COVID-19: Penyelesaian bencana jangan munculkan bencana lain
Yang membedakan menurut Wiku, adalah sudah ada perubahan perilaku di masyarakat yang sudah mulai menjalankan protokol kesehatan, yaitu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
"Masyarakat sudah mulai paham, tetapi belum semua. Peningkatan kasus membuktikan perubahan perilaku di masyarakat belum maksimal," tuturnya.
Menurut Wiku, ada tahapan bagi seseorang dalam memandang protokol kesehatan yang terus disosialisasikan, yaitu tahu, paham, kemudian melakukan.
"Yang kita perlukan adalah masyarakat yang melakukannya, bukan hanya tahu dan paham. Kalau kita sudah melakukan yang kita tahu dan paham, berikutnya adalah membangun solidaritas dan gotong royong untuk melawan COVID-19," katanya.
Wiku mengatakan untuk melawan COVID-19 tidak cukup hanya sebagian masyarakat saja yang melakukan protokol kesehatan. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus waspada.
"Mungkin karena sudah lama, juga sudah mulai lengah. Virus ini mencari yang lengah, yaitu yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Virus ini pintar dan berbahaya," jelasnya.
Baca juga: Jubir Satgas COVID-19: Kasus di beberapa daerah berhasil ditekan
Baca juga: Pemerintah ingin vaksin COVID-19 aman, tepat dan cepat
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: