London (ANTARA News/AFP) - Dolar tergelincir terhadap euro pada Senin waktu setempat, di tengah kekhawatiran bahwa otoritas AS dapat memperpanjang langkah stimulus darurat, membantu mendorong harga emas ke rekor tertinggi di atas 1.700 dolar AS, kata para analis.

Pada akhir perdagangan pagi di London, euro naik menjadi 1,4969 dolar dari 1,4860 terakhir di New York pada Jumat.

Sementara itu, terhadap mata uang Jepang, dolar menguat menjadi 89,15 yen dari 88,92 yen pada akhir Jumat.

Emas mencapai 1.174 dolar per ons pada akhir perdagangan di London. Kemudian mundur kembali menjadi 1.169,50 dolar.

"Emas mencapai ketinggian baru karena dolar melanjutkan penurunan," tulis analis pasar dalam ODL dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Emas dianggap sebagai investasi "safe haven" dan biasanya menguat ketika dolar lemah, karena harga dalam dolar menarik pembeli logam ketika menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang kuat.

Kemerosotan dolar ini didorong komentar dari pejabat Federal Reserve AS bahwa ia akan lebih memilih untuk tetap mempertahankan program pembelian aset bank sentral, kata para analis.

Kepala Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard mengatakan perpanjangan program, yang secara luas dianggap sebagai faktor negatif bagi mata uang AS, akan memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk para pembuat kebijakan AS.

"Retorika bank sentral menyediakan insentif segar untuk menaikkan euro," kata Jane Foley, analis di perusahaan perdagangan online Forex.com.

"Harga Emas mencapai rekor tertinggi baru didukung melemahnya dolar dengan komentar Bullard mempromosikan diskusi mengenai potensi inflasi jangka menengah, suku bunga rendah yang dapat menyebabkan tekanan naik pada harga."

Julian Jessop dari Capital Economics menulis dalam sebuah catatan: "Gelombang terbaru harga emas dapat dibenarkan oleh keinginan untuk jaminan terhadap gelembung risiko inflasi yang berkembang di aset lain, serta runtuhnya dalam dolar AS."

Namun Foley menambahkan bahwa "data ekonomi terus menunjukkan tidak adanya tekanan harga."

Kejatuhan dolar datang setelah berhasil naik pekan lalu, karena para investor menghindari aset-aset yang dipandang berisiko, seperti euro, menyusul menurunnya pasar saham dunia yang dipicu oleh kekhawatiran baru tentang prospek ekonomi.

Namun, pasar saham global meningkat tajam pada Senin saat dolar melemah.

Sementara itu selama akhir pekan, Perdana Menteri India Manmohan Singh "menuangkan air dingin" pada pembicaraan penggantian dolar sebagai mata uang utama global dan menyuarakan keyakinan bahwa perekonomian AS akan membuat pemulihan yang kuat.

Jessop memperkirakan "harga emas turun kembali dalam beberapa bulan mendatang karena mata uang AS pulih dari beberapa penurunannya."

Di London pada Senin, euro berpindah tangan pada 1,4969 dolar terhadap 1,4860 dolar akhir Jumat, pada 133,45 yen (132,16), 0,9015 pound (0,9002) dan 1,5114 franc Swiss (1,5119).

Dolar berdiri di 89,15 yen (88,92) dan 1,0097 franc Swiss (1,0174). Pound berada pada 1,6606 dolar (1,6503).

Di London Bullion Market, harga emas melonjak ke dolar 1,169.50 ons dari 1.140 dolar per ons Jumat malam.(*)