Kami optimis membaiknya perekonomian dunia akan membantu penurunan defisit transaksi berjalan (current account) pada tahun ini yang ditopang meningkatnya kinerja transaksi ekspor,"
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A Sarwono menilai perbaikan perekonomian dunia pada awal 2013 akan menguatkan nilai tukar rupiah karena ada perbaikan dalam neraca pembayaran.

"Kami optimis membaiknya perekonomian dunia akan membantu penurunan defisit transaksi berjalan (current account) pada tahun ini yang ditopang meningkatnya kinerja transaksi ekspor," kata Hartadi A. Sarwono, kepada wartawan di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, hal tersebut secara keseluruhan akan mendukung surplus neraca pembayaran yang akan memertebal cadangan devisa dan memerkuat nilai tukar rupiah, seiring dengan masih besarnya surplus di transaksi modal dan finansial.

"Indikasinya defisit current account diperkirakan akan impornya akan menurun dan ekspornya akan membaik, sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia," kata dia.

Ia mengatakan dalam transaksi berjalan, khususnya di neraca perdagangan untuk yang non minyak dan gas masih surplus. Kendati secara keseluruhan, neraca transaksi berjalan masih akan defisit.

"Namun di dalam balance of payment (neraca pembayaran), current account defisit itu disertai surplus di capital account. Transaksi modal ada FDI (foreign direct investment), juga portofolio. Semua masih surplus sehingga secara keseluruhan ballance of payment masih menunjukkan surplus," kata dia.

Oleh karena itu, dengan adanya perbaikan di neraca pembayaran diharapkan akan mendukung penguatan nilai tukar rupiah di masa mendatang.

"Sabar saja kapan waktunya, nanti kita lihat karena datanya belum masuk ke kita," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyambut baik kesepakatan antara pemerintah dan Kongres Amerika Serikat (AS) untuk menghindari jurang fiskal, karena dapat membawa dampak positif bagi perekonomian global.

"Saya lihat fiskal cliff yang bisa dihindari tentu dampaknya lebih baik daripada terjadi fiscal cliff," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Menurut Menkeu, saat ini kondisi perekonomian di Eropa belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan apabila masalah jurang fiskal AS tidak ditemukan kesepakatan, maka situasi ini makin berdampak negatif bagi kondisi global.

Namun, ia memperkirakan kondisi dalam negeri AS yang membaik ini hanya bersifat sementara. Untuk itu, Menkeu terus mengingatkan agar ekonomi Indonesia terus menyiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk krisis.

(A063/B008)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013