London (ANTARA News/AFP) - Euro layu terhadap dolar pada Kamis waktu setempat, di tengah reaksi terhadap lebih tajamnya dari perkiraan peningkatan klaim pengangguran AS sehingga mata uang tunggal terus menghapus kenaikan yang dibuat minggu lalu, ketika mencapai tertinggi satu tahun.
Euro pada akhir perdagangan berada pada 1,4537 dolar terhadap 1,4667 dolar akhir Rabu di New York.
Sementara dolar diperdagangkan pada 89,44 yen, turun dari 89,66 yen.
Euro dilihat oleh investor sebagai aset berisiko daripada dolar dan kurang menarik dalam menghadapi data yang menunjukkan pelemahan di ekonomi AS dan global.
Minat dalam dolar bangkit pada Kamis, saat data baru menunjukkan bahwa Amerika Serikat masih berjuang untuk bangkit dari keterpurukan yang mendalam, dengan meningkatnya pengangguran mengimbangi dampak upaya stimulus pemerintah.
Departemen tenaga kerja melaporkan bahwa klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS naik tak terduga dalam seminggu terakhir, dengan 17.000 menjadi 551.000.
Itu lebih tinggi daripada perkiraan 535.000 oleh sebagian besar ekonom.
Investor di seluruh dunia kini menunggu laporan dari pemerintah AS pada Jumat, tentang jumlah dari daftar gaji (payroll) non-pertanian dan kehilangan pekerjaan pada bulan September. Sektor swasta AS telah melaporkan bahwa pada bulan lalu memangkas lebih banyak pekerjaan daripada yang diperkirakan.
Juga mempengaruhi euro adalah pengawasan secara luas indeks dari kegiatan manufaktur di 16 negara zona euro yang mencapai tertinggi 16 bulan pada September, menurut perkiraan kedua pada Kamis.
Tapi analis mencatat bahwa laju kenaikan telah melambat.
"Semakin jauh membaik dalam survei pembelian manufaktur manajer pada September mendukung keyakinan bahwa zona euro telah kembali ke pertumbuhan kuartal ketiga," kata analis Howard Archer di Global Insight.
Tetapi ia memperingatkan: "Indikasi bahwa laju peningkatan yang melambat menyoroti fakta bahwa zona euro masih menghadapi lingkungan yang sulit dan berkelanjutan, pemulihan sehat jauh dari terjamin."
Oleh karena itu masih ada kasus yang menarik untuk ECB (Bank Sentral Eropa) untuk mempertahankan posisi yang akomodatif untuk beberapa waktu mendatang dan tidak tergoda ke setiap awal pengetatan kebijakan moneter," katanya.
Terus rendahnya suku bunga ECB akan cenderung menurunkan selera investor terhadap euro.
Selain itu, meningkatnya kekhawatiran di kalangan keuangan mengenai bagaimana dan kapan pemerintah akan membawa langkah-langkah dukungan ekonomi mereka berakhir, juga membebani euro dan meningkatkan daya tarik dolar.
"Dengan banyak sekarang mengkhawatirkan tentang kurangnya strategi keluar dari rencana stimulus ... kita bisa melihat optimisme baru-baru ini mulai memudar, banyak mencari
tanda segar pertumbuhan," catat Jimmy Andrea dari CMC Markets.
Di London pada Kamis, euro berpindah tangan pada 1,4537 dolar
terhadap 1,4667 dolar akhir Rabu, 130,17 yen (131,28), 0,9099 pound
(0,9156) dan 1,5164 franc Swiss (1,5164).
Dolar berdiri di 89,44 yen (89,66) dan 1,0420 franc Swiss (1,0359). Pound berada pada 1,5994 dolar (1,5981).
Di London Bullion Market, harga emas naik ke 1.004,75 dolar per
ons dari 995,75 dolar per ons pada Rabu.(*)
Euro Layu Tertekan Data Pekerjaan AS
2 Oktober 2009 01:17 WIB
Mata uang asing/ilustrasi. (ANTARA/Grafis)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: