Spanyol buka akses khusus untuk 10.000 turis Jerman terpilih
15 Juni 2020 19:20 WIB
Seorang pria memakai masker pelindung terefleksi di sebuah jendela toko di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Madrid, Spanyol, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez/hp/cfo
Jakarta (ANTARA) - Spanyol membuka akses wisata untuk sekelompok turis Jerman dalam proyek percobaan untuk membawa 10.000 wisatawan ke Kepulauan Balears untuk mengetahui bagaimana pariwisata bisa bekerja di tengah virus corona.
Puluhan turis yang mengenakan masker, antre di bandara Duesseldorf, Senin pagi, untuk terbang ke Palma de Mallorca, menguji liburan dengan pembatasan jarak selama dua pekan sebelum Spanyol betul-betul membuka akses.
Hotel-hotel hanya boleh menerima 50 persen kapasitas, dan memasang kamera infra merah di pintu masuk untuk mengecek temperatur tubuh tamu. Pemerintah membatasi 10.900 jumlah partisipan, tapi hanya sedikit yang merasa khawatir.
Baca juga: Taman bermain Harry Potter dibuka di Tokyo pada 2023
Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni
"Rasanya akan lebih sepi dari biasanya," kata seorang turis.
"Tapi menyenangkan karena semua dimulai lagi. Kita bisa liburan lagi."
Pada Minggu, petugas kebersihan mengelap permukaan dan membersihkan alat makan di meja prasmanan sebuah hotel di Palma de Mallorca, di mana ada penanda baru di lantai yang mengarahkan tamu untuk mengetahui jarak aman satu sama lain ketika bergerak.
Negara-negara di Eropa melonggarkan perbatasan pada Senin seiring menurunnya kasus virus corona, namun Spanyol masih ditutup.
Negara yang jadi salah satu tujuan liburan populer itu mulai menutup akses untuk wisatawan asing pada 14 Maret. Namun pemerintah berada dalam tekanan untuk kembali membuka pariwisata.
Baca juga: Menara Eiffel di Paris dibuka lagi untuk turis pada 25 Juni
Baca juga: Austria akan mulai terima kedatangan pelancong Eropa
Baca juga: Jepang kembali buka museum Nasional dan Istana Kekaisaran
Puluhan turis yang mengenakan masker, antre di bandara Duesseldorf, Senin pagi, untuk terbang ke Palma de Mallorca, menguji liburan dengan pembatasan jarak selama dua pekan sebelum Spanyol betul-betul membuka akses.
Hotel-hotel hanya boleh menerima 50 persen kapasitas, dan memasang kamera infra merah di pintu masuk untuk mengecek temperatur tubuh tamu. Pemerintah membatasi 10.900 jumlah partisipan, tapi hanya sedikit yang merasa khawatir.
Baca juga: Taman bermain Harry Potter dibuka di Tokyo pada 2023
Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni
"Rasanya akan lebih sepi dari biasanya," kata seorang turis.
"Tapi menyenangkan karena semua dimulai lagi. Kita bisa liburan lagi."
Pada Minggu, petugas kebersihan mengelap permukaan dan membersihkan alat makan di meja prasmanan sebuah hotel di Palma de Mallorca, di mana ada penanda baru di lantai yang mengarahkan tamu untuk mengetahui jarak aman satu sama lain ketika bergerak.
Negara-negara di Eropa melonggarkan perbatasan pada Senin seiring menurunnya kasus virus corona, namun Spanyol masih ditutup.
Negara yang jadi salah satu tujuan liburan populer itu mulai menutup akses untuk wisatawan asing pada 14 Maret. Namun pemerintah berada dalam tekanan untuk kembali membuka pariwisata.
Baca juga: Menara Eiffel di Paris dibuka lagi untuk turis pada 25 Juni
Baca juga: Austria akan mulai terima kedatangan pelancong Eropa
Baca juga: Jepang kembali buka museum Nasional dan Istana Kekaisaran
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: