Dikritik soal waktu, PM Inggris : Penguncian berdasarkan bukti ilmiah
11 Juni 2020 12:53 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan keterangan pers di luar 10 Downing Street setelah sembuh dari COVID-19, di London, Inggris, 27 April 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS / John Sibley/aww.)
London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu mengatakan bahwa keputusan mengenai waktu penguncian akibat COVID-19 ditetapkan berdasarkan bukti ilmiah dan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pembatasan tersebut sangat terlambat dilakukan.
Sebelumnya pada Rabu seorang mantan anggota Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) pemerintah, Neil Ferguson, mengatakan jumlah kematian COVID-19 di Inggris dapat berkurang setengahnya jika penguncian diterapkan sepekan lebih cepat.
"Kami membuat keputusan pada saat itu berdasarkan arahan SAGE, termasuk Profesor Ferguson, yang kami pikir tepat untuk negara ini," ucap Johnson.
"Tentunya kita harus memetik pelajaran, tetapi saya hanya berpikir bahwa pada tahap ini terlalu dini, masih banyak sekali yang kita tidak tahu."
Sumber: Reuters
Baca juga: Spurs tegaskan tetap persilakan stadionnya dipakai untuk tes COVID-19
Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni
Sebelumnya pada Rabu seorang mantan anggota Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) pemerintah, Neil Ferguson, mengatakan jumlah kematian COVID-19 di Inggris dapat berkurang setengahnya jika penguncian diterapkan sepekan lebih cepat.
"Kami membuat keputusan pada saat itu berdasarkan arahan SAGE, termasuk Profesor Ferguson, yang kami pikir tepat untuk negara ini," ucap Johnson.
"Tentunya kita harus memetik pelajaran, tetapi saya hanya berpikir bahwa pada tahap ini terlalu dini, masih banyak sekali yang kita tidak tahu."
Sumber: Reuters
Baca juga: Spurs tegaskan tetap persilakan stadionnya dipakai untuk tes COVID-19
Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: