Pertumbuhan ekonomi RI kuartal II diprediksi terkontraksi 4 persen
10 Juni 2020 15:23 WIB
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (7/5/2020). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 2,3 persen pada tahun ini akibat pandemi virus Corona atau COVID-19. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Reza Yamora Siregar memprediksikan ekonomi Indonesia akan terkontraksi cukup dalam pada Kuartal II-2020 yaitu di kisaran 3 - 4 persen.
“Kuartal II memang ekspektasinya negatif. Kalau saya liat di pasar ekspektasi market segala macam itu minus 3 persen sampai sampai 4 persen,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Reza mengatakan asumsi tersebut dibuat berdasarkan adanya penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan aktivitas perekonomian melemah sejak Maret hingga April 2020.
Ia menyebutkan penurunan aktivitas perekonomian terjadi hampir di semua sektor kecuali telekomunikasi dan kesehatan seperti perdagangan, pertanian, transportasi, serta pariwisata.
“Kalau kita lihat Maret ke April turun drastis lalu dari April ke Mei indikator kami menunjukkan angkanya tidak memburuk tapi juga belum ada rebound yang signifikan,” ujarnya.
Reza berharap dengan adanya penerapan normal baru atau new normal di beberapa wilayah akan mampu membuat aktivitas perekonomian menjadi lebih bergerak sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2020.
“Kalau perekonomian, pelonggaran PSBB, dan PEN ini jalan maka kita akan mulai melihat pick up pada Kuartal III dan lebih jelas lagi positif pada Kuartal IV,” ujarnya.
Ia pun menegaskan sejauh ini pemerintah masih optimistis bahwa ekonomi Indonesia secara keseluruhan untuk tahun ini tetap tumbuh positif atau jauh dari prediksi IMF sebesar 0,5 persen dan Bank Dunia nol persen.
“Pemerintah sendiri mengharapkan secara keseluruhan 2020 masih bisa tumbuh positif. Meskipun kalau pada awalnya masih di level 3,2 persen lalu sekarang hanya di 1 persen. IMF justru di 0,5 persen dan Bank dunia nol persen,” katanya.
Baca juga: Pengamat proyeksikan ekonomi RI mulai membaik pada Triwulan IV-2020
Baca juga: Pemerintah upayakan pertumbuhan ekonomi akhir 2020 di atas nol persen
Baca juga: Presiden : Pertumbuhan ekonomi kuartal selanjutnya jangan sampai minus
“Kuartal II memang ekspektasinya negatif. Kalau saya liat di pasar ekspektasi market segala macam itu minus 3 persen sampai sampai 4 persen,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Reza mengatakan asumsi tersebut dibuat berdasarkan adanya penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan aktivitas perekonomian melemah sejak Maret hingga April 2020.
Ia menyebutkan penurunan aktivitas perekonomian terjadi hampir di semua sektor kecuali telekomunikasi dan kesehatan seperti perdagangan, pertanian, transportasi, serta pariwisata.
“Kalau kita lihat Maret ke April turun drastis lalu dari April ke Mei indikator kami menunjukkan angkanya tidak memburuk tapi juga belum ada rebound yang signifikan,” ujarnya.
Reza berharap dengan adanya penerapan normal baru atau new normal di beberapa wilayah akan mampu membuat aktivitas perekonomian menjadi lebih bergerak sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2020.
“Kalau perekonomian, pelonggaran PSBB, dan PEN ini jalan maka kita akan mulai melihat pick up pada Kuartal III dan lebih jelas lagi positif pada Kuartal IV,” ujarnya.
Ia pun menegaskan sejauh ini pemerintah masih optimistis bahwa ekonomi Indonesia secara keseluruhan untuk tahun ini tetap tumbuh positif atau jauh dari prediksi IMF sebesar 0,5 persen dan Bank Dunia nol persen.
“Pemerintah sendiri mengharapkan secara keseluruhan 2020 masih bisa tumbuh positif. Meskipun kalau pada awalnya masih di level 3,2 persen lalu sekarang hanya di 1 persen. IMF justru di 0,5 persen dan Bank dunia nol persen,” katanya.
Baca juga: Pengamat proyeksikan ekonomi RI mulai membaik pada Triwulan IV-2020
Baca juga: Pemerintah upayakan pertumbuhan ekonomi akhir 2020 di atas nol persen
Baca juga: Presiden : Pertumbuhan ekonomi kuartal selanjutnya jangan sampai minus
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: