Sepak Bola Nasional
APSSI: perlu persiapan dua bulan sebelum Liga 1 dan 2 kembali bergulir
4 Juni 2020 22:25 WIB
Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena (bawah) berbicara dalam konferensi pers jarak jauh yang berlangsung pada Kamis (4/6/2020). Dalam kegiatan itu, APSSI memaparkan sikap mengenai perkembangan sepak bola di Tanah Air termasuk wacana kelanjutan Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020. (Michael Siahaan)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena mengatakan bahwa idealnya perlu persiapan selama dua bulan sebelum Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 kembali bergulir.
"Apakah Liga 1 dan 2 dimulai lagi September atau Oktober 2020 itu biar PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang menentukan. Namun, usulan kami dari para pelatih adalah kegiatan harus dimulai dua bulan sebelumnya," ujar Yeyen dalam konferensi pers jarak jauh yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai asisten pelatih tim nasional Indonesia itu, sampai saat ini, sudah hampir 2,5 bulan pemain dan pelatih tidak aktif dalam pertandingan.
Artinya, ketika PSSI memutuskan untuk memutar kembali liga, harus ada masa pramusim yang cukup supaya pemain juga pesepak bola bisa menyesuaikan diri dengan atmosfer kompetisi.
"Sesuai ilmu yang kami pelajari, masa persiapan pramusim itu minimal enam minggu, kemudian dilanjutkan dengan dua minggu turnamen pramusim dan persiapan akhir menjelang kompetisi. Jadi total minimal dua bulan. Jangan dipikir, misalnya liga mulai September, maka latihannya sejak September," tutur Yeyen.
Sementara anggota Komite Eksekutif (Exco) APSSI Rahmad Darmawan mengingatkan soal pentingnya periodisasi tim menjelang aktif di kompetisi.
Pria yang juga pelatih klub Madura United itu menilai, berdasarkan pengalamannya, periodisasi persiapan tim selama dua bulan menjelang aktif di kompetisi merupakan kondisi ideal.
Baca juga: PSSI: asosiasi pelatih Indonesia ingin liga dilanjutkan
Sebab, jajaran pelatih di klub pasti membutuhkan waktu untuk meningkatkan beberapa aspek dari pemain seperti kekuatan, kelincahan dan kecepatan.
Hal itu diperlukan karena kondisi pemain berbeda-beda ketika mereka bergabung dengan tim walau sudah melakukan latihan individu di tempat tinggal masing-masing.
"Tidak semua pemain memiliki fasilitas latihan seperti apa yang kita bayangkan di rumahnya. Kita tidak dapat menggaransi kondisi fisik mereka dalam keadaan ideal. Persiapan pramusim penting untuk menyamakan ritme antara latihan dan kompetisi dan itu sebuah kebutuhan," kata Rahmad.
APSSI sendiri sudah menyampaikan masukan tentang masa pramusim tersebut kepada PSSI dalam rapat virtual yang digelar para Selasa (2/4).
Yeyen Tumena dan kolega pun tinggal menunggu bagaimana keputusan PSSI soal kelanjutan liga, penjadwalan dan masalah-masalah teknis lain terkait kompetisi.
PSSI melakukan rapat virtual dengan klub-klub Liga 1, Liga 2, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) pada hari ini, Selasa (2/6) dengan agenda mendiskusikan usulan soal kelanjutan Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 yang dihentikan sejak Maret 2020 karena pandemi COVID-19.
Adapun usulan PSSI untuk Liga 1 musim 2020 adalah, pertama, kompetisi bergulir kembali pada September atau Oktober 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Persija sarankan Liga 1 bergulir kembali pada Oktober 2020
Baca juga: PSSI bukukan prosedur tetap cegah COVID-19 untuk Liga 1 dan 2
Kedua, pembayaran subsidi pertermin dinaikkan dari Rp520 juta menjadi Rp800 juta. Ketiga, tidak ada degradasi dan, terakhir, pertandingan dipusatkan di Pulau Jawa agar seluruh tim tidak perlu berada di tempat publik terutama bandara.
Kemudian, untuk Liga 2 musim 2020, PSSI menyarankan kompetisi bergulir kembali mulai Oktober sampai Desember 2020, subsidi pertermin dinaikkan menjadi Rp200 juta dan tanpa degradasi.
Selain itu, hanya ada dua tim, sebelumnya tiga, yang akan promosi ke Liga 1. Pertandingan Liga 2 juga diusulkan di Pulau Jawa dengan format "home tournament". Sebanyak 24 tim peserta dibagi menjadi empat grup, di mana masing-masing digrup dihuni enam klub.
PSSI akan menggelar rapat komite eksekutif (Exco) untuk membuat keputusan akhir soal kelanjutan liga. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi mengenai kapan rapat itu dilaksanakan.
"Apakah Liga 1 dan 2 dimulai lagi September atau Oktober 2020 itu biar PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang menentukan. Namun, usulan kami dari para pelatih adalah kegiatan harus dimulai dua bulan sebelumnya," ujar Yeyen dalam konferensi pers jarak jauh yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai asisten pelatih tim nasional Indonesia itu, sampai saat ini, sudah hampir 2,5 bulan pemain dan pelatih tidak aktif dalam pertandingan.
Artinya, ketika PSSI memutuskan untuk memutar kembali liga, harus ada masa pramusim yang cukup supaya pemain juga pesepak bola bisa menyesuaikan diri dengan atmosfer kompetisi.
"Sesuai ilmu yang kami pelajari, masa persiapan pramusim itu minimal enam minggu, kemudian dilanjutkan dengan dua minggu turnamen pramusim dan persiapan akhir menjelang kompetisi. Jadi total minimal dua bulan. Jangan dipikir, misalnya liga mulai September, maka latihannya sejak September," tutur Yeyen.
Sementara anggota Komite Eksekutif (Exco) APSSI Rahmad Darmawan mengingatkan soal pentingnya periodisasi tim menjelang aktif di kompetisi.
Pria yang juga pelatih klub Madura United itu menilai, berdasarkan pengalamannya, periodisasi persiapan tim selama dua bulan menjelang aktif di kompetisi merupakan kondisi ideal.
Baca juga: PSSI: asosiasi pelatih Indonesia ingin liga dilanjutkan
Sebab, jajaran pelatih di klub pasti membutuhkan waktu untuk meningkatkan beberapa aspek dari pemain seperti kekuatan, kelincahan dan kecepatan.
Hal itu diperlukan karena kondisi pemain berbeda-beda ketika mereka bergabung dengan tim walau sudah melakukan latihan individu di tempat tinggal masing-masing.
"Tidak semua pemain memiliki fasilitas latihan seperti apa yang kita bayangkan di rumahnya. Kita tidak dapat menggaransi kondisi fisik mereka dalam keadaan ideal. Persiapan pramusim penting untuk menyamakan ritme antara latihan dan kompetisi dan itu sebuah kebutuhan," kata Rahmad.
APSSI sendiri sudah menyampaikan masukan tentang masa pramusim tersebut kepada PSSI dalam rapat virtual yang digelar para Selasa (2/4).
Yeyen Tumena dan kolega pun tinggal menunggu bagaimana keputusan PSSI soal kelanjutan liga, penjadwalan dan masalah-masalah teknis lain terkait kompetisi.
PSSI melakukan rapat virtual dengan klub-klub Liga 1, Liga 2, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) pada hari ini, Selasa (2/6) dengan agenda mendiskusikan usulan soal kelanjutan Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 yang dihentikan sejak Maret 2020 karena pandemi COVID-19.
Adapun usulan PSSI untuk Liga 1 musim 2020 adalah, pertama, kompetisi bergulir kembali pada September atau Oktober 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Persija sarankan Liga 1 bergulir kembali pada Oktober 2020
Baca juga: PSSI bukukan prosedur tetap cegah COVID-19 untuk Liga 1 dan 2
Kedua, pembayaran subsidi pertermin dinaikkan dari Rp520 juta menjadi Rp800 juta. Ketiga, tidak ada degradasi dan, terakhir, pertandingan dipusatkan di Pulau Jawa agar seluruh tim tidak perlu berada di tempat publik terutama bandara.
Kemudian, untuk Liga 2 musim 2020, PSSI menyarankan kompetisi bergulir kembali mulai Oktober sampai Desember 2020, subsidi pertermin dinaikkan menjadi Rp200 juta dan tanpa degradasi.
Selain itu, hanya ada dua tim, sebelumnya tiga, yang akan promosi ke Liga 1. Pertandingan Liga 2 juga diusulkan di Pulau Jawa dengan format "home tournament". Sebanyak 24 tim peserta dibagi menjadi empat grup, di mana masing-masing digrup dihuni enam klub.
PSSI akan menggelar rapat komite eksekutif (Exco) untuk membuat keputusan akhir soal kelanjutan liga. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi mengenai kapan rapat itu dilaksanakan.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: