Kementerian PUPR izinkan RSUD Sintang gunakan rusun jadi karantina
23 April 2020 17:47 WIB
Rusun yang digunakan untuk karantina tim medis yang merawat pasien COVID-19. ANTARA/HO- Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mengizinkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat, memanfaatkan rusun sebagai tempat karantina tim medis yang merawat pasien COVID-19.
"Pada prinsipnya kami mengizinkan pemanfaatan bangunan rumah susun sebagai tempat tinggal sementara bagi tenaga kesehatan dan keluarga pasien dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Khalawi menerangkan pemanfaatan rusun dilaksanakan guna menindaklanjuti surat Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tertanggal 31 Maret 2020 yang menyampaikan permohonan alih fungsi rusun sebagai tempat tinggal sementara untuk tenaga medis dan keluarga pasien.
Kementerian PUPR, imbuhnya, juga terus berkoordinasi dengan pihak pemda setempat dan pihak RSUD untuk mengantisipasi penanganan wabah COVID-19.
Saat ini, ujar dia, Rusun RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang digunakan para tenaga medis kesehatan seperti dokter maupun perawat guna menjalani karantina mandiri.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Kalimantan Barat, Andy Suganda menjelaskan lokasi rusun tersebut sangat strategis karena terletak di lingkungan sekitar RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang yang berada di Jalan Oevang Oeray Sintang.
"Lokasi rusun ini sangatlah strategis karena hanya berjarak 200 meter dari ruang isolasi para pasien PDP virus corona. Jadi Rusun tersebut sangat bermanfaat bagi para tenaga medis yang setelah merawat para pasien PDP virus Corona dapat segera beristirahat dan mengkarantina diri mereka secara mandiri di unit hunian yang tersedia," ucapnya.
Sebagai informasi, Rusun RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang dibangun Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR pada tahun 2018 lalu. Rusun ini memiliki 42 unit hunian yang telah dilengkapi dengan dua kamar tidur yang berisi tempat tidur, lemari pakaian, dapur yang dilengkapi dengan kitchen set, toilet, shower dan closet duduk, serta ruang tamu lengkap dengan mebel seperti kursi dan meja tamu.
Tak hanya fasilitas di unit hunian, rusun ini juga di lengkapi aula, tempat ibadah, wc umum dan sarana umum seperti jaringan air bersih dan jalan lingkungan yang memadai. Rusun tersebut juga sudah diresmikan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono pada tanggal 13 Februari 2020 yang ditandai dengan penandatangan prasasti.
Sementara itu, Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Rossa Trifina mengatakan, pihaknya telah melakukan peningkatan penggunaan dari rumah susun yang berada di Kompleks RSUD sebagai tempat tinggal oleh sejumlah tenaga kesehatan dalam hal mengantisipasi penyebaran virus corona.
Pihaknya juga akan terus memantau peningkatan kebutuhan yang diperlukan oleh tenaga kesehatan dan keluarga pasien yang tinggal di rusun tersebut. Apalagi saat ini RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang berada di Kalimantan Barat.
"Rusun ini kini kita fungsikan sebagai tempat karantina tim medis yang merawat langsung para pasien PDP COVID-19 di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang mulai pertengahan Maret sampai dengan hari ini. Saat ini Rusun tersebut sudah ditempati oleh tenaga kesehatan kita, dokter maupun perawat dalam menjalani karantina mandiri, dan keluarga pasien yang menunggu, untuk beristirahat di rumah susun tersebut," jelasnya.
Salah seorang dokter yang merawat langsung pasien PDP COVID-19 di ruang isolasi RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, dr Yudi menyatakan dirinya sudah tinggal di rusun tersebut sekitar satu bulan.
Sementara itu, salah seorang tenaga kesehatan di RSUD tersebut yang bernama Betarem mengungkapkan saat ini dia bersama empat orang rekannya juga tinggal di rusun tersebut untuk membatasi diri dari lingkungan sekitar.
"Karantina ini kami lakukan sebagai upaya untuk membatasi diri agar tidak kontak langsung dengan lingkungan luar, keluarga, dan teman-teman. Rusunnya dekat dan fasilitasnya memadai. Kami juga sangat terbantu dengan adanya rusun ini dan akomodasi serta konsumsi sudah dijamin jadi kami bisa fokus dalam bekerja merawat pasien COVID-19," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR: RS Akademi UGM untuk Covid-19 diharapkan rampung Mei
Baca juga: Rusunawa di Lampung Selatan jadi tempat isolasi COVID-19
Baca juga: PUPR gunakan rusunawa di Lombok Timur untuk isolasi COVID-19
"Pada prinsipnya kami mengizinkan pemanfaatan bangunan rumah susun sebagai tempat tinggal sementara bagi tenaga kesehatan dan keluarga pasien dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Khalawi menerangkan pemanfaatan rusun dilaksanakan guna menindaklanjuti surat Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tertanggal 31 Maret 2020 yang menyampaikan permohonan alih fungsi rusun sebagai tempat tinggal sementara untuk tenaga medis dan keluarga pasien.
Kementerian PUPR, imbuhnya, juga terus berkoordinasi dengan pihak pemda setempat dan pihak RSUD untuk mengantisipasi penanganan wabah COVID-19.
Saat ini, ujar dia, Rusun RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang digunakan para tenaga medis kesehatan seperti dokter maupun perawat guna menjalani karantina mandiri.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Kalimantan Barat, Andy Suganda menjelaskan lokasi rusun tersebut sangat strategis karena terletak di lingkungan sekitar RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang yang berada di Jalan Oevang Oeray Sintang.
"Lokasi rusun ini sangatlah strategis karena hanya berjarak 200 meter dari ruang isolasi para pasien PDP virus corona. Jadi Rusun tersebut sangat bermanfaat bagi para tenaga medis yang setelah merawat para pasien PDP virus Corona dapat segera beristirahat dan mengkarantina diri mereka secara mandiri di unit hunian yang tersedia," ucapnya.
Sebagai informasi, Rusun RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang dibangun Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR pada tahun 2018 lalu. Rusun ini memiliki 42 unit hunian yang telah dilengkapi dengan dua kamar tidur yang berisi tempat tidur, lemari pakaian, dapur yang dilengkapi dengan kitchen set, toilet, shower dan closet duduk, serta ruang tamu lengkap dengan mebel seperti kursi dan meja tamu.
Tak hanya fasilitas di unit hunian, rusun ini juga di lengkapi aula, tempat ibadah, wc umum dan sarana umum seperti jaringan air bersih dan jalan lingkungan yang memadai. Rusun tersebut juga sudah diresmikan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono pada tanggal 13 Februari 2020 yang ditandai dengan penandatangan prasasti.
Sementara itu, Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Rossa Trifina mengatakan, pihaknya telah melakukan peningkatan penggunaan dari rumah susun yang berada di Kompleks RSUD sebagai tempat tinggal oleh sejumlah tenaga kesehatan dalam hal mengantisipasi penyebaran virus corona.
Pihaknya juga akan terus memantau peningkatan kebutuhan yang diperlukan oleh tenaga kesehatan dan keluarga pasien yang tinggal di rusun tersebut. Apalagi saat ini RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang berada di Kalimantan Barat.
"Rusun ini kini kita fungsikan sebagai tempat karantina tim medis yang merawat langsung para pasien PDP COVID-19 di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang mulai pertengahan Maret sampai dengan hari ini. Saat ini Rusun tersebut sudah ditempati oleh tenaga kesehatan kita, dokter maupun perawat dalam menjalani karantina mandiri, dan keluarga pasien yang menunggu, untuk beristirahat di rumah susun tersebut," jelasnya.
Salah seorang dokter yang merawat langsung pasien PDP COVID-19 di ruang isolasi RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, dr Yudi menyatakan dirinya sudah tinggal di rusun tersebut sekitar satu bulan.
Sementara itu, salah seorang tenaga kesehatan di RSUD tersebut yang bernama Betarem mengungkapkan saat ini dia bersama empat orang rekannya juga tinggal di rusun tersebut untuk membatasi diri dari lingkungan sekitar.
"Karantina ini kami lakukan sebagai upaya untuk membatasi diri agar tidak kontak langsung dengan lingkungan luar, keluarga, dan teman-teman. Rusunnya dekat dan fasilitasnya memadai. Kami juga sangat terbantu dengan adanya rusun ini dan akomodasi serta konsumsi sudah dijamin jadi kami bisa fokus dalam bekerja merawat pasien COVID-19," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR: RS Akademi UGM untuk Covid-19 diharapkan rampung Mei
Baca juga: Rusunawa di Lampung Selatan jadi tempat isolasi COVID-19
Baca juga: PUPR gunakan rusunawa di Lombok Timur untuk isolasi COVID-19
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: