Solo (ANTARA) - Sejumlah tenaga medis perempuan mengaku mulai merasa was-was saat ketemu anak di tengah merebaknya pandemi COVID-19 karena tidak ingin anaknya tertular virus mematikan itu.

"Sejak adanya pandemi ini saya mengurangi interaksi dengan anak. Kalau bisa saat saya pulang mereka sudah tidur. Bahkan, untuk sementara ini saya tidur terpisah dengan anak," kata salah satu dokter di RS PKU Aisyiyah Boyolali Andi Nila Kemalasari di Boyolali, Selasa.

Ia mengatakan rumah sakit tersebut belum menjadi rujukan untuk penanganan pasien COVID-19. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan juga menerima pasien dengan gejala pasien corona.

"Kalau PDP (pasien dalam pengawasan) kami ada empat. Meski demikian, kami tetap memberikan pelayanan yang optimal kepada para pasien," katanya.
Baca juga: Rela tak bertemu keluarga demi merawat pasien COVID-19
Baca juga: Menteri PPPA sebut perempuan-anak semakin rentan karena COVID-19


Tenaga medis lain dari Puskemas Musuk, Kabupaten Boyolali Riski Dinihari mengatakan juga merasa was-was ketika di rumah. Ibu dua anak ini mengatakan selama bekerja sebagai tenaga medis, baru kali ini menghadapi tantangan kerja yang tidak mudah.

"Masalahnya musuh kita itu kan tidak kelihatan. Bahkan suami saya sering berkata kalau dia merasa berat melepas saya kerja. Meski demikian, bagaimanapun juga ini adalah tugas," katanya.

Ia mengatakan meski sering merasa was-was saat harus bertemu dengan anak-anaknya, selama mengikuti prosedur dari pemerintah maka akan aman.

"Yang penting ikuti protokol, saat saya sampai rumah sebelum ketemu anak-anak harus ganti baju dan mandi dulu. Baju juga langsung dicuci," katanya.
Baca juga: Erlina Burhan: Nakes perempuan punya peran ganda
Baca juga: Psikolog: Jauh sebelum wabah COVID-19, perempuan sudah jadi relawan


Sementara itu, tenaga medis di PKU Aisyiyah Boyolali yang juga Koordinator Muhammadiyah Covid Command Center Boyolali Purwani mengaku memperoleh dukungan penuh dari seluruh keluarganya di tengah wabah Covid-19 ini.

"Apalagi keluarga saya adalah keluarga medis, suami dan adik saya juga bekerja di rumah sakit. Jadi kami saling mendukung," katanya.

Selain menangani para pasien, ia juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui Muhammadiyah Covid Command Center.

"Kami juga aktif melakukan penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah. Yang pasti melakukan edukasi kepada masyarakat, dimulai dari apa itu Corona, bagaimana penanganan dan pencegahannya," katanya.
Baca juga: Suka duka Ika, relawan perempuan satu-satunya yang jadi supir ambulans