Jakarta (ANTARA) - Bos tim Mercedes F1 Toto Wolff membeli sejumlah saham di pabrikan mobil asal Inggris Aston Martin, yang akan turun sebagai tim di F1 tahun depan.

Namun juru bicara Wolff di Mercedes menyebut jika mantan pebalap dan pebisnis asal Austria itu tetap berkomitmen menangani Mercedes di F1.

Wolff membeli 4,77 persen saham di Aston Martin, namun akan terdilusi pekan depan menjadi 0,95 persen.

Baca juga: Nasib Grand Prix F1 Belgia tidak pasti di tengah pandemi

Baca juga: Thibaut Courtois akan ramaikan balapan virtual seri ketiga F1


"Ini adalah investasi keuangan dan kemitraan Wolff dan peran eksekutif dengan Mercedes tidak terganggu karena transaksi itu," kata juru bicara Mercedes seperti dikutip Reuters, Sabtu.

Langkah Wolff itu sepertinya mengakhiri intrik yang beredar sejak temannya, Lawrence Stroll, pengusaha asal Kanada, mengambil alih Aston Martin awal tahun ini.

Stroll yang memiliki tim Racing Point, akan mengubah nama dan citra tim itu menjadi Aston Martin mulai 2021.

Induk perusahaan Mercedes-Benz, Daimler juga memiliki sejumlah saham di Aston Martin.

"Jelas jika Aston kini adalah tim B Mercedes," sebut Daily mail.

Baca juga: Berlin E-Prix ditunda, penangguhan musim Formula E diperpanjang

Baca juga: Tim Williams F1 amankan pinjaman dari perusahaan milik ayah Latifi


Masa depan Wolff di Mercedes menjadi bahan spekulasi media, yang menghubungkannya dengan peran senior manajer di Formula 1 dan di Aston Martin.

Kabar itu semakin santer ketika Wolff tidak menghadiri pertemuan penting dengan F1 bulan lalu sementara ia pulang dari Grand Prix Australia yang batal bersama Stroll.

Wolff dulu memiliki saham 16 persen di tim Williams yang kemudian ia jual sebelum bergabung dengan Mercedes, yang ia pimpin dengan kepemilikan saham 30 persen.

Lewis Hamilton, yang juga disebut-sebut akan pindah ke Ferrari, mengatakan kepada jurnalis sebelum krisis kesehatan global mengubah jadwal dan wajah kompetisi F1 tahun ini jika masa depannya di Mercedes akan tergantung dari rencana Wolff.

Juara dunia enam kali asal Britania Raya itu ingin tinggal di Mercedes, sementara perombakan regulasi besar-besaran di F1 terpaksa tertunda hingga 2022 karena pandemi virus corona.