Jakarta (ANTARA) - Awal Maret ini, Rohit Kumar (27) asal India, mengambil langkah yang hampir tidak terpikirkan oleh banyak orang termasuk di negaranya. Dia meminta orangtuanya untuk mengurangi tamu pernikahannya yang dijadwalkan berlangsung pada 1 Mei.
Di India, pernikahan biasanya relatif harus menghabiskan banyak uang karena melibatkan banyak ritual dan banyak tamu. Namun COVID-19 membuat calon pengantin dan keluarganya berpikir lagi.
India, sama halnya dengan Indonesia, tidak memberlakukan lockdown, meskipun virus baru corona atau COVID-19 menjadi pandemi.
Baca juga: Katy Perry-Orlando Bloom tunda pernikahan di Jepang gara-gara corona
Baca juga: Kisah di balik kebaya pernikahan Ashraf Sinclair-BCL
Namun, otoritas di sana memperketat aturan pembatasan di seluruh negeri untuk mengontrol penyebaran COVID-19. Pasangan yang berencana menikah harus memilih satu dari tiga pilihan, yakni menunda, berhemat atau berusaha untuk melanjutkan seperti biasa.
Mungkin hanya ada satu pilihan bagi mereka yang akan menikah dalam tiga minggu ke depan yakni menunda acara sakral itu.
Hanya saja, Kumar dan pasangannya, Soni Kumari (25) yang berprofesi sebagai polisi sudah terlanjur mengeluarkan banyak uang untuk ritual pernikahan, yakni 200.000 rupee India atau setara Rp42 juta. Jumlah itu, menurut mereka yang berasal dari keluarga petani itu cukup besar.
"Uang ini sangat berarti bagi kami ... (tapi) saya pikir mereka harus memahami keseriusan ini. Seribu orang akan datang jika itu terjadi dengan cara tradisional," kata Kumar seperti dilansir Channel News Asia dan dikutip, Kamis.
Kumar bahkan sampai menulis surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi, meminta Modi membujuk orang tuanya untuk mengurangi jumlah tamu. Namun dia tak kunjung mendapat balasan surat.
Baca juga: Virus corona mengancam rencana pernikahan Putri Beatrice
Baca juga: Penyelenggara pernikahan di Jakarta diminta lakukan 4 hal ini
Kursi kosong
Gambaran suasana pernikahan di seluruh India dalam beberapa minggu terakhir biasanya diwarnai banyaknya kursi kosong dan makanan terbuang percuma.
Mahesh Pakala (28), seorang analis keuangan di India mengatakan pernikahannya di Bengaluru harus membatasi jumlah tamu.
"Kami memiliki banyak kerabat yang sudah dalam perjalanan, dengan kereta api dari wilayah lain. Kami menyuruh beberapa dari mereka untuk kembali," kata dia.
Pada sebuah pernikahan di ibu kota India, New Delhi pada Minggu (22/3) lalu, tamu yang datang hanya seperempat dari jumlah yang diundang, kata saudara laki-laki mempelai laki-laki, Mohammed Ahmed.
"Banyak makanan yang terbuang sia-sia," tutur Ahmed.
Pada hari yang sama, pernikahan di Chennai, seharusnya ada lebih dari 2.000 tamu hadir, namun hanya 400 saja yang datang.
Petugas di area pernikahan biasanya menawarkan pembersih tangan kepada para tamu di pintu masuk. Sementara petugas katering menyajikan makanan sembari mengenakan masker.
"Pada akhirnya, kami senang sebagian besar teman dan keluarga terdekat kami datang. " kata S Varsha, saudara perempuan pengantin perempuan yang mengaku harus berulang kali meminta para tamu untuk tidak berjabat tangan dengan pasangan pengantin.
Baca juga: Resepsi pernikahan di Kudus dibatalkan setelah didatangi polisi
Baca juga: Jessica Iskandar & Richard Kyle tunda pernikahan akibat virus corona
Baca juga: Mau menikah? begini tips hitung anggaran agar sesuai bujet
Begini pengalaman pasangan asal India menikah di tengah corona
26 Maret 2020 09:40 WIB
Ilustrasi pernikahan (Pixabay)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: