Ombudsman terima laporan apotek BUMN jual masker dengan harga tinggi
4 Maret 2020 15:52 WIB
Petugas apotek memasang tanda stok masker habis, di kawasan pusat penjualan obat-obatan dan alat kesehatan Tarandam, Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/3/2020). Petugas apotek mengaku stok masker dan "Hand Sanitizer" sudah habis sejak Senin (2/3/2020) menyusul wabah virus Corona 19 yang mulai masuk Indonesia (Antara/Iggoy El Fitra)
Padang, (ANTARA) - Ombudsman perwakilan Sumatera Barat menerima laporan dari masyarakat ada apotek milik BUMN yang menjual masker dengan harga tinggi mencapai Rp200 ribu per kotak.
"Usai menerima laporan langsung kami pelajari, meskipun belum ada tanda-tanda penimbunan atau menahan produksi sehingga harga naik, dugaan kuat kenaikan karena permintaan yang tinggi," kata Asisten Ombudsman perwakilan Sumbar Adel Wahidi di Padang, Rabu.
Ia menyayangkan ada apotek milik BUMN yang ikut menaikkan harga di tengah terjadinya kepanikan sehingga masyarakat banyak mencari masker dan tetap membeli kendati harga tinggi.
"Diduga ini jadi kesempatan untuk meraup keuntungan, saya kira,BUMN tidak akan mencatat keuntungan dengan cara demikian," kata dia.
Ia menilai seharusnya saat ini BUMN ikut membantu menjual masker dengan harga normal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami akan cek, jangan-jangan ini permainan oknum dan tak ada arahan dari perusahaan, kami juga imbau, Dinkes, Kepolisian ikut mengawasi rantai jual masker ini daerah-daerah," kata dia.
Semenjak kehebohan wabah virus corona peredaran masker di Padang, Sumatera Barat menjadi langka.
Seorang warga Padang Rahma Dika (20) mengeluhkan tidak menemukan masker di sejumlah apotek, di Kota Padang.
"Sudah belasan apotek yang saya cek , dan setiap apotek tersebut mengatakan stok maskernya habis," kata dia.
Ia memang membutuhkan masker tersebut karena alergi debu. Sehingga saat bermotor, ia harus mengenakan masker untuk menghalangi debu yang masuk ke hidungnya.
Seorang penjaga apotek di Tarandam, Padang Muhammad Ridwan mengatakan kelangkaan masker tersebut sudah terjadi semenjak tiga minggu yang lalu.
Bahkan sebelum langka, harga masker di Padang naik drastis mencapai Rp250.000 per kotak dari harga biasanya hanya Rp26.000 per kotak, kata dia.
Kenaikan harga masker tersebut terjadi semenjak maraknya diberitakan wabah virus corona yang melanda China.
"Semenjak virus corona harga masker mencapai Rp3.000 per helai dibandingkan sebelumnya hanya Rp1.000 per lembar," kata dia.
Ia mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga masker di apotek di Padang disebabkan karena pasokan masker itu kurang dari distributor.
Baca juga: Polisi ingatkan masyarakat tidak timbun masker dan kebutuhan pokok
Baca juga: Polda Metro Jaya sidak penjualan masker di Pasar Pramuka
Baca juga: Wali Kota Bandung: Jangan ada yang menimbun masker
Baca juga: Tiga terduga penimbun masker diamankan Polda Jateng
"Usai menerima laporan langsung kami pelajari, meskipun belum ada tanda-tanda penimbunan atau menahan produksi sehingga harga naik, dugaan kuat kenaikan karena permintaan yang tinggi," kata Asisten Ombudsman perwakilan Sumbar Adel Wahidi di Padang, Rabu.
Ia menyayangkan ada apotek milik BUMN yang ikut menaikkan harga di tengah terjadinya kepanikan sehingga masyarakat banyak mencari masker dan tetap membeli kendati harga tinggi.
"Diduga ini jadi kesempatan untuk meraup keuntungan, saya kira,BUMN tidak akan mencatat keuntungan dengan cara demikian," kata dia.
Ia menilai seharusnya saat ini BUMN ikut membantu menjual masker dengan harga normal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami akan cek, jangan-jangan ini permainan oknum dan tak ada arahan dari perusahaan, kami juga imbau, Dinkes, Kepolisian ikut mengawasi rantai jual masker ini daerah-daerah," kata dia.
Semenjak kehebohan wabah virus corona peredaran masker di Padang, Sumatera Barat menjadi langka.
Seorang warga Padang Rahma Dika (20) mengeluhkan tidak menemukan masker di sejumlah apotek, di Kota Padang.
"Sudah belasan apotek yang saya cek , dan setiap apotek tersebut mengatakan stok maskernya habis," kata dia.
Ia memang membutuhkan masker tersebut karena alergi debu. Sehingga saat bermotor, ia harus mengenakan masker untuk menghalangi debu yang masuk ke hidungnya.
Seorang penjaga apotek di Tarandam, Padang Muhammad Ridwan mengatakan kelangkaan masker tersebut sudah terjadi semenjak tiga minggu yang lalu.
Bahkan sebelum langka, harga masker di Padang naik drastis mencapai Rp250.000 per kotak dari harga biasanya hanya Rp26.000 per kotak, kata dia.
Kenaikan harga masker tersebut terjadi semenjak maraknya diberitakan wabah virus corona yang melanda China.
"Semenjak virus corona harga masker mencapai Rp3.000 per helai dibandingkan sebelumnya hanya Rp1.000 per lembar," kata dia.
Ia mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga masker di apotek di Padang disebabkan karena pasokan masker itu kurang dari distributor.
Baca juga: Polisi ingatkan masyarakat tidak timbun masker dan kebutuhan pokok
Baca juga: Polda Metro Jaya sidak penjualan masker di Pasar Pramuka
Baca juga: Wali Kota Bandung: Jangan ada yang menimbun masker
Baca juga: Tiga terduga penimbun masker diamankan Polda Jateng
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: