Jakpro harapkan pengaspalan rute Formula E dibuat permanen
14 Februari 2020 21:41 WIB
Direktur Utama Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Darwoto (tengah), bersama Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI)Sadikin Aksa (kiri), dan Formula E Operation Nuno Fernandez (kanan) berfoto usai media briefing Formula E di Hotel Novotel, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Darwoto mengharapkan pengaspalan yang nantinya dilakukan di kawasan Monas sebagai lintasan untuk ajang balap Formula E ditetapkan menjadi jalur permanen.
Menurutnya, jalur yang nantinya beraspal itu tidak hanya berguna untuk lintasan pacu kendaraan ramah lingkungan di bulan Juni 2020 itu namun juga berguna bagi para pengunjung Monas yang merupakan penyandang disabilitas.
"Terus terang secara pribadi saya terenyuh, can you imagine disable people yang lewat di atas cobble stone Monas kalau Delman yang lewat saja sulit jalannya apa lagi mereka? Jadi pengaspalan ini bisa jadi kontribusi kita buat mereka," kata Dwi saat menjawab pertanyaan jurnalis tentang kepastian pengaspalan rute di Monas dalam media briefing mengenai formula E di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat.
Baca juga: IMI sebut Formula E Di Jakarta tidak terpengaruh virus corona
Baca juga: Jakpro sampaikan rincian penggunaan dana untuk perhelatan Formula E
Baca juga: Jakpro perkirakan keuntungan Formula E capai Rp600 miliar per acara
Dalam sesi tanya jawab, seorang jurnalis itu memastikan rute untuk pengaspalan di Monas yang masih dalam perdebatan banyak pihak karena dianggap merusak kawasan penyerapan.
Meski demikian, Dwi mengatakan keputusan pengaspalan dijadikan permanen atau tidak masih dalam pembicaraan antar instansi terkait seperti dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta serta Komisi Pengarah Medan Merdeka.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan sebenarnya keputusan menetapkan aspal di atas cobble stone yang ada saat ini untuk pijakan pejalan kaki di Monas tidaklah menganggu proses peresapan air ke tanah karena pada dasarnya cobble stone yang ada juga berada di atas lapisan semen bukan tanah resapan.
Dwi mengatakan jika nantinya keputusan Pemerintah baik Provinsi maupun Pusat memutuskan agar jalur aspal untuk rute Formula E harus dibongkar usai diadakan maka pihaknya tidak keberatan dengan keputusan itu.
"Ya kalau harus dikelupas lagi juga tidak masalah cuma saya pribadi harapannya dipermanenkan," ujar Dwi.
Hingga saat ini dipastikan Formula E akan berlangsung di kawasan Medan Merdeka yang juga meliputi Monumen Nasional pada 6 Juni 2020.
Perhelatan balap mobil ramah lingkungan itu diperkirakan akan mencetak keuntungan sebesar Rp 500-600 miliar dan diikuti oleh 24 pembalap dari 12 tim.
Menurutnya, jalur yang nantinya beraspal itu tidak hanya berguna untuk lintasan pacu kendaraan ramah lingkungan di bulan Juni 2020 itu namun juga berguna bagi para pengunjung Monas yang merupakan penyandang disabilitas.
"Terus terang secara pribadi saya terenyuh, can you imagine disable people yang lewat di atas cobble stone Monas kalau Delman yang lewat saja sulit jalannya apa lagi mereka? Jadi pengaspalan ini bisa jadi kontribusi kita buat mereka," kata Dwi saat menjawab pertanyaan jurnalis tentang kepastian pengaspalan rute di Monas dalam media briefing mengenai formula E di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat.
Baca juga: IMI sebut Formula E Di Jakarta tidak terpengaruh virus corona
Baca juga: Jakpro sampaikan rincian penggunaan dana untuk perhelatan Formula E
Baca juga: Jakpro perkirakan keuntungan Formula E capai Rp600 miliar per acara
Dalam sesi tanya jawab, seorang jurnalis itu memastikan rute untuk pengaspalan di Monas yang masih dalam perdebatan banyak pihak karena dianggap merusak kawasan penyerapan.
Meski demikian, Dwi mengatakan keputusan pengaspalan dijadikan permanen atau tidak masih dalam pembicaraan antar instansi terkait seperti dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta serta Komisi Pengarah Medan Merdeka.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan sebenarnya keputusan menetapkan aspal di atas cobble stone yang ada saat ini untuk pijakan pejalan kaki di Monas tidaklah menganggu proses peresapan air ke tanah karena pada dasarnya cobble stone yang ada juga berada di atas lapisan semen bukan tanah resapan.
Dwi mengatakan jika nantinya keputusan Pemerintah baik Provinsi maupun Pusat memutuskan agar jalur aspal untuk rute Formula E harus dibongkar usai diadakan maka pihaknya tidak keberatan dengan keputusan itu.
"Ya kalau harus dikelupas lagi juga tidak masalah cuma saya pribadi harapannya dipermanenkan," ujar Dwi.
Hingga saat ini dipastikan Formula E akan berlangsung di kawasan Medan Merdeka yang juga meliputi Monumen Nasional pada 6 Juni 2020.
Perhelatan balap mobil ramah lingkungan itu diperkirakan akan mencetak keuntungan sebesar Rp 500-600 miliar dan diikuti oleh 24 pembalap dari 12 tim.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: