Jakarta (ANTARA) - Manajemen Borneo FC membantah bahwa perekrutan gelandang bertahan asal Tajikistan, Nuriddin Davronov, sebagai langkah panik jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 pada akhir Februari ini.

"Saya pikir bukan (langkah panik). Sebab di setiap pengambilan keputusan ada diskusi dulu dengan tim pelatih dan manajemen. Lalu kami putuskan untuk mengambil dia," ujar asisten pelatih Borneo FC Ahmad Amiruddin seperti dilansir pada laman resmi klub di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Presiden Borneo harapkan prestasi lebih baik di Liga 1

Kedatangan Nuriddin ke Borneo menjadi perbincangan banyak pihak. Pasalnya tim berjuluk Pesut Etam telah memiliki satu pemain Asia, yakni Javlon Guseynov asal Uzbekistan.

Berbeda dengan tim kebanyakan, rata-rata kontestan lainnya lebih memilih memaksimalkan ketentuan tiga non-Asia dan satu Asia. Sementara Borneo justru mengambil langkah yang lain.

Menurut Ahmad, keputusan merekrut Nuriddin dipastikan langkah tepat yang bermuara pada kebutuhan dan strategi tim pelatih jelang bergulirnya Liga 1 Indonesia.

Baca juga: Borneo FC bajak kiper Dicky Indrayana dari Persiraja Banda Aceh

"Secara prinsip, perekrutan Nuriddin sesuai dengan kebutuhan dan merupakan hasil kesepakatan. Yang terpenting adalah perekrutannya sesuai dengan kebutuhan tim," kata dia.

Sosok Nuriddin bukanlah nama baru dalam kancah persepakbolaan Indonesia. Pada musim 2018, pria berusia 29 tahun itu merumput bersama Madura United.

Baca juga: Borneo FC agendakan ujicoba internasional

Kini, kehadirannya telah melengkapi slot pemain asing Pesut Etam setelah sebelumnya resmi mengikat Fransisco Torres, Diogo Campos, dan Javlon Guseynov.