Sabu Raijua dilanda kekeringan
31 Januari 2020 11:13 WIB
Seorang warga mengambil air di embung yang sudah mulai menyusut airnya untuk menyiram tanaman di Kecamatan Alak Kota Kupang, NTT (2/9/2019). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Kupang (ANTARA) - Sebagian besar wilayah di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan dilanda kekeringan akibat minimnya curah hujan pada musim hujan 2019/2020 ini.
"Saya melaporkan bahwa Sabu Raijua masih dalam kondisi kekeringan panjang, karena curah hujan sangat minim," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua, Ndu Ufi di Sabu Raijua, Jumat.
Dia mengemukakan hal itu, melalui telepon genggam dari Sabu Raijua, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah desa di wilayah itu untuk melihat kondisi pertanian warga.
Baca juga: BMKG: Minimnya hujan di Sumba Timur akibat tekanan rendah di Australia
Baca juga: 17 ekor paus terdampar di Sabu Raijua
Menurut dia, hujan memang sudah merata di wilayah Sabu Raijua, tetapi hanya berlangsung beberapa hari saja, dan setelah itu sudah tidak hujan lagi.
"Wilayah Sabu punya struktur tanah agak berbeda. Kalau hujan selama satu hari dan tidak hujan berturut-turut tiga sampai empat hari, tanah sudah sangat kering dan tidak bisa ditanami," katanya.
Baca juga: Sabu Raijua bangun 75 embung atasi kekeringan
Baca juga: Kabupaten Sabu Raijua NTT darurat kekeringan
Dia mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk segera melakukan pendataan di lapangan.
Pendataan ini untuk memastikan bahwa, daerah mana saja yang sudah ditanami tetapi mengering, dan daerah mana saja yang belum tanam atau kemungkinan ada permasalahan bibit yang dihadapi petani untuk melakukan penanaman kembali.
"Kami baru selesai berkoordinasi dengan dinas pertanian, untuk segera melakukan pendataan, sehingga bisa secepatnya menyiapkan langkah penanganan bersama," katanya.
Baca juga: Sabu Raijua dilanda kekeringan
Baca juga: Sabu Raijua dapat bantuan dua embung dari Kementerian PUPR
"Saya melaporkan bahwa Sabu Raijua masih dalam kondisi kekeringan panjang, karena curah hujan sangat minim," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua, Ndu Ufi di Sabu Raijua, Jumat.
Dia mengemukakan hal itu, melalui telepon genggam dari Sabu Raijua, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah desa di wilayah itu untuk melihat kondisi pertanian warga.
Baca juga: BMKG: Minimnya hujan di Sumba Timur akibat tekanan rendah di Australia
Baca juga: 17 ekor paus terdampar di Sabu Raijua
Menurut dia, hujan memang sudah merata di wilayah Sabu Raijua, tetapi hanya berlangsung beberapa hari saja, dan setelah itu sudah tidak hujan lagi.
"Wilayah Sabu punya struktur tanah agak berbeda. Kalau hujan selama satu hari dan tidak hujan berturut-turut tiga sampai empat hari, tanah sudah sangat kering dan tidak bisa ditanami," katanya.
Baca juga: Sabu Raijua bangun 75 embung atasi kekeringan
Baca juga: Kabupaten Sabu Raijua NTT darurat kekeringan
Dia mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk segera melakukan pendataan di lapangan.
Pendataan ini untuk memastikan bahwa, daerah mana saja yang sudah ditanami tetapi mengering, dan daerah mana saja yang belum tanam atau kemungkinan ada permasalahan bibit yang dihadapi petani untuk melakukan penanaman kembali.
"Kami baru selesai berkoordinasi dengan dinas pertanian, untuk segera melakukan pendataan, sehingga bisa secepatnya menyiapkan langkah penanganan bersama," katanya.
Baca juga: Sabu Raijua dilanda kekeringan
Baca juga: Sabu Raijua dapat bantuan dua embung dari Kementerian PUPR
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: