Cirebon (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 3 Cirebon, Jawa Barat, mewaspadai delapan titik daerah rawan bencana alam pada musim hujan ini yang bisa menghambat perjalanan kereta.

"Di wilayah Daop 3 Cirebon kira-kira ada delapan titik daerah yang rawan bencana alam," kata Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon Tamsil Nurhamedi di Cirebon, Kamis.

Delapan daerah itu kata Tamsil, mempunyai kerawanan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, bergerak dan juga amblas yang bisa membuat perjalanan kereta terhambat.

Dia menyebutkan ada empat titik daerah rawan bencana alam di antaranya berada di jalur kereta api antara Stasiun Jatibarang - Stasiun Haurgeulis, Kabupaten Indramayu.

"Wilayah tersebut rawan tanah bergerak dan tanah amblas saat musim hujan. Dan juga merupakan yang terbanyak titik rawan bencana dari semua lintasan kereta api di wilayah kerja PT KAI Daop 3 Cirebon," ujarnya.

Baca juga: Waspada, 7 menit sekali kereta melintas di Cirebon selama liburan

Tamsil melanjutkan untuk titik rawan bencana alam selanjutnya ialah daerah antara Stasiun Tanjungrasa - Stasiun Cikampek, di mana di daerah itu biasa terjadi banjir.

Untuk tiga titik rawan tanah bergerak dan tanah ambles juga terjadi di perlintasan kereta api antara Stasiun Songgom - Stasiun Larangan, Kabupaten Brebes.

Sedangkan perlintasan antara Stasiun Sindanglaut - Stasiun Ciledug itu termasuk kawasan rawan banjir, tanah bergerak dan tanah ambles. Dengan kondisi tersebut KAI Daop 3 Cirebon menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) di 20 titik stasiun guna mempercepat penanganan ketika terjadi bencana alam yang mengganggu perjalanan.

"AMUS kami siapkan di 20 stasiun yang berada di Daop 3 Cirebon," katanya.

Baca juga: KAI Cirebon siapkan material siaga di 20 stasiun antisipasi bencana

Tamsil mengatakan AMUS itu berupa batu balas/kricak, bantalan rel, pasir dan sebagainya yang berguna ketika terjadi bencana alam dan membuat perjalanan kereta terhambat.

Dengan disiapkannya AMUS di 20 stasiun, diharapkan ketika terjadi bencana alam seperti banjir, pergerakan tanah yang menghambat perjalanan kereta bisa segera diatasi.

"AMUS kami siagakan untuk mengantisipasi musim hujan yang bertepatan dengan masa Angkutan Natal dan Tahun Baru," ujarnya.