Presiden bidik peningkatan investasi barang subtitusi impor
6 Desember 2019 11:56 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik New Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten pada Jumat (6/12/2019) (Bayu Prasetyo)
Cilegon, Banten (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap dunia usaha terus meningkatkan investasi industri produksi barang substitusi impor.
"Kita mengharap karena impor kita di bidang petrokimia masih besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus menerus di bidang ini harus terus kita berikan ruang agar nantinya yang namanya impor bahan-bahan petrokimia itu betul-betul stop dan kita justru bisa mengekspornya," kata Presiden dalam sambutannya saat meresmikan pabrik New Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten pada Jumat.
Presiden memproyeksikan dalam empat atau lima tahun Indonesia tidak mengimpor bahan-bahan petrokimia lagi.
Dia berharap dengan rencana investasi Rp80 triliun dari PT Chandra Asri dapat menghasilkan jutaan ton produk, selain untuk dalam negeri, juga dapat diekspor.
Presiden menjelaskan ekspor bahan kimia Indonesia baru mencapai Rp124 triliun, sementara nilai impornya mencapai Rp317 triliun.
Jokowi juga berharap industri penghasil polyethylene dapat memproduksi di dalam negeri lebih besar.
"Kalau kita bisa membuat sendiri kenapa harus impor. Segera selesaikan pabriknya. Kalau bisa jangan sampai empat tahun, dua tahun selesai," kata Jokowi meminta pembangunan dipercepat.
Presiden telah meresmikan pembangunan pabrik New Polyethylene yang dapat memproduksi 736 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menurut data Kementerian Perindustrian, kebutuhan nasional akan bahan baku industri daur ulang plastik sebanyak 7,2 juta ton per tahun.
Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastik lokal disuplai oleh industri Petrokimia di dalam negeri seperti PT Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical.
Baca juga: Presiden kunjungi Banten resmikan pabrik dan infrastruktur
Baca juga: Bersama parlemen Singapura, Jokowi bahas kerja sama investasi
Baca juga: Jokowi tekankan penyelesaian hambatan investasi perbaiki ekosistem
"Kita mengharap karena impor kita di bidang petrokimia masih besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus menerus di bidang ini harus terus kita berikan ruang agar nantinya yang namanya impor bahan-bahan petrokimia itu betul-betul stop dan kita justru bisa mengekspornya," kata Presiden dalam sambutannya saat meresmikan pabrik New Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten pada Jumat.
Presiden memproyeksikan dalam empat atau lima tahun Indonesia tidak mengimpor bahan-bahan petrokimia lagi.
Dia berharap dengan rencana investasi Rp80 triliun dari PT Chandra Asri dapat menghasilkan jutaan ton produk, selain untuk dalam negeri, juga dapat diekspor.
Presiden menjelaskan ekspor bahan kimia Indonesia baru mencapai Rp124 triliun, sementara nilai impornya mencapai Rp317 triliun.
Jokowi juga berharap industri penghasil polyethylene dapat memproduksi di dalam negeri lebih besar.
"Kalau kita bisa membuat sendiri kenapa harus impor. Segera selesaikan pabriknya. Kalau bisa jangan sampai empat tahun, dua tahun selesai," kata Jokowi meminta pembangunan dipercepat.
Presiden telah meresmikan pembangunan pabrik New Polyethylene yang dapat memproduksi 736 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menurut data Kementerian Perindustrian, kebutuhan nasional akan bahan baku industri daur ulang plastik sebanyak 7,2 juta ton per tahun.
Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastik lokal disuplai oleh industri Petrokimia di dalam negeri seperti PT Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical.
Baca juga: Presiden kunjungi Banten resmikan pabrik dan infrastruktur
Baca juga: Bersama parlemen Singapura, Jokowi bahas kerja sama investasi
Baca juga: Jokowi tekankan penyelesaian hambatan investasi perbaiki ekosistem
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: