Lemhannas sebut potensi konflik perpecahan pasca-pilpres mulai mereda
5 November 2019 14:54 WIB
Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Purn Agus Widjojo saat memberikan sambutan pada Forum Komunikasi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (5/11/2019). (Antara Foto/Syaiful Hakim)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyebutkan potensi konflik perpecahan dan mengancam kerukunan pasca pelaksanaan Pilpres 2019 sudah mulai mereda seiring para kontestasi politik mengadakan pertemuan.
"Bahkan, tokoh (Prabowo) yang dulu bersaing dalam kontestasi politik, kini bersatu untuk menjalankan pemerintahan," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI Purn Agus Widjojo dalam sambutannya pada Forum Komunikasi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Lemhannas, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Peneliti Jokowi tangkap alasan di balik Jokowi tarik Prabowo
Baca juga: Beredar hoaks grup WhatsApp Pendukung 02
Baca juga: Try Sutrisno nilai jabatan menteri pertahanan patut untuk Prabowo
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah melantik lawan politiknya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Agus, pelaksanaan demokrasi di Indonesia tahun 2019 dianggap menjadi momentum demokrasi Indonesia yang menuju lebih baik lagi.
"Pencapaian demokrasi ini menjadikan Indonesia merupakan negara satu-satunya yang melaksanakan Pemilu secara serentak dengan sukses," tuturnya.
Ia menyebutkan, selama kontestasi politik Pemilu 2019 hingga saat ini, sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian, Lemhannas memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui tugas dan fungsinya yakni menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan nasional, pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus dasar bangsa ikut berperan aktif dalam menciptakan situasi yang kondusif.
Namun, lanjut dia, untuk mengawal demokrasi dan menjamin keutuhan NKRI, Lemhannas tidak dapat berjuang sendiri tanpa peran komponen bangsa lain.
"Selama ini Lemhannas telah menyuarakan kepada seluruh komponen bangsa yang telah mengikuti pendidikan dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan untuk dapat bersikap arif dan bijaksana," kata Agus.
Selain itu, tambah dia, Lemhannas juga merangkul media massa sebagai salah satu pilar demokrasi untuk bersinergi peran dalam menjaga keberlangsungan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Bahkan, tokoh (Prabowo) yang dulu bersaing dalam kontestasi politik, kini bersatu untuk menjalankan pemerintahan," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI Purn Agus Widjojo dalam sambutannya pada Forum Komunikasi dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, di Lemhannas, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Peneliti Jokowi tangkap alasan di balik Jokowi tarik Prabowo
Baca juga: Beredar hoaks grup WhatsApp Pendukung 02
Baca juga: Try Sutrisno nilai jabatan menteri pertahanan patut untuk Prabowo
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah melantik lawan politiknya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Agus, pelaksanaan demokrasi di Indonesia tahun 2019 dianggap menjadi momentum demokrasi Indonesia yang menuju lebih baik lagi.
"Pencapaian demokrasi ini menjadikan Indonesia merupakan negara satu-satunya yang melaksanakan Pemilu secara serentak dengan sukses," tuturnya.
Ia menyebutkan, selama kontestasi politik Pemilu 2019 hingga saat ini, sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian, Lemhannas memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui tugas dan fungsinya yakni menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan nasional, pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam empat konsensus dasar bangsa ikut berperan aktif dalam menciptakan situasi yang kondusif.
Namun, lanjut dia, untuk mengawal demokrasi dan menjamin keutuhan NKRI, Lemhannas tidak dapat berjuang sendiri tanpa peran komponen bangsa lain.
"Selama ini Lemhannas telah menyuarakan kepada seluruh komponen bangsa yang telah mengikuti pendidikan dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan untuk dapat bersikap arif dan bijaksana," kata Agus.
Selain itu, tambah dia, Lemhannas juga merangkul media massa sebagai salah satu pilar demokrasi untuk bersinergi peran dalam menjaga keberlangsungan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: